Sebagai kawasan danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara, Danau Toba telah ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark sejak tahun 2020. Pengakuan ini menegaskan nilai geologis, budaya, dan ekologis kawasan tersebut, sekaligus menjadi pendorong utama dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Status geopark dunia ini turut mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, promosi pariwisata yang lebih luas, serta pelestarian lingkungan di seluruh kawasan sekitarnya.
Perkembangan itu tercermin jelas dalam tren kunjungan wisatawan. Berdasarkan data kunjungan wisatawan nusantara pada periode Januari hingga Mei 2025, sebagian besar kabupaten/kota di kawasan ini mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara umum, terjadi peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara ke delapan kabupaten/kota di sekitar Danau Toba, yang menjadi indikator bahwa kawasan ini masih menjadi daya tarik utama wisatawan domestik.
Kunjungan Wisatawan Nusantara di Kawasan DSPS Danau Toba
1. Simalungun: Konsisten di Puncak
Kabupaten Simalungun mencatat jumlah kunjungan tertinggi dalam dua tahun berturut-turut. Pada Januari–Mei 2025, jumlah perjalanan mencapai 1.429.272 kunjungan, meningkat sekitar 31% dibandingkan 2024 (1.093.191 kunjungan).
Popularitas Simalungun sangat erat kaitannya dengan kawasan Parapat, yang merupakan pintu masuk utama ke Pulau Samosir melalui Pelabuhan Ajibata. Infrastruktur yang cukup memadai, pemandangan Danau Toba yang ikonik, serta aksesibilitas dari Medan membuat daerah ini terus menjadi magnet bagi wisatawan.
Selain Danau Toba, Simalungun juga menawarkan tempat wisata menarik seperti Bukit Indah Simarjarunjung, Air Terjun Bah Biak, dan kawasan perkebunan teh Sidamanik yang cocok untuk wisata keluarga.
2. Kabupaten Karo: Daya Tarik Alam Pegunungan Tak Pernah Luntur
Kabupaten Karo mencatatkan angka kunjungan tertinggi kedua, yakni 1.175.648 wisatawan, naik dari 1.009.614 di periode yang sama tahun sebelumnya. Kawasan ini memang bukan berada tepat di bibir Danau Toba, namun kekuatan utama Karo ada pada pesona alam pegunungan dan udaranya yang sejuk.
Wisata andalan seperti Berastagi, Gunung Sibayak, Gundaling, dan pasar buah tradisional masih menjadi daya tarik wisatawan dari Medan dan sekitarnya. Kombinasi antara wisata alam dan budaya Karo menjadikan daerah ini tetap ramai dikunjungi, terutama saat akhir pekan dan musim liburan sekolah.
3. Kabupaten Toba: Potensi Besar di Jalur Utama Danau
Kabupaten Toba menunjukkan pertumbuhan moderat dari 673.587 kunjungan pada 2024 menjadi 714.542 pada 2025. Daerah ini merupakan titik penting karena menjadi lokasi beberapa event besar seperti F1 Powerboat (F1H2O) yang digelar di Balige, serta memiliki koneksi langsung ke Bandara Internasional Silangit.
Dengan garis pantai Danau Toba yang luas dan relatif tenang, wisata populer di Toba antara lain Pantai Lumban Bulbul, Bukit Pahoda, dan Museum Batak TB Silalahi Center. Meski pertumbuhannya tidak sebesar Simalungun atau Karo, posisi strategis Toba membuatnya tetap relevan dalam peta wisata kawasan.
4. Kabupaten Samosir Mulai Bersinar
Salah satu kabupaten yang mengalami lonjakan signifikan adalah Samosir, dari 366.879 menjadi 472.628 kunjungan atau tumbuh sekitar 28,8%. Sebagai ikon Danau Toba, Pulau Samosir sempat mencatat tren jumlah wisatawan stagnan dalam beberapa tahun terakhir akibat isu aksesibilitas dan kepadatan saat high season.
Namun kini, peningkatan infrastruktur jalan lingkar Samosir serta promosi digital yang lebih masif tampaknya mulai menunjukkan hasil. Destinasi populer seperti Huta Siallagan, Pantai Pasir Putih Parbaba, dan Bukit Holbung kembali menjadi favorit wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya Batak dalam suasana yang tenang.
5. Tapanuli Utara dan Dairi: Pertumbuhan Stabil
Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil. Tapanuli Utara mencatat 368.194 kunjungan (naik dari 330.361), sementara Dairi mencatat 386.945 kunjungan (naik dari 328.557).
Kedua daerah ini belum sepopuler Samosir atau Simalungun, tetapi memiliki potensi wisata menarik. Tapanuli Utara terkenal dengan Pemandian Air Panas Sipoholon dan Geosite Hutaginjang, sedangkan Dairi memiliki destinasi alam seperti Danau Sicike-cike dan potensi wisata agro di kawasan perbukitan.
6. Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat: Destinasi Penuh Potensi
Kabupaten Humbang Hasundutan mencatat peningkatan dari 211.284 menjadi 237.067 kunjungan, sementara Pakpak Bharat dari 51.557 menjadi 67.563.
Walaupun angkanya lebih rendah dibandingkan kabupaten lainnya, peningkatan ini menunjukkan bahwa wisatawan mulai menjelajah ke destinasi alternatif yang lebih sepi dan alami. Humbahas memiliki potensi besar lewat Geosite Sipinsur, Air Terjun Janji, dan dataran tinggi yang cocok untuk wisata alam. Sementara Pakpak Bharat menawarkan suasana tenang dengan keindahan hutan dan budaya lokal yang masih sangat otentik.
Data perjalanan wisatawan nusantara ke kawasan Danau Toba awal 2025 menunjukkan bahwa pariwisata di Sumatra Utara bergerak ke arah yang positif. Kabupaten Simalungun dan Karo menjadi andalan utama, disusul oleh pertumbuhan menjanjikan di Toba dan kebangkitan Samosir. Sementara daerah seperti Humbahas dan Pakpak Bharat mulai menunjukkan geliatnya sebagai alternatif wisata tenang.
Ke depan, tantangan utama adalah menjaga keberlanjutan kunjungan ini melalui peningkatan kualitas layanan, akses, dan infrastruktur, pemerataan promosi ke kabupaten yang kurang populer, serta pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang inklusif
Dengan strategi yang tepat, Kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba tidak hanya akan menjadi destinasi favorit wisatawan nusantara, tetapi juga destinasi kelas dunia yang membawa manfaat bagi seluruh wilayah sekitarnya.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata Terbaik di Indonesia, Favorit Turis Internasional
Sumber:
https://www.kemenpar.go.id/direktori-statistik/jumlah-perjalanan-wisatawan-nusantara-menurut-tujuan-kabupatenkota-di-kawasan-dpsp-danau-toba-bulan-januari-mei-tahun-2025
https://www.unesco.org/en/iggp/geoparks?hub=67817#full-list-of-unesco-global-geoparks
https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/download/21359/6680/83521
Penulis: Nur Azis Ramadhan
Editor: Editor