Sektor peternakan unggas di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan, terutama dalam mendukung kebutuhan pangan masyarakat. Setiap daerah memiliki jumlah perusahaan peternakan unggas yang beragam. Bukan hanya sebagai pusat produksi daging ayam dan telur, peternakan ini juga menjadi tulang punggung rantai pasok nasional yang menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri hingga ekspor.
Data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menunjukkan 10 provinsi dengan jumlah perusahaan peternakan unggas terbanyak di Indonesia pada tahun 2024.
Jawa Barat menempati posisi teratas dengan 252 perusahaan, disusul Banten sebanyak 158 perusahaan. Dua provinsi lain di Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga masuk dalam jajaran tertinggi dengan masing-masing 101 dan 91 perusahaan. Data ini memperlihatkan dominasi wilayah Pulau Jawa dalam industri peternakan unggas nasional, yang menjadi pusat utama produksi unggas di Indonesia.
Sementara itu, provinsi di luar Jawa seperti Sulawesi Selatan memiliki 27 perusahaan, Kalimantan Barat memiliki 22 perusahaan, serta Kalimantan Selatan dengan 18 perusahaan. Sumatra Utara dan DI Yogyakarta masing-masing mencatat 13 perusahaan, sedangkan Sumatra Barat berada di posisi kesepuluh dengan 11 perusahaan.
Meski jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan Pulau Jawa, keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut tetap berkontribusi dalam memperkuat ketersediaan protein hewani serta mendukung perekonomian daerah melalui sektor peternakan unggas.
Dari total 865 perusahaan peternakan unggas pada tahun 2024, sekitar 98,6% atau sebanyak 853 memiliki bentuk badan hukum berupa PT/CV/Firma, sedangkan perusahaan BUMN mencapai 5 perusahaan. Selain itu terdapat pula perusahaan dengan bentuk badan hukum koperasi dan yayasan masing-masing sebanyak 5 dan 2 perusahaan peternakan unggas.
Melihat persebaran perusahaan peternakan unggas yang belum merata, pemerintah daerah memegang peranan penting dalam menetapkan kebijakan dan strategi untuk mengembangkan sektor ini. Pemerintah daerah perlu banyak berkoordinasi dengan stakeholder terkait seperti peternak lokal, lembaga keuangan, penyedia pakan dan bibit unggul, serta masyarakat.
Di samping itu, pemerintah juga berperan sebagai fasilitator, yaitu penunjang sarana prasarana bagi peternakan unggas. Dalam menghasilkan ternak yang baik, tentunya perlu dukungan fasilitas yang memadai seperti ketersediaan kandang yang layak dan pakan yang berkualitas. Tidak lupa pemberian pelatihan dan pendampingan kepada para peternak juga perlu terus ditingkatkan. Hal ini dibutuhkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola peternakan yang lebih efektif dan efisien.
Baca Juga: Simak 5 Provinsi Penghasil Telur Ayam Tertinggi di Indonesia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/15/64e7d72b5b7a74cb36e02ee6/statistik-perusahaan-peternakan-unggas-2024.html
http://eprints.ipdn.ac.id/22534/1/32.1054_Iyan%20Syahputra%20I.K%20Kunub_Repository.pdf
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor