Media Sosial Jadi Ancaman Utama Kesehatan Mental Remaja

Media sosial dipilih oleh orang tua dan remaja sebagai sumber utama gangguan kesehatan mental, mengalahkan bullying dan teknologi.

Media Sosial Jadi Ancaman Utama Kesehatan Mental Remaja Ilustrasi Media Sosial | Pexels
Ukuran Fon:

Di era digital yang serba terhubung, media sosial kini telah menjadi ruang utama bagi remaja untuk mengekspresikan diri, bersosialisasi, dan membentuk identitas. Namun di balik kemudahan berbagi informasi, terselip sisi gelap yang sering luput dari perhatian, yakni dampak negatif terhadap kesehatan mental. Alih-alih memperkuat koneksi, media sosial sering kali menjadi sumber tekanan, perbandingan sosial, hingga kecemasan yang tidak terlihat.

Masa remaja merupakan periode penuh perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah masa pencarian jati diri tersebut, banyak remaja bergumul dengan beban mental yang perlahan menggerus kepercayaan diri, kestabilan emosi, hingga semangat hidup.  Banyak pula yang menjadi korban cyber bullying hingga merasa terisolasi, hanya bergantung pada validasi dari jumlah likes dan komentar.

Survei dari Pew Research Institute terhadap orang tua dan remaja berusia 13-17 tahun menyebutkan bahwa orang tua nyatanya lebih khawatir akan kesehatan mental remaja dibanding anaknya sendiri. Sebanyak 55% responden orang tua mengaku sangat khawatir dengan isu kesehatan mental anaknya, berbanding 35% remaja.

Media sosial jadi ancaman utama kesehatan mental remaja | GoodStats
Media sosial jadi ancaman utama kesehatan mental remaja | GoodStats

Ada beberapa faktor yang dipandang mengancam kesehatan mental remaja. Baik remaja maupun orang tua sama-sama menjadikan media sosial sebagai ancaman utama bagi kesehatan mental. Sebanyak 44% responden orang tua dan 22% responden remaja memilih media sosial. 

Pemakaian media sosial yang tidak bijak tanpa batasan yang jelas akan sangat memengaruhi kondisi mental remaja. Apalagi media sosial merupakan wadah untuk berbagi, remaja yang mentalnya belum cukup stabil sangat mudah terpengaruh apa yang dilakukan anak-anak lain seusianya, yang belum tentu membuahkan hasil positif. Tidak jarang remaja sekarang yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.

Selain media sosial, 14% responden orang tua memilih teknologi sebagai salah satu yang memperburuk kesehatan mental remaja. Hal ini berbeda dengan remaja yang lebih memilih perundungan sebagai ancaman utama kesehatan mental. Faktor lain seperti tekanan dan ekspektasi, sekolah, dan kondisi sosial turut dipertimbangkan.

Perbedaan persepsi antara orang tua dan remaja menegaskan perbedaan sudut pandang dalam menilai kesehatan mental. Remaja yang mengalami sendiri hal-hal yang disebutkan dalam daftar, cenderung lebih memprioritaskan isu-isu dengan dampak besar terhadap kesehatan mental, sedangkan orang tua lebih mendasarkan penilaiannya pada pengalaman masa lampau dan pengamatannya terhadap remaja saat ini.

Pentingnya Peran Orang Tua

Temuan lebih lanjut menyebutkan bahwa 52% responden remaja lebih nyaman mengobrol dengan orang tua, dibanding 48% responden yang memilih teman.

Mayoritas remaja lebih nyaman curhat dengan orang tua | GoodStats
Mayoritas remaja lebih nyaman curhat dengan orang tua | GoodStats

Temuan ini membuktikan besarnya peran orang tua dalam pertumbuhan remaja. Di masa-masa pencarian jati diri ini, orang tua harus bisa membantu menahkodai anak dalam membentuk masa depannya. Menciptakan kondisi yang nyaman dan memperbanyak frekuensi percakapan dengan anak akan membantu remaja untuk lebih terbuka dan mau curhat. 

Selain orang tua dan teman, 31% responden juga mengaku lebih nyaman berbincang dengan terapis kesehatan mental. Menariknya, ada pula 28% responden yang lebih suka mengobrol dengan keluarga selain orang tua, menunjukkan bagaimana dukungan keluarga juga sangat penting. Terakhir, 12% responden lebih nyaman curhat dengan guru.

Adapun Pew Research Institute melakukan survei melalui laman pribadi terhadap 1.391 pasangan orang tua dan anak remaja di Amerika Serikat pada 18 September hingga 10 Oktober 2024. Margin of error dari penelitian ini adalah sebesar 3,3%.

Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental yang Paling Dikhawatirkan Orang Indonesia 2024

Sumber:

https://www.pewresearch.org/internet/2025/04/22/teens-social-media-and-mental-health/

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Media Sosial Jadi Ancaman Utama Kesehatan Mental Remaja

Media sosial dipilih oleh orang tua dan remaja sebagai sumber utama gangguan kesehatan mental, mengalahkan bullying dan teknologi.

Apa Arti Tampan bagi Pria?

Arti tampan bagi pria tidak melulu soal penampilan, tapi juga soal kepercayaan diri dan mindset positif.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook