Penyakit Jantung Jadi Penyakit yang Paling Ditakuti Orang Indonesia

Kekhawatiran terhadap penyakit fisik ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran akan pencegahan dan penanganan dini untuk menjaga kesehatan yang lebih baik.

Penyakit Jantung Jadi Penyakit yang Paling Ditakuti Orang Indonesia Ilustrasi Penyakit Jantung | Shutterstock

Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan signifikan pada jenis penyakit fisik yang dialami manusia. Penyakit yang dulunya jarang terjadi, kini semakin sering muncul dan malah menjadi lebih kompleks.

Penyebab dari penyakit-penyakit ini pun kian beragam, mulai dari faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, hingga paparan terhadap polusi dan zat kimia berbahaya. Kondisi ini menimbulkan tantangan baru dalam dunia kesehatan, karena penanganan dan pencegahan penyakit menjadi semakin sulit.

Potensi ancaman dari berbagai penyakit fisik ini semakin mengkhawatirkan, terutama dengan munculnya penyakit-penyakit baru yang sebelumnya tidak dikenal. Penyakit-penyakit yang dulunya hanya menyerang segelintir orang kini menyebar lebih luas dan cepat, bahkan dalam skala global. Pandemi Covid-19 dan penyebaran wabah cacar monyet menjadi segelintir contoh.

Selain itu, perubahan pola hidup modern yang cenderung kurang sehat juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit, mulai dari penyakit kronis hingga penyakit menular yang lebih sulit untuk dikendalikan.

Situasi ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan para ahli kesehatan. Meningkatnya kasus penyakit fisik dengan berbagai variasi dan penyebab yang kompleks membuat upaya pencegahan menjadi semakin mendesak.

Potensi penyakit fisik yang dikhawatirkan oleh orang Indonesia, penyakit jantung tertinggi | GoodStats

Menurut hasil survei Manulife Asia Care 2024, orang Indonesia memiliki kekhawatiran yang besar terhadap berbagai jenis penyakit fisik yang berpotensi mengancam kesehatan mereka.

Data menunjukkan bahwa 40,1% responden sangat mengkhawatirkan penyakit jantung, menjadikannya penyakit yang paling ditakuti di Indonesia.

Hal ini tidak mengherankan, mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara ini, terutama di tengah gaya hidup modern yang sering kali kurang sehat.

Selain penyakit jantung, stroke juga menjadi perhatian serius bagi masyarakat, dengan 35,1% responden merasa khawatir akan ancaman penyakit ini.

Stroke, yang berhubungan erat dengan tekanan darah tinggi dan pola makan yang tidak sehat, menjadi momok karena dampaknya yang bisa sangat parah dan dapat mengakibatkan kecacatan permanen.

Tidak hanya itu, masalah kelebihan berat badan atau overweight juga menjadi perhatian signifikan dengan 24,2% responden yang merasa cemas. Kelebihan berat badan sering kali menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung.

Kekhawatiran ini diikuti oleh 21,9% responden yang takut akan diabetes dan 21,8% yang khawatir akan kanker, dua penyakit yang juga memiliki tingkat prevalensi tinggi di Indonesia.

Menariknya, penyakit menular seperti flu dan pneumonia juga tidak luput dari kekhawatiran, dengan 18,5% responden merasa terancam oleh penyakit ini. Meskipun sering dianggap ringan, kedua penyakit ini dapat berakibat fatal, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah lemah.

Penyakit ginjal memperoleh kekhawatiran dari 17,3% responden, menunjukkan kesadaran yang cukup tinggi terhadap masalah kesehatan yang sering kali muncul akibat gaya hidup tidak sehat.

Begitu pula dengan penyakit pernapasan bawah (9,9%) dan penyakit hati (8,4%), yang meskipun persentasenya lebih rendah, tetap menunjukkan adanya kesadaran akan risiko berbahaya yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi ini.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan spektrum kekhawatiran yang luas terhadap berbagai penyakit fisik di kalangan masyarakat Indonesia. Kekhawatiran ini mencerminkan realitas bahwa penyakit-penyakit tersebut tidak hanya sering terjadi, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Profesi dengan Prevalensi Penyakit Jantung Tertinggi

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Pengangguran Lulusan Sarjana Meningkat, Apa Sebabnya?

Meskipun menempuh pendidikan tinggi, angka pengangguran lulusan sarjana meningkat di 2023 mencapai 5,18%.

Anak Perempuan Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan

Per September 2024, anak perempuan yang menjadi korban kekerasan mencapai 15 ribu anak di seluruh provinsi Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook