Owa dan Orangutan Termasuk dalam Primata dengan Populasi Terbanyak

Meski primata ini mempunyai populasi paling banyak, namun status konservasinya ada yang terancam punah.

Owa dan Orangutan Termasuk dalam Primata dengan Populasi Terbanyak Ilustrasi Primata. Photo by wirestock from Freepik

Primata merupakan salah satu klasifikasi hewan yang disebut-sebut paling dekat dengan karakteristik manusia. Maka tidak heran apabila primata merupakan hewan yang cerdas dan bersahabat dengan manusia.

Dari sekian banyak primata di dunia ini, beberapa jenis primata memiliki populasi yang cenderung lebih banyak dibandingkan primata lainnya. Namun mirisnya, status konservasi beberapa primata berikut mendekati kepunahan karena kerusakan habitat dan hilangnya sumber makanan mereka.

Perlu diketahui bahwa data yang dirilis berasal dari WorldAtlas dengan pemutakhiran pada 2017 silam. Berikut primata dengan populasi terbanyak di dunia.

1. Owa Kalawat

Ilustrasi Owa Kalawat. Photo from Wikipedia
Ilustrasi Owa Kalawat. Photo from Wikipedia

Owa Kalawat atau Owa Muller merupakan salah satu primata yang paling umum di dunia. Pada tahun 2017, populasi primata ini diperkirakan mencapai 312.500 ekor.

Primata dengan nama ilmiah Hylobates muelleri ini merupakan hewan yang menyebar secara terbatas (endemik) di beberapa daerah Pulau Kalimantan. Tercatat bahwa owa kalawat tersebar di seluruh bagian Pulau Borneo kecuali bagian barat daya yang lebih banyak dihuni owa kalimantan.

Owa kalawat memiliki banyak panggilan. Oleh penduduk lokal, primata ini kerap disebut owa-owa, kalawet hingga klampiau dan kelempiau. Sementara itu dalam Bahasa Inggris, owa kalawat kerap disebut sebagai Mueller's Gibbon, Grey Gibbon atau Borneo Gibbon.

Mirisnya meski owa kalawat menjadi salah satu primata dengan populasi paling banyak di dunia, nyatanya owa kalawat merupakan spesies dengan status konservasi ‘terancam’. Untuk mencegah kepunahannya, beberapa taman nasional menjadi tempat konservasi owa kalawat, seperti Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Taman Nasional Kayan Mentarang, Taman Nasional Kutai, dan Hutan Lindung Sungai Wain.

2. Simpanse

Ilustrasi Simpanse. Photo from Wikipedia
Ilustrasi Simpanse. Photo from Wikipedia

Dalam budaya populer, simpanse selalu digambarkan menjadi primata yang pandai dan banyak tingkah. Menurut WorldAtlas, populasi simpanse pada tahun 2017 berjumlah 236.200 ekor.

Simpanse merupakan primata yang sering ditemui di sabana dan hutan-hutan Afrika Sub-Sahara. Ukuran tubuh simpanse sangat beragam, namun umumnya tinggi simpanse dapat mencapai 1-1.7 meter saat berdiri dengan berat 32-60 kilogram. Proporsi tubuh simpanse jantan cenderung lebih besar dibandingkan simpanse betina, namun keduanya memiliki rambut berwarna coklat atau hitam yang menutupi seluruh tubuhnya.

Meski menjadi salah satu primata yang keberadaannya paling umum di dunia, status konservasi simpanse tidak demikian. Simpanse telah diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah atau spesies genting. Beberapa penyebab utama status tersebut adalah kerusakan habitat, perburuan liar dan penyakit.

3. Gelada

Ilustrasi Gelada. Photo from Wikipedia
Ilustrasi Gelada. Photo from Wikipedia

Gelada merupakan primata yang umum dijumpai di Ethiopia. Mereka adalah primata yang tinggal di pegunungan, lebih tepatnya di dataran tinggi Ethiopia di Pegunungan Simien. Hewan yang kerap dijuluki sebagai ‘monyet jantung berdarah’ ini adalah omnivora, di mana gelada kerap mengonsumsi daun, rumput hingga buah, serangga dan biji-bijian.

Primata dengan nama latin Theropithecus gelada ini memiliki karakteristik yang sama dengan Spesies monyet lainnya. Ukuran tubuh jantan lebih besar dua kali lipat dibandingkan betinanya, di mana Gelada jantan mempunyai gigi taring yang sering mereka tunjukkan satu sama lain sebagai tanda dominasi atau agresi.

Menurut data per 2017, populasi Gelada di seluruh dunia mencapai 200.000. Jumlah ini menjadikan Gelada sebagai primata dengan ‘risiko rendah’. Namun karena habitat Gelada masih terpusat di Ethiopia, maka diperlukan penanganan khusus agar tidak terjadi kepunahan di habitat sendiri.

4. Gorila Barat

Ilustrasi Gorila. Photo by wirestock from Freepik
Ilustrasi Gorila. Photo by wirestock from Freepik

Gorila, atau Gorilla dalam bahasa ilmiah terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu gorilla barat dan gorilla timur. Gorilla barat dibagi kembali menjadi dua klasifikasi, yaitu Cross River Gorilla dan Western Lowland Gorilla. Gorilla timur juga dibagi kembali ke dua klasifikasi, Eastern Lowland Gorilla dan Mountain Gorilla.

Meski serupa, terdapat perbedaan antara Gorilla Barat dengan Gorilla Timur. Gorila dataran rendah barat memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan Gorilla dataran rendah timur, dengan rambut dan dada yang berwarna kecoklatan. Meski berbeda, kedua gorilla tersebut sama-sama memakan batang pohon, rebung, dan buah-buahan. Namun, gorila dataran rendah barat juga menyukai rayap dan semut dengan membuka sarang serangga.

Spesies yang berasal dari Afrika Barat ini ditetapkan sebagai spesies ‘terancam kritis’ atau critically endangered. Sebab, populasi primata raksasa ini hanya tertinggal sebanyak 175.000 di seluruh dunia.

5. Orang Utan Kalimantan

Ilustrasi Orang Utan Kalimantan. Photo by jcomp from Freepik
Ilustrasi Orang Utan Kalimantan. Photo by jcomp from Freepik

Selain owa, Pulau Kalimantan juga menjadi habitat asli orang utan. Orang utan Kalimantan, atau Pongo pygmaeus dalam bahasa ilmiah merupakan primata khas Pulau Borneo, tepatnya di Indonesia dan Malaysia.

Orang utan Kalimantan merupakan spesies yang paling besar dibandingkan dua spesies orang utan lainnya. Tubuh primata ini dipenuhi oleh rambut coklat kemerahan yang berwarna gelap. Berat badan orang utan kalimantan jantan dewasa bisa mencapai 50-90 kilogram dan tinggi badan 1,25-1,5 m. Sedangkan betina dewasa memiliki berat 30-50 kilogram dan tinggi 1 meter. Umumnya, orang utan Kalimantan melakukan aktivitas sehari-hari di pohon dan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya.

Per tahun 2017, populasi orang utan Kalimantan diperkirakan hanya tersisa sebanyak 57.000 ekor. Primata ini terancam punah karena kerusakan habitat asli yang menyebabkan orang utan kehilangan tempat tinggal dan makanan.

Penulis: Almas Taqiyya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Negara Mana yang “Ideal” Bagi Para Pekerja?

Seperti apakah bare minimum negara ideal untuk para pekerja?

Di Belakang Brasil, Indonesia Miliki Ragam Hayati Terbesar Kedua di Dunia

Indonesia menjadi rumah bagi beragam jenis tumbuhan dan hewan, negara mana saja yang miliki anugerah serupa?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X