Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kehadiran investor asing tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi, pengetahuan, dan akses pasar internasional.
Modal asing ini membantu pembangunan infrastruktur, meningkatkan produktivitas industri, serta menciptakan lapangan kerja baru. Pada periode 2010 hingga 2024, terdapat sejumlah negara yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai yang signifikan.
Data Investasi Asing di Indonesia 2010–2024
Singapura
Singapura menempati posisi puncak sebagai investor asing terbesar di Indonesia dengan total investasi USD 121,93 miliar sepanjang 2010 sampai pertengahan 2024. Angka ini jauh melampaui negara lain, menjadikan Singapura sebagai mitra dominan dalam arus FDI Indonesia.
Selain itu, banyak perusahaan multinasional menjadikan Singapura sebagai pusat regional untuk Asia Tenggara. Akibatnya, meskipun perusahaan asalnya bisa berasal dari Eropa, Amerika, atau Asia, aliran modal seringkali tercatat melalui Singapura. Faktor inilah yang menjelaskan mengapa angka investasi Singapura terlihat sangat tinggi.
Tren tahunan menunjukkan konsistensi tinggi, dengan capaian terbesar pada 2023 senilai USD 15,35 miliar. Meskipun terdapat fluktuasi pada 2019 akibat ketidakpastian global, Singapura mampu mempertahankan tren naik, termasuk pada periode pandemi COVID-19 (2020–2021).
Jepang
Jepang berada di posisi kedua dengan total investasi USD 49,48 miliar. Karakteristik investasi Jepang masih sama seperti periode awal 2010-an, yaitu fokus pada sektor otomotif, elektronik, infrastruktur, serta energi.
Pada 2013, Jepang mencatat lonjakan besar dengan investasi mencapai USD 4,71 miliar, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Fenomena ini berhubungan dengan ekspansi besar-besaran industri otomotif Jepang di Indonesia. Hingga kini, Indonesia masih menjadi basis produksi penting bagi Toyota, Honda, dan Suzuki untuk pasar ASEAN.
Pasca-2015, investasi Jepang tetap stabil di kisaran USD 2-5 miliar per tahun, meskipun sempat turun saat pandemi. Namun, pemulihan terlihat jelas pada 2022 sampai 2023 dengan tren naik ke atas USD 4,6 miliar. Konsistensi ini memperlihatkan komitmen jangka panjang Jepang dalam mendukung industrialisasi Indonesia.
China
Setelah tahun 2015 posisi ranking investasi China melonjak tajam. Hingga pertengahan 2024, Tiongkok mencatat total investasi USD 42,90 miliar, menjadikannya salah satu kekuatan baru dalam lanskap FDI Indonesia.
Lonjakan besar terjadi mulai 2016, seiring dengan menguatnya inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) yang mendorong investasi Tiongkok di infrastruktur dan energi Indonesia.
Pada 2019, investasi Tiongkok bahkan mencapai hampir USD 4,7 miliar, dan terus meningkat hingga USD 8,22 miliar pada 2022. Proyek-proyek strategis seperti pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, kawasan industri Morowali, serta infrastruktur energi menjadi bukti nyata ekspansi Tiongkok.
Amerika Serikat
Amerika Serikat menempati posisi keempat dengan total investasi USD 25,22 miliar. AS memiliki keunggulan di sektor energi dan pertambangan, yang tercermin dari kehadiran beberapa perusahaan raksasanya di Indonesia.
Tren investasi AS relatif fluktuatif. Pada 2013, investasinya mencapai USD 2,43 miliar, namun sempat turun di 2015-2016 sebelum kembali melonjak di 2021-2023.
Di era baru, fokus AS juga meluas ke sektor teknologi digital dan keuangan, termasuk melalui perusahaan berbasis Silicon Valley yang semakin melirik potensi pasar digital Indonesia.
Peningkatan tajam terlihat pada 2022-2023, dengan capaian di atas USD 3 miliar per tahun, mencerminkan ketertarikan baru terhadap sektor ekonomi digital, startup, dan energi terbarukan.
Korea Selatan
Korea Selatan mencatat total investasi USD 23,89 miliar. Sektor utama masih meliputi baja, otomotif, dan elektronik. Perusahaan seperti Hyundai dan POSCO terus memperluas operasinya di Indonesia.
Pada 2012-2013, investasi Korea Selatan sudah cukup tinggi, tetapi ekspansi lebih agresif terjadi setelah 2017. Misalnya, Hyundai membangun pabrik mobil listrik di Bekasi, yang menjadi salah satu tonggak penting dalam transformasi industri otomotif Indonesia menuju kendaraan listrik.
Tren Korea Selatan tetap stabil pasca pandemi dengan kontribusi di atas USD 2 miliar pada 2022-2023. Dengan fokus pada industri strategis masa depan, Korea berpotensi meningkatkan perannya lebih jauh dalam dekade mendatang.
Mauritius
Mauritius menorehkan total investasi USD 5,27 miliar sepanjang 2010 sampai pertengahan 2024. Angka ini relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran negaranya. Fenomena ini dijelaskan oleh status Mauritius sebagai tax haven, sehingga modal dari berbagai perusahaan global disalurkan ke Indonesia lewat yurisdiksi ini.
Puncak investasi Mauritius terjadi pada 2012–2013, dengan capaian lebih dari USD 1 miliar. Namun, pasca 2015 kontribusinya menurun drastis, rata-rata hanya puluhan hingga ratusan juta dolar per tahun.
Jerman
Dari sisi Eropa, Jerman mencatatkan investasi relatif kecil dibandingkan negara Asia dan Amerika. Jerman hanya menyumbang USD 2,32 miliar.
Keterbatasan ini bisa dijelaskan oleh fokus Uni Eropa yang lebih besar pada kawasan internal serta prioritas investasi mereka ke negara dengan regulasi yang lebih dekat.
Pertumbuhan Investasi 2010-2024
Jika dilihat dari total keseluruhan, investasi asing yang masuk dari negara-negara tersebut cenderung meningkat, meski ada fluktuasi di beberapa tahun. Singapura tetap stabil di angka miliaran dolar setiap tahunnya, sedangkan Jepang menunjukkan lonjakan tajam pada 2013.
Amerika Serikat dan Korea Selatan juga mengalami tren pertumbuhan yang relatif positif, meskipun dengan angka yang fluktuatif. Sementara itu, munculnya Mauritius sebagai negara penyalur investasi dan meningkatnya tren dari Tiongkok menjadi catatan menarik dalam dinamika penanaman modal di Indonesia.
Baca juga: 10 Sektor dengan Realisasi Investasi Asing Tertinggi Triwulan I 2025
Penulis: Emily Zakia
Editor: Editor