Dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat, sebagaimana terlampir dalam Permendagri No. 13 Tahun 2024, keberadaan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) memiliki tugas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta meningkatkan pelayanan masyarakat di Desa/Kelurahan., utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Setiap posyandu memiliki tingkat perkembangan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Untuk menilai sejauh mana kemajuan dan kualitas pelayanan tersebut, digunakan sistem strata posyandu.
Strata atau tingkat perkembangan posyandu dapat diketahui melalui pola pembinaan yang disebut telaah kemandirian posyandu, yaitu proses pendataan terhadap semua posyandu berdasarkan sejauh mana pencapaian mereka dalam hal pengorganisasian dan pelaksanaan program-program kesehatan. Berikut jenis-jenisnya:
Posyandu Pratama
Posyandu pratama merupakan tingkatan awal dalam klasifikasi posyandu. Di tahap ini, posyandu biasanya telah memiliki struktur program kerja, namun pelaksanaannya belum berjalan secara konsisten. Kegiatan seperti penimbangan balita, pemeriksaan ibu hamil, atau imunisasi masih dilakukan secara sporadis atau hanya saat momen tertentu.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia maupun rendahnya kesiapan dan partisipasi masyarakat. Untuk meningkatkan kinerjanya, diperlukan intervensi berupa penambahan kader serta upaya memotivasi warga agar lebih aktif terlibat.
Posyandu Madya
Naik satu tingkat dari pratama, ada posyandu madya yang prosedurnya sudah lebih teratur. Minimal sudah ada lima kader yang aktif, serta kegiatan posyandu dilakukan lebih rutin, setidaknya delapan kali dalam setahun.
Namun, dari segi cakupan layanan, posyandu madya biasanya baru bisa menjalankan sebagian dari lima pelayanan dasar yang ideal (KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare). Rata-rata pelaksanaan baru mencakup sekitar 50 persen atau kurang.
Posyandu Purnama
Pada tingkat ini, posyandu sudah menjalankan kegiatan lebih dari delapan kali per tahun secara teratur, dengan minimal lima kader aktif. Cakupan layanan lima program utama sudah melampaui 50 persen, dan posyandu mulai aktif mengembangkan kegiatan tambahan seperti edukasi gizi, pembinaan lansia, atau kelas ibu hamil.
Salah satu keunggulan posyandu purnama adalah mulai adanya dukungan finansial dari masyarakat, seperti iuran sukarela atau sumbangan warga yang dikenal sebagai dana sehat.
Posyandu Mandiri
Inilah strata tertinggi dalam sistem posyandu. Posyandu mandiri tidak hanya menjalankan kegiatan rutin lebih dari delapan kali dalam setahun dan memiliki minimal lima kader, tetapi juga telah berhasil melaksanakan seluruh cakupan layanan dasar secara menyeluruh.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan untuk menjamin keberlanjutan program, termasuk pembinaan dana sehat. Posyandu mandiri juga didorong untuk mengembangkan lebih banyak program tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Informasi terkait strata posyandu dilansir dari laman resmi Kemenkes.
Keberhasilan posyandu tentunya tidak bisa dicapai begitu saja tanpa dukungan menyeluruh dari berbagai pihak terkait, baik dalam bentuk dukungan moral, material, maupun finansial. Sinergi kerja sama yang baik akan dapat menunjang keberhasilan pengelolaan posyandu, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Baca Juga: Bagaimana Pandangan Publik terhadap Aliran Dana Desa?
Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya
Editor: Editor