Mayoritas Investor Pasar Modal Indonesia Berada di Jawa

Investor pasar modal Indonesia mayoritas berada di Pulau Jawa, proporsinya mencapai lebih dari 67%.

Mayoritas Investor Pasar Modal Indonesia Berada di Jawa Ilustrasi Investor | Gramedia

Jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat. Menurut catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlahnya mencapai 13,35 juta pada Juli 2024 ini. Terdapat kenaikan sebesar 2,05% dibanding periode Juni 2024 yang sebanyak 13.08 juta investor. Jumlah ini cukup signifikan, mengingat KSEI mencatat pada 2021 lalu, jumlah investor pasar modal hanya 7,49 juta investor, hampir setengah dari jumlahnya saat ini.

Kenaikan yang tinggi ini mencerminkan pergeseran pandangan masyarakat terhadap pentingnya berinvestasi. Jika dulu investasi identik dengan pengusaha-pengusaha kaya, kini investasi bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan dengan modal awal yang sangat kecil sekalipun. 

Berdasarkan sebaran wilayahnya, maka investor pasar modal Indonesia paling banyak berdomisili di Jawa. sebanyak 67,79% dari total investor pasar modal nasional berada di pulau tersebut, proporsinya naik dari Juni 2024 yang sebanyak 67,74%.

Investor pasar modal Indonesia mayoritas berada di Pulau Jawa.
Investor pasar modal Indonesia mayoritas berada di Pulau Jawa | GoodStats

Selain Jawa, investor pasar modal Indonesia juga berada di Sumatra, meski jumlahnya jauh lebih rendah dibanding di Pulau Jawa. Sebanyak 16,39% investor pasar modal Indonesia dilaporkan berdomisili di Sumatra, proporsinya turun dari Juni 2024 yang sebanyak 16,64%.

Berikutnya, investor pasar modal Indonesia tersebar di Sulawesi (5,52%), Kalimantan (5,23%), Bali, NTT, dan NTB (3,76%), hingga paling sedikit di Maluku dan Papua (1,31%).

Apa Jumlah Investor Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pulau dengan tingkat kemiskinan tertinggi berada di Maluku dan Papua, tingginya mencapai 19,39%. Bali, NTT, dan NTB berada di urutan kedua dengan 12,72%.

Dapat dilihat bahwa dua provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi nyatanya tidak memiliki proporsi investor pasar modal yang tinggi. Lantas, apa kedua hal ini berhubungan?

Nyatanya, keduanya tidak bisa dibilang berhubungan secara langsung. Tingginya jumlah investor di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari tingginya literasi finansial di wilayah tersebut, mudahnya akses memperoleh informasi terkait investasi, pengaruh sosial, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah dengan jumlah investor yang rendah, terbatasnya infrastruktur dan pengetahuan mungkin menjadi kunci penyebabnya.

Dengan demikian, memang jumlah investor pasar modal cenderung lebih jarang ditemukan di wilayah-wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi karena terbatasnya infrastruktur dan akses terhadap pendidikan terkait investasi.

Hal inilah yang kemudian harus didorong oleh pemerintah setempat untuk lebih menekankan pentingnya melakukan investasi sejak dini. Investasi merupakan instrumen yang nilainya takkan berkurang meski terkena inflasi, sehingga sangat tepat digunakan dalam jangka panjang untuk menyiapkan masa depan. Tidak hanya menabung, masyarakat harus mulai membiasakan diri melakukan investasi.

Baca Juga: Simak Pekerjaan Investor Pasar Modal Indonesia, Ada Pelajar Juga!

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Tata Finansial dengan Baik, Ini Perbedaan Tujuan Menabung Gen Z dan Millenial

Milenial dan gen Z mempunyai perbedaan tujuan dalam perencanaan keuangannya, milenial prioritaskan pendidikan anak, sedangkan gen Z fokus pada dana darurat.

Pinjaman Macet 2024, Tren yang Mendominasi Generasi Muda

Kelompok usia 19-34 tahun mendominasi dalam pinjaman macet pada 2024, dengan total mencapai Rp652,73 miliar pada bulan Juli.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook