Pemerintah bersama DPR RI telah menyepakati Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun haji 1445 H/2024 M sebesar Rp93,41 juta. Angka ini naik 3,73% atau Rp3,36 juta dibanding BPIH 2023 yang berada di angka Rp90,05 juta.
Besaran BPIH 2024 yang telah disepakati tersebut masih akan dibawa ke Rapat Kerja selanjutnya, untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut khususnya mengenai komposisi Biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang mesti ditanggung oleh para calon jemaah, dan penggunaan nilai manfaat, yang ditanggung oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Pada penyelenggaraan ibadah haji 2023 lalu, Bipih ditetapkan sebesar Rp49,81 juta per orang atau 55,32% dari total BPIH. Sedangkan penggunaan nilai manfaat per orang ditetapkan sebesar Rp40,24 juta atau 44,68% dari total BPIH.
Besaran ini, masih termasuk salah satu yang terendah apabila dibandingkan dengan biaya yang mesti dikeluarkan oleh para calon jemaah haji di beberapa negara ASEAN lain.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Brunei berada di urutan pertama negara di ASEAN dengan biaya haji tertinggi. Di tahun 2023, para calon jemaah haji dari Brunei perlu mengeluarkan biaya sebesar BN$19 ribu atau sekitar US$14 ribu untuk paket perjalanan haji termurah.
Selanjutnya, Singapura menetapkan rata-rata biaya haji di tahun 2023 sebesar SG$14.150 atau sekitar US$10.555. Angka ini pun belum mencakup biaya asuransi medis dan tiket akomodasi pesawat. Adapun paket perjalanan haji termurah berada di angka SG$8.490 atau sekitar US$6.346.
Thailand berada di urutan selanjutnya dengan rata-rata biaya haji di tahun 2023 sebesar TH฿250 ribu atau sekitar US$7 ribu untuk paket perjalanan haji 40 hari.
Rata-rata biaya haji tertinggi selanjutnya dicatatkan di Malaysia. Pemerintah Malaysia menerapkan skema pendanaan haji dengan mengklasifikasikan para calon jemaah berdasarkan rata-rata pendapatan perbulannya.
Seseorang dengan rata-rata pendapatan di bawah RM4.850 masuk ke dalam kategori B40, dan berhak mendapatkan subsidi biaya haji sebesar 64% dari pemerintah dan Kerajaan Malaysia, sehingga calon jemaah hanya perlu membayar RM10.980 atau sekitar US$2.380.
Kemudian seseorang dengan rata-rata pendapatan berkisar antara RM4.850-RM10.959 yang tergolong ke dalam kategori M40, berhak mendapat subsidi biaya haji sebesar 48%, sehingga besaran biaya haji yang ditanggung kategori ini sebesar RM15.980 atau sekitar US$3.414.
Sementara seseorang dengan pendapatan di atas RM10.960 tergolong ke dalam kategori T20, perlu membayar biaya haji secara penuh sebesar RM30.850 atau sekitar US$6.590. Secara rata-rata, biaya haji di Malaysia dikalkulasikan sebesar RM19.270 atau sekitar US$4.117 untuk tahun 2023.
Selanjutnya, Filipina, salah satu negara ASEAN dengan populasi muslim di bawah 10%, justru mencatatkan biaya haji yang relatif murah dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya dengan persentase populasi muslim yang tinggi.
Para calon jemaah haji di Filipina perlu membayar sebesar PH₱194 ribu atau sekitar US$3,5 ribu pada penyelenggaraan haji tahun 2023, sedikit di atas biaya haji Indonesia yang sebesar Rp49,81 juta atau sekitar US$3.200.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Editor
