Pemerintah Indonesia melalui Holding BUMN tambang, MIND ID (Mining Industry Indonesia) resmi kuasai PT Vale Indonesia Tbk (INCO) setelah berhasil meningkatkan kepemilikan saham menjadi 34% dari sebelumnya yang hanya 20% pada hari Senin, (26/2/2024) kemarin.
Sementara Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining masing-masing tercatat akan memegang porsi saham 33,9% dan 11,5%. Kemudian sisanya sebesar 20,6% akan dimiliki publik.
Penandatangan divestasi saham sebesar 14% tersebut dinilai akan memperkuat komitmen pemerintah Indonesia terhadap percepatan hilirisasi tambang nikel. Sebelum Indonesia resmi menjadi pemegang mayoritas saham, proses hilirisasi di Vale selama ini berjalan lambat.
“Kalau kita sudah kepemilikannya secure (aman), dia punya blueprint (rancangan) hilirisasi ke depan dipercepat,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir pada Senin, (26/2/2024).
Diketahui, divestasi saham Vale memang merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk perpanjangan Kontrak Karya (KK) yang akan berakhir pada 28 Desember 2025 mendatang. Dengan ini, pemerintah akan memperpanjang kontrak tambang Vale dengan penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Sebagai negara penghasil nikel tebesar di dunia yang telah memproduksi 1,8 juta metrik ton pada tahun 2023 menurut data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), kebijakan hilirisasi nikel dinilai penting untuk menopang industri baterai kendaraan listrik agar Indonesia dapat menjadi pemain utama.
Sementara itu, tambang Vale Indonesia tercatat telah memproduksi nikel dalam matte vale mencapai 70.728 metrik ton pada tahun 2023. Capaian tersebut naik sebesar 18% dari tahun sebelumnya yang sebesar 60.090 metrik ton.
Di sisi lain, volume penjualan nikel oleh Vale pada 2023 juga tercatat meningkat sebesar 17% dari tahun 2022 dan naik 20% dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Meskipun harga realisasi rata-rata perusahaan lebih rendah pada tahun 2023, namun perseroan mampu mempertahankan biaya produksi di level US$10.089 per ton pada 2023, yang berkontribusi pada kenaikan laba kotor sebesar 11%,” ungkap CEO dan Presiden Direktur Perseroan PT Vale Febriany Eddy dilansir dari CNBC Indonesia.
Adapun, pemerintah menyatakan keterbukaan terhadap investor lain dalam proses hilirisasi nikel dan mengharapkan kerjasama dan kemitraan yang erat dengan perusahaan asing. Melansir Tempo.co, Menteri BUMN mengaku bahwa pihaknya sedang mengejar kemitraan dengan perusahaan lain, termasuk Volkswagen dan LG dalam industri kendaraan listrik.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya