Terus Turun, Ini Tren Angka Buta Aksara 2015-2025
Sosial • 19 Desember 2025Dalam waktu sedekade, angka buta aksara di Indonesia menyusut sebesar 1,88%, dari yang semula 4,78% pada tahun 2015 menjadi 2,9% pada tahun 2025
Dalam waktu sedekade, angka buta aksara di Indonesia menyusut sebesar 1,88%, dari yang semula 4,78% pada tahun 2015 menjadi 2,9% pada tahun 2025
Papua Pegunungan (31,68%) menjadi provinsi dengan persentase penduduk buta aksara terbanyak pada tahun 2025, diikuti Papua Tengah (14,18%) dan NTB (8,93%)
Dalam 1 dekade terakhir, angka melek aksara di Indonesia bertambah sebesar 1,88%, dari yang semula 95,22% pada tahun 2015 menjadi 97,1% pada tahun 2025
Sulawesi Utara (99,8%) menjadi provinsi yang paling melek aksara pada tahun 2025, disusul Jakarta (99,71%) dan Kepulauan Riau (99,46%)
The Wedding People menjadi buku fiksi terfavorit versi Goodreads dengan jumlah 94.733 voting pada tahun 2024.
Responden dengan penghasilan >Rp15 juta memiliki TGM 80,38, lebih tinggi dibanding penghasilan <Rp1,5 juta (65,67).
Laskar Pelangi menjadi buku Indonesia terpopuler sepanjang masa dengan skor 47.492 di Goodreads.
SNLIK 2025 menunjukkan bahwa generasi usia 18–35 tahun menjadi kelompok dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan tertinggi
Sulawesi Selatan jadi provinsi dengan indeks pembangunan literasi tertinggi 2024, capai 88,24. Sementara, budaya literasi di kalangan santri masih terkendala
Hampir seluruh pemuda Indonesia kini melek huruf, dengan capaian 99,79% pada tahun 2024
Sebanyak 93,8% pelajar di Aceh mengaku membaca kitab suci dalam seminggu terakhir, disusul Papua (93,41%) dan Kepri (92,96%) pada tahun 2024
Pulau Jawa dan Sumatra dominasi daftar provinsi yang pelajarnya gemar baca koran pada 2024, dipuncaki Jakarta (22%), Kepri (15,05%), dan Banten (14,9%)
Sebanyak 67,8% responden atau hampir 7 dari 10 publik RI mengaku tidak pernah berkunjung ke perpustakaan dalam setahun terakhir
Sebanyak 37,6% publik menilai bahwa pengadaan perpustakaan umum di daerah sangat penting, hanya segelintir yang menganggap tidak penting
Pamor perpustakaan sebagai pintu gerbang pengetahuan menurun berkat isolasi Covid dan majunya teknologi, meski demikian beberapa provinsi masih memiliki minat.
Sekitar 75,8% publik Indonesia membaca kitab suci setidaknya satu minggu sebelum disurvei oleh BPS
Berdasarkan data BPS pada tahun 2024, publik Sumatra Barat jadi yang paling gemar mengunjungi perpustakaan
Selain Jawa Timur, mana saja provinsi dengan perpustakaan terakreditasi paling banyak?
Ironi temuan Dinas Pendidikan, 363 siswa SMP di Buleleng masih belum bisa atau belum lancar membaca
Meski harganya tidak ramah di kantong, nyatanya minat membaca buku cetak (fisik) masih jauh lebih tinggi dibandingkan format lain, seperti e-book dan audiobook.
Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.
Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook