Korelasi Budaya Ngopi dengan Manuver Bisnis Starbucks

Minum kopi menjadi sebuah budaya yang kuat di berbagai belahan dunia. Sementara itu, Starbucks berhasil memanfaatkan kondisi ini dan bermanuver sempurna.

Korelasi Budaya Ngopi dengan Manuver Bisnis Starbucks Ilustrasi Minum Kopi Starbucks | Unsplash/SteveDing

Dewasa ini, minum kopi menjadi sebuah hal yang esensial di kehidupan manusia. Budaya minum kopi, bagi setiap orang memiliki artinya masing-masing. Ada beberapa golongan yang meminum kopi di pagi hari sebagai doping agar senantiasa fresh dan terjaga untuk melakukan pekerjaannya sepanjang hari. Tak jarang golongan pekerja yang tak punya banyak waktu di pagi hari, rela menenggak espresso yang amat pahit dengan cepat lalu segera memulai harinya.

Ada juga yang minum kopi di waktu malam dengan santai sebagai perayaan atas selesainya hari dan berbagai pekerjaannya. Bahkan ada golongan yang hanya meminum kopi dengan santai untuk bersosialisasi layaknya mahluk sosial seutuhnya dengan para sahabat karib. 

Kopi menyatukan berbagai golongan masyarakat. Siapa sangka, ternyata ide-ide revolusioner dari para pencetus Revolusi Prancis dimulai dari kedai kopi di Paris yang bernama Le Procope. Sementara, bercangkir-cangkir kopi ditenggak para tokoh revolusioner di kedai kopi Green Dragon di Boston Amerika Serikat sambil merencanakan kampanye Revolusi Amerika. 

Tak ayal alasan para pelajar dan pekerja berduyun-duyun menenggak kopi di kafe sambil bergerilya dengan layarnya masing-masing adalah agar melahirkan ide revolusioner pula. 

Budaya ngopi di Indonesia

Secara kasat mata, kedai kopi di Indonesia memang semakin menjamur. Berbagai kedai Kopi di Indonesia semakin terdiferensiasi dengan layanan dan kekuatan bisnisnya masing-masing. Ada kedai kopi yang memang menawarkan cita rasa kopi yang luar biasa, namun tidak menyediakan tempat yang cukup unik. Sebaliknya, ada kedai kopi yang menawarkan tempat ngopi yang cukup unik namun rasa kopinya tak begitu nikmat. Meskipun demikian, ada juga kedai yang berhasil menawarkan keduanya dengan baik.

Dari segi bisnis hal tersebut bukan hal yang aneh, mengingat setiap bisnis punya target pasarnya masing-masing. 

Perkembangan budaya ngopi di Indonesia pernah dipaparkan oleh Rahardi Sapta Abra sebagai Ketua Panitia Jogja Coffee Week 2022. Ia mengatakan bahwa Yogyakarta menjadi kota dengan kedai kopi terbanyak di Indonesia dan menunjukkan perkembangan pesat dalam 10 tahun terakhir pada sektor industri kopi. 

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan data data dari ICO (International Coffee Organization), konsumsi kopi Indonesia juga memang berkembang pesat sejak tahun 1999. Di tahun 1999 hingga 2000, ICO mencatat konsumsi kopi Indonesia berada di angka 1626 per 1000 kantong ukuran 60 kg. Yang jika dihitung tanpa penyederhanaan, artinya konsumsi kopi Indonesia berada di angka 97.560.000 kilogram pada tahun tersebut. 

Konsumsi Kopi Indonesia 2000 - 2020 | Goodstats
Konsumsi Kopi Indonesia 2000 - 2020 | Goodstats

Sementara, jumlah konsumsi kopi Indonesia di tahun 2020 hingga 2021 sudah berada di angka 4.806 per 1000 kantong ukuran 60 kg. Yang artinya jika dikalkulasikan, konsumsi kopi Indonesia di tahun 2020 hingga 2021 berada di angka 288.360.000 kilogram. 

Angka di atas menjadi sebuah angka yang fantastis, sekaligus membuktikan bahwa perkembangan budaya minum kopi di Indonesia menjadi semakin masif.

Manuver Starbucks dalam bisnis dan kekuatan budaya ngopi

Starbucks menjadi kedai kopi yang cukup terkenal hampir di seluruh dunia. Mengingat budaya minum kopi tak hanya menjamur di Indonesia melainkan di seluruh dunia, hal tersebut membuat Starbucks bisa terus hidup dan menjadi kedai kopi yang cukup berhasil melakukan ekspansi dalam bisnis kopinya. 

10 Restoran Cepat Saji dengan Brand Value Tertinggi 2021 | Goodstats
10 Restoran Cepat Saji dengan Brand Value Tertinggi 2021 | Goodstats

Pada tahun 2021, Statista pernah merilis data tentang 10 restoran cepat saji mana yang memiliki brand value tertinggi. Di tahun tersebut, Starbucks menduduki peringkat kedua dalam daftar ranking itu dengan brand value di angka 60.267 dolar AS dengan peringkat yang berada di bawah Mc Donald’s. Meskipun demikian, dari 10 merek dagang tersebut, hanya Starbucks satu-satunya bisnis fast food yang berfokus pada penjualan minuman. 

Pendapatan Starbucks Secara Global 2003 - 2022 | Goodstats
Pendapatan Starbucks Secara Global 2003 - 2022 | Goodstats

Sejak tahun 2003 revenue Starbucks hampir bisa dikatakan selalu mencuat naik. Namun tak ada gading yang tak retak, penurunan pendapatan Starbucks hanya menurun sebanyak dua kali, yakni di tahun 2009 dan 2020. Di tahun 2009, pendapatan Starbucks sempat turun menjadi 9,8 juta dolar AS dari yang sebelumnya berada di angka 10,4 juta dollar. Namun, angka tersebut kembali naik menjadi 10,7 juta dolar AS di tahun 2010.

Pandemi covid di tahun 2020, terlihat membuat Starbucks tersiksa. Pada tahun 2019, revenue Starbucks berada di angka 26,51 juta dolar AS. Namun, merosot di tahun 2020 hingga 19,16 dolar AS. Meskipun demikian pendapatannya kembali naik di tahun-tahun berikutnya.

Jumlah Gerai Starbucks Secara Global | Goodstats
Jumlah Gerai Starbucks Secara Global | Goodstats

Yang menarik dari strategi Starbucks adalah keberaniannya untuk terus membuka gerai disaat revenue mereka sedang anjlok. Di saat revenue Starbucks merosot, hal tersebut justru tak menjadi alasan mereka untuk menunda ekspansi gerainya dan justru dengan berani malah menambah jumlah gerainya di tengah kondisi tersebut.

Kondisi unik ini jarang terjadi, lantaran beberapa gerai makanan cepat saji hingga swalayan yang terdampak oleh pandemi,  kebanyakan harus rela menutup beberapa gerainya demi mempertahankan gerai lainnya yang tersisa.

Negara dengan Jumlah Gerai Starbucks Terbanyak | Goodstats
Negara dengan Jumlah Gerai Starbucks Terbanyak | Goodstats

Bahkan dalam laporan tahunan Starbucks, Indonesia menjadi salah satu yang termasuk dalam jajaran negara dengan kedai Starbucks terbanyak di tahun 2022. 

Pengeluaran Starbucks Untuk Keperluan Advertising | Goodstats
Pengeluaran Starbucks Untuk Keperluan Advertising | Goodstats

Selain itu, Starbucks juga terbilang tidak setengah-setengah dalam melakukan advertising. Meski terhitung sebagai perusahaan yang jarang memproduksi iklan skala besar, Starbucks menjadi perusahaan yang cukup berani berubah. 

Dapat dilihat pada visualisasi di atas, bahwa pengeluaran Starbucks untuk iklan terbilang naik turun. Di tahun 2011 Starbucks hanya menganggarkan 141,3 juta dolar AS untuk advertising.

Hingga tahun 2020, naik turun anggaran produksi iklan Starbucks tersebut tak pernah mencapai angka 300 juta dolar AS. Namun, sejak kemerosotan pendapatannya pada 2020 dapat terlihat bahwa Starbucks mencoba menggunakan advertising dengan lebih baik lagi. Pada 2021, Starbucks melakukan spend sebanyak 305,1 juta dollar untuk produksi iklan. Angka tersebut naik menjadi 416,7 juta dolar AS di tahun 2022.

Selain kekuatan dan manajerial Starbucks yang tak perlu diragukan, berbagai bukti di atas cukup untuk menciptakan sebuah konklusi bahwa budaya minum kopi memang begitu kuat sejak dulu dan semakin menjamur di seluruh belahan dunia. Bahkan bisa membuat perusahaan kopi Starbucks cukup punya umur panjang dan bisa bertahan serta beradaptasi dengan melakukan manuver bisnis yang cukup berani di tengah kondisi pandemi lalu. 

Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Standar Hidup Layak Orang Indonesia Naik Jadi Rp1,03 Juta per Bulan, Jakarta Tertinggi

BPS mencatat standar hidup layak nasional berdasarkan pengeluaran mencapai Rp1,03 juta per bulan, lebih rendah dibanding Jakarta yang sebesar Rp1,66 juta.

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat, Pertanda Kestabilan Ekonomi?

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap stabil pada level optimis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook