Berdasarkan laporan e-Conomy SEA yang dirilis pada tahun 2021, rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia memberikan peluang besar bagi pertumbuhan paylater sebagai metode pembayaran alternatif dalam bentuk pinjaman online atau cicilan.
Kemudahan melakukan cicilan serta peningkatan ketersediaan platform paylater mendorong minat konsumen di Indonesia untuk tertarik menggunakan fitur ini di masa yang akan datang, utamanya saat berbelanja online.
Terlebih jika fitur paylater telah diintegrasikan ke dalam proses check out di eCommerce, hal ini akan memberikan pengalaman transaksi yang mulus tanpa perlu berpindah aplikasi untuk melakukan pembayaran saat berbelanja online.
Hampir seluruh konsumen di Indonesia sudah tahu paylater
Mengutip hasil survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) bersama dengan Kredivo yang dirilis pada tahun 2022, 90 persen konsumen telah mengetahui paylater sebagai salah satu metode pembayaran.
Sementara itu, tingkat pengetahuan konsumen mengenai fitur paylater masih sama dengan tahun sebelumnya yakni berada di tingkat sedang. Adapun rata-rata skor pengetahuan konsumen Indonesia mengenai paylater ialah sebesar 26,0.
Mayoritas konsumen mengetahui bahwa paylater merupakan layanan pinjaman online tanpa kartu kredit (91 persen) serta tagihan paylater dapat dilunasi dalam satu kali bayar maupun secara berkala (85 persen).
Namun yang masih belum banyak diketahui konsumen ialah bahwa penggunaan paylater tidak dikenakan biaya tahunan (54 persen). Di samping itu, masih banyak pula konsumen yang tidak mengetahui bahwa tenor cicilan paylater tergolong pendek tidak sampai 24 bulan, umumnya hanya sampai 12 bulan untuk perorangan (67 persen).
Mayoritas gunakan paylater untuk membeli kebutuhan mendesak
Temuan lebih lanjut dari survei ini mengungkapkan bahwa jumlah konsumen yang menggunakan paylater dalam kurun waktu 1 tahun ke belakang mencapai 38 persen. Sementara itu, 45 persen konsumen menunjukkan ketertarikannya terhadap fitur paylater berkat adanya promo menarik.
Bila menilik alasan konsumen menggunakan paylater, membeli kebutuhan mendadak atau mendesak jadi alasan utama seseorang menggunakan fitur paylater. Adapun persentasenya mencapai 58 persen pada tahun 2022. Kemudian sebesar 52 persen konsumen mengungkapkan alasan menggunakan paylater ialah untuk belanja dengan cicilan jangka pendek yakni kurang dari 1 tahun.
Sementara itu, 45 persen di antaranya beralasan mendapatkan lebih banyak promo menarik saat menggunakan paylater. Alasan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 32 persen.
Adapun sebesar 36 persen konsumen mengungkapkan bahwa alasan mereka menggunakan paylater ialah untuk membatasi dan mengelola pengeluaran bulanan. Di samping itu beberapa alasan lainnya konsumen menggunakan paylater di antaranya ialah untuk membeli barang selain keperluan bulanan (26 persen), hanya sekedar coba-coba (5 persen), dan alasan lainnya (1 persen).
Beragam keunggulan paylater dirasakan konsumen
Berbicara tentang keunggulan menggunakan paylater yang dirasakan oleh konsumen, mayoritas mengungkapkan bahwa paylater dapat memenuhi kebutuhan ketika tidak memiliki dana yang cukup. Adapun persentasenya mencapai 72 persen.
Keunggulan berikutnya yang dirasakan oleh konsumen ialah paylater berfungsi sebagai alternatif pilihan pembayaran cicilan selain kartu kredit dengan persentase sebesar 65 persen. Diikuti fleksibilitas dengan pembayaran cicilan di posisi berikutnya dengan persentase sebesar 56 persen.
Di samping itu, masih banyak lagi keunggulan yang dirasakan oleh konsumen saat menggunakan paylater di antaranya ialah kemudahan memperoleh akses kredit dengan cepat, aman karena sudah terdaftar dan diawasi OJK, ada promo menarik, dan sebagainya.
Berdasarkan pengalaman konsumen yang telah menggunakan paylater, mayoritas mengungkapkan sangat puas terhadap layanan paylater. Adapun skor rata-rata tingkat kepuasan konsumen terhadap paylater ialah sebesar 8,7 dari total 10 poin.
Meski populer, masih banyak konsumen yang belum mencicipi paylater
Hasil survei juga mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen konsumen belum menggunakan metode pembayaran paylater dalam kurun waktu setahun terakhir. Adapun alasan utama konsumen belum menggunakan paylater ialah karena tidak mau menambah utang dengan persentase sebesar 43 persen.
Alasan berikutnya yakni konsumen takut boros jika menggunakan paylater dengan raihan persentase sebesar 35 persen. Diikuti alasan takut dengan denda jika telat bayar yang berada di posisi berikutnya dengan persentase sebesar 30 persen.
Masih terdapat beberapa alasan lainnya di balik konsumen yang belum menggunakan layanan paylater. Alasan-alasan tersebut di antaranya ialah lebih memilih pembayaran biasa, tidak tertarik, kurangnya pemahaman menggunakan paylater, bunga cicilan besar, adanya biaya administrasi, dan lain sebagainya.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya