Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan, terutama dalam kehidupan bertetangga yang sering terwujud melalui sistem Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Sebagai struktur sosial yang mendasari keharmonisan masyarakat, RT/RW memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang saling mendukung, menjaga keamanan, dan memperkuat rasa kebersamaan.
Menurut UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, RT dan RW adalah bagian dari Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang bertujuan untuk membantu pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat desa. Oleh karena itu, biasanya terdapat sederet kegiatan di lingkup RT dan RW yang dapat diikuti oleh masyarakat setempat, mendorong masyarakat untuk hadir, berkumpul, dan saling berinteraksi.
Untuk memahami dinamika masyarakat di lingkungan RT/RW, survei bertajuk Tingkat Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan RT/RW telah dilakukan. Survei ini merupakan bagian dari tugas akhir dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism. Adapun survei dilaksanakan pada 27 Oktober hingga 11 November 2024 secara daring melalui Google Form dengan melibatkan 211 responden.
Seberapa Sering Masyarakat Ikut Kegiatan RT/RW?
Hasil survei mengungkapkan bahwa 41,7% responden mengaku masih jarang mengikuti kegiatan RT/RW sekurang-kurangnya dalam enam bulan terakhir, kemudian ditemukan sebanyak 26,5% responden yang masih sering mengikuti, 23,7% responden yang hanya kadang-kadang, dan 8,1% yang rutin berpartisipasi pada setiap kegiatan.
Data ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan RT/RW masih cenderung rendah, terlihat dari tingginya jumlah responden yang jarang mengikuti kegiatan dalam RT/RW.
Hambatan dalam Mengikuti Kegiatan
Alasan utama rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan RT/RW adalah jadwal kegiatan yang bentrok dengan kesibukan pribadi, seperti yang dipilih oleh 50,2% responden. Mayoritas responden merasa bahwa kesibukan pribadi menjadi prioritas utama sehingga mereka tidak mampu untuk hadir, serta jam kegiatan yang sering bertabrakan juga menjadi faktor yang mengurangi minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Selain itu, sebanyak 20,4% responden menyebutkan bahwa kurangnya informasi menjadi penghalang untuk mengikuti kegiatan. Tidak hanya bertabrakan dengan kesibukan lain, masyarakat juga mengeluhkan bahwa informasi mengenai kegiatan seringkali disampaikan terlambat atau tidak merata. Hal ini menyebabkan banyak warga terlambat mengetahui adanya kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu, komunikasi dan koordinasi antar sesama warga perlu ditingkatkan sehingga penyebaran informasi menjadi lebih inklusif, merata, dan mampu menarik partisipasi masyarakat yang lebih tinggi.
Alasan lain yang ditemukan yakni sebanyak 19,9% responden merasa tidak ada manfaat langsung dari kegiatan dan sebanyak 8,5% responden menganggap bahwa kegiatan RT/RW kurang menarik atau relevan. Adapun terdapat 1% responden lainnya yang tidak memberikan alasan yang spesifik.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang ada di lingkungan RT/RW masih dianggap kurang menarik dan tidak memberikan manfaat yang jelas. Diperlukan inovasi dan inisiatif baik dari pengurus RT/RW maupun masyarakat setempat untuk menciptakan kegiatan yang lebih kreatif dan mampu menarik minat warga.
Kegiatan yang Paling Sering Diikuti
Meskipun terdapat hambatan, masyarakat masih menunjukkan ketertarikan terhadap kegiatan di lingkungan RT/RW. Hal ini terlihat dari 37,76% responden yang masih sering mengikuti kegiatan perayaan hari besar, seperti Hari Besar Keagamaan (Idul Fitri, Natal, dan lainnya) serta hari libur nasional (17 Agustus, Hari Buruh, dan sebagainya).
Partisipasi ini didorong oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan momentum hari besar, seperti Hari Lebaran (Idul Fitri) yang dimanfaatkan untuk bersilaturahmi, dan Hari Kemerdekaan sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan antarwarga melalui perlombaan, pentas seni, serta menghias lingkungan dengan pernak-pernik khas kemerdekaan.
Kegiatan lain yang sering diikuti adalah Kerja Bakti. Hal ini ditunjukan dengan sebanyak 21,7% responden yang memilih kegiatan ini karena kerja bakti merupakan aktivitas yang umum dilakukan oleh masyarakat. Kerja bakti menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, aman, dan nyaman bagi semua warga sekitar, bahkan sering dilombakan untuk meningkatkan minat partisipasi masyarakat.
Kegiatan lainnya mencakup kegiatan yang merupakan bagian dari LKD, yang bersifat rutin dan memiliki jadwal serta pengurus tetap, seperti halnya Pengajian/Tahlil rutin yang dipilih oleh 18,11% responden, kemudian kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dipilih oleh 11,22% responden, dan kegiatan Siskamling/Ronda yang dipilih oleh 9,44% responden.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang bersifat rutin masih sering diikuti oleh masyarakat sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar bagi warga yang aktif terlibat dalam kegiatan tersebut. Adapun sebanyak 2,30% responden lainnya menyatakan tidak mengikuti kegiatan atau lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan yang lain.
Baca Juga: Apakah Gen Z Masih Tertarik Untuk Memiliki Rumah?
Penulis: Suci Dwi Febriyanti
Editor: Editor