Benda yang berakhir menjadi sampah tidak bisa lepas dari kegiatan rumah tangga sehari-hari. Mulai dari memasak hingga beres-beres rumah, selalu ada sisa kotoran atau sampah yang dihasilkan. Kita mungkin tidak sadar, namun semakin sering kegiatan rumah tangga terjadi, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
Sampah rumah tangga punya beragam jenis. Mungkin sebagian besar menganggap bahwa sampah rumah tangga hanya sebatas sampah makanan, mengingat sampah sisa makanan menjadi hal lumrah yang muncul sehabis memasak di rumah. Namun, banyak jenis sampah lain yang tidak sadar kerap dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Tidak hanya mengganggu pemandangan, sampah yang kerap kita temui sehari-hari tentu bisa merusak lingkungan. Hal ini dikarenakan sampah-sampah tersebut sulit terurai oleh tanah atau mikroorganisme lainnya.
Berikut jenis barang dengan penguraian terlama yang kerap kita jumpai sehari-hari.
1. Styrofoam
Konsumsi makanan dan minuman tidak bisa lepas dari penggunaan styrofoam. Umumnya, styrofoam digunakan sebagai wadah makanan dan minuman. Walaupun praktis, rupanya keberadaan styrofoam berbahaya bagi lingkungan.
Styrofoam terbuat dari bahan bernama polystyrene atau plastik yang berbahan dasar minyak bumi (petroleum). Bahan styrofoam sendiri sebetulnya sudah lazim digunakan pada produk kemasan makanan, suku cadang mobil, mainan, peralatan rumah tangga hingga peralatan laboratorium. Olahan tersebut didapatkan dengan cara mencampurkan polystyrene sebagai bahan baku utama dengan pewarna dengan bahan tambahan atau plastik lain.
Styrofoam membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Salah satu sampah anorganik ini membutuhkan waktu sekitar satu juta tahun untuk terurai. Namun rupanya, styrofoam tidak benar-benar terurai, melainkan hanya terpecah menjadi bagian-bagian kecil. Bagian-bagian tersebut mengandung karsigogen yang membahayakan satwa liar yang tidak sengaja memakan styrofoam, bahkan bisa juga berdampak pada manusia yang kerap menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan.
2. Botol Kaca
Banyak produk sehari-hari yang menggunakan botol kaca sebagai kemasannya. Sebut saja bahan makanan seperti kecap dan saus hingga susu.
Meskipun terlihat kokoh dan cantik, namun penggunaan botol kaca dalam kehidupan sehari-hari dapat mengancam ekosistem lingkungan. Sebab, bahan kaca sulit terurai secara alami. Butuh waktu bertahun-tahun, lebih tepatnya satu juta tahun untuk bisa mengurai botol kaca.
Botol kaca terbuat dari bahan baku yang sama namun proses pembuatannya berbeda-bera tergantung jenis botol kaca yang ingin diproduksi. Bahan-bahan utama dari botol plastik adalah silica (pasir), soda api (soda ash), kalsit atau gamping (limestone), dan potongan-potongan kecil kaca yang sudah tidak terpakai lagi yang disebut cullet. Cullet terdiri dari kaca yang hendak didaur ulang. Seluruh bahan tersebut lantas dicampurkan dengan bahan campuran tertentu tergantung jenis botol kaca yang akan dibuat. Setelah itu, bahan dilelehkan pada suhu yang tinggi dan dibentuk menjadi botol kaca.
3. Plastik
Banyak informasi yang menyatakan bahwa plastik merupakan salah satu jenis sampah yang paling lama terurai. Hal itu benar adanya, karena plastik yang digunakan sehari-hari seperti plastik ziploc membutuhkan waktu 500 hingga 1000 tahun untuk bisa terurai.
Sifatnya yang tidak mudah terurai lantas menyebabkan plastik menjadi musuh bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Akibat lama terurai, plastik dapat bertahan di tanah dalam waktu yang lama dan dapat mengurangi kesuburan tanah. Tidak hanya itu, plastik yang dibuang ke sungai dapat berakhir di lautan dan seringkali tidak sengaja dikonsumsi oleh ikan dan burung.
4. Botol Plastik
Selain bahan dasar kaca, botol minuman juga banyak menggunakan plastik sebagai bahan dasarnya. Beberapa alasan menjadikan plastik sebagai bahan yang lumrah digunakan, seperti lebih ringan namun cukup kokoh untuk mengemas minuman.
Sayangnya, kemudahan yang didapat dari penggunaan botol plastik harus mengorbankan lingkungan. Butuh waktu sekitar 450 tahun untuk mengurai bahan anorganik ini.
Sama seperti kantong plastik, botol plastik juga kerap berakhir di lautan dan mencemari ekosistem di sana. Banyak hewan laut yang tidak sengaja memakan botol plastik sehingga terluka dan mati. Selain itu, sampah plastik yang terombang-ambing di lautan akan menutupi sinar matahari ke dasar laut, mengakibatkan rusaknya tanaman laut dan terumbu karang karena kekurangan sinar matahari.
5. Alumunium
Alumunium merupakan bahan logam yang berasal dari bijih bernama bauksit. Logam ringan ini dimanfaatkan di banyak sektor, mulai dari bahan baku transportasi hingga alat-alat rumah tangga dan kemasan produk. Salah satu olahan alumunium yang sering dijumpai adalah kemasan botol minuman.
Botol minuman dari alumunium (can) juga membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Tidak tanggung-tanggung, botol alumunium harus melewati 200 tahun untuk bisa hancur. Mengingat hal tersebut, penting untuk melakukan daur ulang botol alumunium maupun jenis-jenis sampah lainnya.
Penulis: Almas Taqiyya
Editor: Iip M Aditiya