Penguatan Ekspor Industri Sepatu Lokal di Tengah Ancaman Resesi Global

Resesi global yang sedang melanda mengakibatkan kemungkinan terjadinya penurunan nilai pada hasil ekspor industri sepatu di Indonesia

Penguatan Ekspor Industri Sepatu Lokal di Tengah Ancaman Resesi Global Industri Sepatu Lokal Indonesia (Sumber: Shutterstocks)

Bank Dunia memprediksi kemungkinan terjadinya resesi global pada tahun 2023, sehingga hal tersebut mengkhawatirkan banyak negara termasuk Indonesia. Akibat dari kenaikan harga energi hingga suku bungan acuan di berbagai negara, inflansi pun menjadi melonjak. 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatid, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Resesi ekonomi dapat berdampak pada stagflasi atau deflasi. Hal tersebut berakibat pada melemahnya konsumsi dan bisnis akan terancam bangkrut. 

Industri sepatu lokal sempat tergonjang-ganjing karena sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir tahun lalu seiring dengan ancaman resesi global.

Namun ditengah resesi global yang sedang terjadi saat ini, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) telah menyiapkan kebijakan fiskal maupun nonfisnal sebagai uapaya mitigasi agar industri alas kaki nasional lebih tahan banting dengan memperkuat rantai pasokan dan menggarap potensi industri alas kaki di pasar domestik. 

Nilai ekspor alas kaki diperkirakan bakal anjlok hingga 35%-40% menjadi 4,64 miliar dolar AS atau Rp71,42 triliun dibandingkan dengan tahun lalu 7,74 miliar dolar AS. Kendati demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampai dengan triwulan I-2023, ekspor industri alas kaki jika dilihat dari nilai penjualan domestik telah mencapai 647 juta dolar AS atau setara dengan Rp9,6 miliar.

Kinerja ekspor alas kaki selama pandemi Covid-19 dianggap mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan industri lainnya yang mati. Pada 2020, eskpor alas kaki naik 8,96% menjadi 4,8 miliar dolar AS, dan tahin berikutnya melonjak 28,76% menjadi 6,18 miliar dolar AS, diikuti dengan kenaikan kembali pada tahun berikutnya sebanyak 25,15% menjadi 7,74 miliar dolar AS.

Meskipun perkiraan penurunan masih akan terus berlanjut hingga 2024, kemungkinan eskpor industri alas kaki nasional masih bisa optimis naik jika kita bisa mendorong anak-anak muda untuk membuat merek baru yang dapat masuk ke pasar domestik, sebab untuk bisa masuk ke pasar domestik harus membutuhkan produk yang bukan premium.

Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

48% Orang Gunakan Pay Later untuk Fashion, Apakah Kamu Salah Satunya?

48% memanfaatkan layanan pay later untuk kebutuhan mode dan paket internet. Apakah tren ini berdampak baik atau justru sebaliknya?

Di Mana Orang Indonesia Belanja Ramadan?

Selain fokus pada ibadah puasa, masyarakat Indonesia juga mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Idulfitri. Di mana saja mereka berbelanja?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook