Simak Perbandingan Nilai Ekspor Perikanan Tangkap dan Budidaya 2024

Nilai ekspor perikanan tangkap mencapai US$422,4 juta pada 2024, lebih tinggi dibanding perikanan budidaya sebesar US$349,8 juta.

Simak Perbandingan Nilai Ekspor Perikanan Tangkap dan Budidaya 2024 Ilustrasi Ikan Hasil Tangkapan | Kementerian Kelautan dan Perikanan
Ukuran Fon:

Kegiatan ekspor dan impor berperan penting sebagai penggerak ekonomi di suatu negara. Setiap negara bersaing meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditasnya supaya dapat menembus pasar global. Begitu pun Indonesia sebagai salah satu pelaku perdagangan internasional terus berusaha untuk meningkatkan nilai ekspor sebagai sumber devisa.

Perkembangan komoditas ekspor Indonesia dari tahun 2020-2024 didominasi oleh kelompok nonmigas. Selama periode tersebut, kontribusi ekspor nonmigas Indonesia rata-rata berada pada kisaran 94,42%, sedangkan peranan ekspor migas rata-rata 5,58%.

Ekspor komoditas nonmigas dibagi lagi ke dalam tiga kelompok utama, yakni komoditas hasil pertanian, kehutanan dan perikanan; komoditas hasil industri pengolahan; serta komoditas hasil pertambangan dan lainnya. Sebagai salah satu komoditas utama yang diperdagangkan, kinerja ekspor perikanan Indonesia pada tahun 2024 memperlihatkan dinamika yang menarik antara perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Perbandingan Ekspor Perikanan Tangkap dan Budidaya Pada 2024 | GoodStats
Perbandingan Ekspor Perikanan Tangkap dan Budidaya pada 2024 | GoodStats

Nilai ekspor perikanan tangkap tercatat lebih tinggi, yakni mencapai US$422,4 juta, dibandingkan dengan perikanan budidaya yang sebesar US$349,8 juta pada 2024. Perbedaan ini menggambarkan kontribusi perikanan tangkap masih lebih dominan dalam perdagangan internasional. Terlepas dari itu, keduanya sama-sama memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian sektor perikanan nasional.

Produk perikanan tangkap meliputi udang hasil tangkap, ikan segar, ikan hidup hasil tangkap, kepiting, hingga moluska, sedangkan produk perikanan budidaya mencakup rumput laut dan ganggang, mutiara, ikan hidup, ikan segar, serta udang hasil budidaya.

Penyumbang terbesar nilai ekspor perikanan tangkap pada 2024 adalah komoditas udang hasil tangkap, nilainya mencapai US$138,9 juta dan berat sebesar 6,4 ribu ton.

Adapun tren nilai ekspor perikanan tangkap mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir namun cenderung meningkat belakangan ini.

Pada tahun 2020, tercatat nilai ekspor perikanan tangkap sebesar US$306,2 juta kemudian menurun pada 2021 menjadi US$296,2 juta. Nilainya kembali turun pada 2022 menjadi sebesar US$291,6 juta. Namun pada 2023, mulai terjadi peningkatan hingga pada tahun 2024 nilainya menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Berbeda dengan perikanan tangkap, nilai ekspor perikanan bidudaya cenderung menurun. Nilai ekspor perikanan budidaya pada tahun 2022 berhasil melampaui nilai ekspor terbesar perikanan tangkap, yakni sebesar US$512,5 juta. Kemudian pada 2023 hingga 2024, nilainya terus menurun dari US$460,2 juta menjadi US$349,8 juta.

Nilai ekspor perikanan budidaya pada 2024 didominasi oleh komoditas rumput laut dan ganggang yakni sebesar US$192,8 juta dengan berat 241,1 ribu ton.

Dalam upaya penguatan tata kelola dan pembangunan fasilitas perikanan tangkap, baru-baru ini pemerintah mengadakan program dan pembiayaan yang dilakukan secara masif di wilayah Indonesia Timur. Pembiayaan ini dilakukan dengan dua mekanisme yakni langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) atau melalui transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

“Bantuan yang disalurkan secara langsung maupun dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) pada pemerintah provinsi maupun Kabupaten/kota ini bertujuan meningkatkan produktivitas usaha perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan. Bentuknya berupa pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan, bantuan sarana produksi di kampung nelayan, serta bantuan kapal perikanan dan alat penangkapan ikan bagi nelayan kecil,” ungkap Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Ridwan Mulyana di Jakarta pada Selasa (9/9/2025), melansir laman KKP.

Adapun dalam upaya mendorong produksi perikanan budidaya, DPR RI menerapkan teknologi yang terintegrasi seperti penggunaan Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analisis data. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan pelaku usaha di sektor tersebut.

Baca Juga: Nilai Ekspor Ikan Indonesia Tertinggi Ke-10 di Dunia pada 2024

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/07/60d9e9fbe50bcd95323977ba/analisis-komoditas-ekspor--2020-2024--sektor-pertanian--industri--dan-pertambangan.html

https://kkp.go.id/news/news-detail/kkp-perkuat-pembangunan-fasilitas-perikanan-tangkap-di-indonesia-timur-x63r.html

https://www.antaranews.com/berita/4953297/titiek-soeharto-dorong-budi-daya-perikanan-terintegrasi-teknologi

Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor

Konten Terkait

Daftar Lengkap Negara yang Akui Palestina di Sidang Umum PBB 2025

Berikut ini daftar negara pendukung dan mengakui Palestina merdeka di PBB 2025 serta makna diplomatiknya bagi dunia.

Mengenal 22 Tokoh Dunia di Dewan Penasihat Bloomberg New Economy 2025

Dari Jokowi hingga pemimpin global lain, inilah jajaran 22 penasihat Bloomberg New Economy terbaru.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook