Kendaraan Keluar Jabodetabek Diprediksi Capai 900 Ribu Selama Libur Panjang Imlek

Upaya kolaboratif dari semua pihak diharapkan dapat memastikan kelancaran dan keamanan selama libur panjang ini.

Kendaraan Keluar Jabodetabek Diprediksi Capai 900 Ribu Selama Libur Panjang Imlek Ilustrasi Lonjakan Kendaraan di Jalan Tol | Antara Foto

Jasa Marga telah merilis prediksi lonjakan kendaraan yang diperkirakan akan meninggalkan wilayah Jabodetabek selama periode libur panjang Isra Mikraj 2024 hingga Tahun Baru Imlek 2024. Periode yang dimaksud ini adalah periode libur panjang yang berlangsung selama enam hari, dari 7 Februari hingga 12 Februari 2024.

Banyaknya kendaraan diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 6,3 persen lebih besar dibandingkan dengan lalu lintas normal. Jumlah keseluruhan kendaraan diprediksi akan mencapai 905.392 kendaraan.

Prediksi ini didasarkan pada akumulasi arus lalu lintas dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama. Keempat GT tersebut melibatkan GT Cikupa (ke arah Merak), GT Ciawi (ke arah Puncak), GT Cikampek Utama (ke arah Trans-Jawa), dan GT Kalihurip Utama (ke arah Bandung).

PT Jasa Marga melakukan prediksi dengan membagi distribusi lalu lintas keluar Jabodetabek menjadi tiga arah utama, yakni arah Timur (Trans-Jawa dan Bandung), arah Barat (Merak), dan arah Selatan (Puncak).

Diproyeksikan bahwa sebanyak 424.918 kendaraan atau 47% dari total perkiraan akan meninggalkan Jabodetabek menuju arah timur, mencakup Trans-Jawa dan Bandung.

Angka ini mencerminkan minat masyarakat untuk merayakan libur panjang dengan melakukan perjalanan ke arah timur, mengunjungi tempat-tempat wisata atau berkumpul dengan keluarga di kota-kota tersebut.

Sementara itu, 260.403 kendaraan atau 29% dari total diprediksi akan menuju arah barat (Merak). Destinasi ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin menikmati keindahan pantai dan berlibur di wilayah barat Jabodetabek. 

Arah selatan (Puncak) menjadi destinasi bagi sekitar 220.071 kendaraan atau 24% dari total yang diprediksi meninggalkan Jabodetabek. Pilihan ini menunjukkan minat masyarakat untuk menghabiskan libur panjang dengan menikmati udara segar pegunungan dan keindahan alam di sekitar Puncak. 

Seiring dengan prediksi lonjakan kendaraan tersebut, tim PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah melakukan serangkaian usaha dan antisipasi. Tim Jasa Marga menempatkan beberapa petugas di titik-titik rawan kepadatan di jalan tol favorit.

Penempatan ini bertujuan untuk memberikan respons cepat terhadap potensi kemacetan dan memastikan arus lalu lintas tetap lancar. Dengan kehadiran petugas di lapangan, diharapkan penanganan situasi darurat dan pengelolaan lalu lintas dapat dilakukan dengan efektif.

Jasa Marga juga menunjukkan kesiapannya untuk mendukung rencana rekayasa lalu lintas, seperti penggunaan contraflow.

Penempatan petugas di sepanjang jalur yang akan menerapkan contraflow menjadi salah satu strategi untuk memastikan pelaksanaan rencana ini berjalan lancar. Rambu-rambu pendukung juga ditempatkan secara strategis untuk memberikan panduan kepada pengguna jalan.

Selain itu, mereka tidak hanya memfokuskan perhatian pada peningkatan kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga mengantisipasi faktor alam yang mungkin mempengaruhi kondisi jalan tol.

Salah satu langkah proaktif yang diambil oleh tim Jasa Marga adalah mengantisipasi prediksi curah hujan menengah hingga tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk periode Februari hingga April 2024.

Dalam upaya memastikan keberlanjutan layanan dan kualitas jalan tol Jasa Marga Group, mereka juga telah melakukan preservasi dan pemeliharaan secara intensif.

Langkah ini diharapkan dapat menjaga kondisi baik jalan tol, bahkan di tengah tantangan cuaca yang mungkin terjadi. Upaya tim Jasa Marga ini sejalan dengan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan tol.

Masyarakat pun dihimbau agar memperhatikan informasi lalu lintas, memastikan kendaraan dalam kondisi baik, serta melakukan perencanaan perjalanan dengan cermat untuk menghindari kemacetan yang mungkin terjadi.

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

7 Gempa Terbesar yang Pernah Terjadi di Indonesia

Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi karena letak geografisnya yang berada di Zona Gempa Pasifik.

Penduduk Indonesia yang Mengeluh Sakit Terus Menurun dalam 5 Tahun Terakhir

Sebanyak 26,27% penduduk Indonesia mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir pada 2023. Angka ini telah turun sebesar 6,09% dalam 5 tahun terakhir.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X