Di tengah tingginya harga pangan global yang selaras dengan kenaikan harga sejumlah pangan berbahan baku impor, dampaknya pada laju inflasi di Indonesia masih belum signifikan. Hal tersebut dinyatakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono pada Jumat, (1/7).
“Hal ini tercermin dari tiga komoditas dengan nilai bahan impor tertinggi, yakni gandum, gula, dan kedelai. Tadi saya sampaikan harga pangan global terus merangkak, tapi belum berdampak terhadap harga di dalam negeri,” katanya seperti dikutip dari Antaranews.com.
Margo menyebut, komoditas pangan berbahan impor, seperti tepung terigu, gula, dan tempe memang mengalami kenaikan harga, namun kenaikannya sangat tipis hingga belum terlalu berdampak terhadap inflasi bulanan maupun tahunan. Akan tetapi, kenaikan pangan berbahan impor tetap perlu diwaspadai karena sejumlah negara masih melakukan pengurangan ekspor yang akan berdampak pada indeks harga pangan dan energi global.
Ia merinci, ada delapan negara yang masih membatasi ekspor gandum, yaitu Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo. Sedangkan, negara-negara yang masih membatasi ekspor gula diantaranya Rusia, India, Pakistan, Algeria, Lebanon, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo.
Adapun, inflasi di bulan Juni 2022 sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,09. Kenaikan harga makanan dan tembakau menyumbang inflasi terbesar pada bulan Juni. Sementara, dari 90 kota IHK, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 2,72 persen dengan IHK sebesar 0,07 persen. Pontianak menjadi daerah dengan inflasi terendah dengan laju inflasi sebesar 0,07 persen dan IHK sebesar 111,11.
Menurut laporan BPS, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, dengan rincian kelompok pangan dan rokok sebesar 1,77 persen, pakaian sebesar 0,16 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,53 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan menyumbang kenaikan sebesar 0,17 persen, transportasi sebesar 0,30 persen, rekreasi sebesar 0,12 persen, pendidikan sebesar 0,01 persen, restoran sebesar 0,33 persen, dan kelompok perawatan pribadi sebesar 0,16 persen.
Margo menjelaskan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Juni 2022 diantaranya, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, tomat, rokok kretek filter, kangkung, kol putih, cabai hijau, sawi putih, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, sabun detergen bubuk/cair, serta tarif angkutan udara.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya