Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi dengan sistem kekuasaan negara yang dilakukan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mengutip dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Sukoharjo, istilah demokrasi dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
- Sikap dan perilaku rakyat dalam menjalankan Pemilu dengan baik.
- Hubungan antara rakyat atau para wakil rakyat bermusyawarah guna merumuskan suatu keputusan politik.
- Sikap bangsa atau para wakil rakyat (DPR) mengatasi perbedaan dengan baik.
- Terwujudnya hak-hak wakil rakyat (DPR), seperti hak interpelasi, hak budget, hak inisiatif, dan hak-hak lain secara baik dan tepat.
- Seberapa besar nasionalisme rakyat mengakar pada penghormatan sejarah pergerakan perjuangan kemerdekaan.
Melihat Demokrasi dari Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)
Berdasarkan penjelasan tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) untuk melihat data perkembangan demokrasi di Indonesia.
Indikator tersebut dihasilkan dari gabungan berbagai fenomena demokrasi di suatu daerah bersama dengan beberapa instansi pemerintah, seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta Pemerintah Daerah.
Adanya IDI menjadi penting, apabila melihat nilai demokrasi di Indonesia terus mengalami perubahan fluktuatif setiap tahunnya. Berdasarkan grafik di bawah, pada tahun 2021 - 2023, aspek kesetaraan mengalami peningkatan. Namun, pada aspek kebebasan dan kapasitas lembaga demokrasi, mengalami perubahan fluktuatif.
Aspek Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Tingkat Nasional
Mengutip Kompas, ketiga aspek demokrasi di atas merupakan metode baru dalam penghitungan IDI dengan beberapa aspek penyusun di dalamnya, yakni sebagai berikut.
Aspek Kebebasan |
Aspek Kesetaraan |
Aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi |
|
|
|
Salah satu aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi, tengah menjadi perbincangan hangat saat ini. Berdasarkan data di atas, aspek lembaga demokrasi menurun pada 2023, poin netralitas penyelenggara pemilu turut menjadi penyebabnya.
Baca Juga: 80% Warga Desa Masih Melakukan Pengobatan Sendiri, Sudahkah Fasilitas Kesehatan Merata di Indonesia?
Mengutip Kompas, Prof. Saiful Munjani, selaku Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), mengatakan bahwa penurunan skala demokrasi Indonesia telah terjadi sejak 2004 atau setelah dimulainya pemilihan presiden-wakil presiden secara langsung. Maka, penyelenggaraan demokrasi harus terus dikawal dan diawasi agar nilai yang dihasilkan bukan berasal dari persepsi para ahli politik, melainkan dari survei-survei opini publik.
Adanya IDI dapat menjadi sumber data penting dalam perencanaan pembangunan politik tingkat nasional. Apabila suatu daerah memiliki demokrasi yang sehat, artinya banyak agenda perbaikan dan peningkatan kualitas yang diberikan pada masyarakat. Dengan begitu, tinggi rendahnya IDI dapat dilihat dari bagaimana hasil kerja pemerintah demi mewujudkan kesejahteraan, dan menjadikan nilai IDI sebagai bahan evaluasi ke depannya.
Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor