Negara dengan Tingkat Literasi Terendah di Dunia, Afrika Mendominasi

Tingkat literasi global dari tahun ke tahun menunjukkan tren positif, namun sejumlah negara masih mencatatkan indeks literasi baca tulis di bawah 50 persen.

Negara dengan Tingkat Literasi Terendah di Dunia, Afrika Mendominasi Ilustrasi membaca buku | Daniel Tadevosyan/Shutterstock

Apa hal pertama yang terlintas di pikiran ketika mendengar kata literasi? Sebagian besar orang mungkin akan secara otomatis mengasosiasikan literasi dengan kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan baca dan tulis memang merupakan bagian dari literasi, namun definisi literasi sebenarnya lebih dari itu.

Dalam arti luas, literasi merupakan istilah yang mengacu pada kemampuan individu dalam membaca, menulis, menyampaikan isi pikiran secara verbal, termasuk juga mengkalkulasi dan menyelesaikan masalah pada tingkat keterampilan tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip dari UNESCO Institute for Statistics, pemahaman seseorang tentang literasi dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya kompetensi akademik, konteks negara asal, institusi, nilai-nilai budaya, serta pengalaman individual lainnya.

Istilah literasi dewasa ini telah digunakan di berbagai konteks, tidak hanya baca-tulis. Jika Anda berselancar di internet dengan kata kunci literasi, anda akan menemukan berbagai jenis lainnya: literasi digital, literasi numerikal, literasi keuangan, literasi kesehatan, literasi media, dan sebagainya.

Tren literasi global konsisten meningkat

Terlepas dari banyaknya tipe literasi, apabila disederhanakan maka maknanya tetaplah pemahaman individu tentang suatu hal serta bagaimana kemudian pemahaman tersebut memengaruhi cara individu mengambil keputusan.

Secara global, persentase tingkat literasi pada remaja hingga dewasa usia 15 tahun ke atas terus meningkat secara perlahan. Literasi yang dimaksud pada data berikut adalah kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis dengan pemahaman terhadap pernyataan-pernyataan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat literasi global untuk penduduk berusia 15 tahun ke atas tahun 2016 - 2020 | GoodStats

Tingkat literasi global yang saat ini telah mencapai angka di atas 86 persen menandakan sebagian besar populasi dunia telah menguasai kemampuan membaca, menulis, dan memahami pernyataan sederhana. Tak dipungkiri lagi, kemampuan ini merupakan dasar yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengikuti perkembangan zaman yang kian pesat.

Indeks literasi rendah didominasi wilayah Afrika

Ironisnya, masih terdapat negara-negara yang lebih dari setengah populasinya tidak menguasai literasi membaca dan menulis. Dilansir dari World Population Review pada tahun 2022, berikut adalah 10 negara dengan indeks literasi baca-tulis di bawah 50 persen.

10 negara dengan tingkat literasi terendah di dunia tahun 2022 | GoodStats

Negara yang memiliki indeks literasi baca-tulis di bawah 50 persen didominasi oleh negara-negara dari Afrika Barat, Afrika Timur, dan Afrika Tengah. Survei literasi dilakukan dalam rentang tahun 2014 hingga 2018.

Berdasarkan data di atas, negara dengan indeks literasi terendah yaitu Chad dengan persentase hanya sebesar 22,31 persen per tahun 2016. Chad merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Afrika Tengah. Per tahun 2020, sekitar 40 persen dari populasi Chad hidup di bawah garis kemiskinan.

Tidak hanya itu, kurang dari setengah populasi anak dan remaja Chad tidak mengikuti pembelajaran formal di sekolah. Tingkat kehadiran hanya mencapai 8 persen untuk sekolah menengah ke atas dan 13 persen untuk sekolah menengah pertama. Rendahnya kualitas pendidikan dan ketimpangan pendapatan yang tinggi berkorelasi dengan terhambatnya pertumbuhan ekonomi di negara dengan populasi sekitar 17 juta penduduk ini.

Di Afrika Timur, terdapat Sudan Selatan yang pada tahun 2018 indeks literasi baca-tulis populasinya berada pada angka 34,52 persen. Dari sekitar 14 juta populasi di negara ini, hampir 80 persennya hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan di bawah 5,50 dolar AS per hari.

Apakah literasi berhubungan dengan kemiskinan?

Kemiskinan dapat berpengaruh secara negatif pada perkembangan kognitif dan performa akademik individu. Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan mengalami keterbatasan dalam mengakses fasilitas kesehatan dan akses terhadap makanan sehat dan bernutrisi yang dibutuhkan untuk menyokong tumbuh kembang anak.

Selain itu, keluarga dengan status ekonomi rendah memiliki kesulitan dalam mengakses fasilitas pendidikan yang berkualitas. Karenanya, paparan terhadap buku dan materi-materi bacaan lainnya.

Lingkungan tempat tinggal masyarakat dengan ekonomi sulit juga cenderung berada pada area dengan yang kurang bersih, perumahan yang tidak stabil, serta rawan ketidakamanan maupun kriminalitas.

Rendahnya indeks literasi dan kemiskinan seringkali berjalan beriringan. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat yang paling dasar yaitu membaca dan menulis, perlu juga mempertimbangkan upaya untuk mengentas kemiskinan di suatu daerah.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Melihat Kesiapan Anak Muda Menghadapi Perubahan Teknologi dalam Dunia Kerja

Survei menunjukan bahwa 91% anak muda siap menghadapi perubahan teknologi dalam dunia kerja.

Simak Preferensi Bacaan Gen Z 2024

Faktor kenyamanan menjadi kunci utama populernya physical book di era digitalisasi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook