Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker untuk aktivitas luar ruangan sejak pertengahan Mei 2022. Langkah ini diambil setelah musim mudik Idulfitri 2022 berlangsung, di mana sekitar 85 juta orang melakukan perjalanan dalam negeri. Angka kasus pasca Idulfitri dapat dikatakan terkendali yakni di bawah 500 kasus per hari.
Namun Indonesia masih perlu waspada. Baru-baru ini angka kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat menembus lebih dari 3.000 kasus harian baru per 12 Juli 2022. Melansir dari Liputan6.com, Presiden Joko Widodo pun memprediksi puncak kasus Covid-19 akan terlihat pada minggu ke-2 atau ke-3 pada bulan Juli 2022 ini.
Sebuah survei dilakukan oleh Jakpat untuk menggali persepsi masyarakat terhadap kebijakan lepas masker serta memotret kebiasaan masyarakat dalam menggunakan masker semasa pandemi Covid-19. Adapun survei ini melibatkan 1.225 responden dari seluruh Indonesia.
Mayoritas setuju lepas masker, lebih tinggi pada responden yang belum vaksin dan baru dosis pertama
Berdasarkan hasil survei Jakpat, tren jumlah responden yang khawatir terhadap Covid-19 cenderung menurun. Sebelumnya, 82 persen responden mengungkapkan bahwa mereka khawatir terhadap Covid-19. Angka ini lalu turun menjadi 59 persen pada Mei 2021 dan kembali turun ke angka 28 persen pada Juni 2022.
Seiring dengan tingkat kekhawatiran yang menurun, mayoritas responden pun setuju terkait penerapan kebijakan pelonggaran penggunaan masker dengan rata-rata skor 4 dari skala 1-5. Adapun sebesar 48 persen responden menyatakan setuju terhadap kebijakan ini, bahkan 28 persen responden mengungkapkan sangat setuju.
Meskipun mayoritas mengungkapkan setuju, masih terdapat responden yang mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan pelonggaran penggunaan masker. Adapun sebesar 21 persen responden mengungkapkan agak tidak setuju, 2 persen tidak setuju, dan 1 persen sisanya mengaku sangat tidak setuju.
Fakta lain dalam survei ini mengungkapkan bahwa persentase responden yang setuju terhadap kebijakan pelonggaran penggunaan masker lebih tinggi pada responden yang belum melakukan vaksinasi dan juga pada responden yang baru menerima vaksin dosis pertama.
Sebesar 83 persen responden yang belum melakukan vaksinasi setuju terhadap kebijakan pelonggaran penggunaan masker. Berikutnya pada responden yang baru menerima vaksin dosis pertama persentasenya lebih tinggi yakni mencapai 90 persen.
Sementara itu, sebesar 77 persen responden yang telah menerima vaksin dosis ke-2 setuju terhadap kebijakan pelonggaran penggunaan masker. Diikuti responden yang telah menerima vaksin booster dengan raihan sebesar 73 persen.
Meski dilonggarkan, mayoritas responden masih gunakan masker di luar rumah
Lebih lanjut, hasil survei Jakpat mengungkapkan bahwa sebagian besar responden menggunakan masker di tempat umum baik di dalam maupun luar ruangan. Adapun persentasenya mencapai 69 responden.
Sementara itu, 20 persen responden menggunakan masker saat berada di dalam ruangan namun tidak saat berada di luar, mengikuti kebijakan pelonggaran penggunaan masker yang dikeluarkan oleh pemerintah. Adapun 9 persen responden mengaku bahwa mereka tidak menggunakan masker baik saat berada di dalam maupun di luar ruangan dan 2 persen menjawab lainnya.
Penggunaan masker relatif lebih tinggi pada responden yang khawatir akan Covid-19, responden yang telah mendapatkan dosis kedua dan booster, pernah positif Covid-19, tidak sadar akan adanya kebijakan pelonggaran masker, serta responden yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
Terdapat sejumlah alasan yang mendasari responden tetap menggunakan masker meski telah ada kebijakan pelonggaran penggunaan masker. Alasan utamanya ialah sebagai perlindungan dari polusi udara dan bau tidak sedap dengan persentase sebesar 75 persen.
Alasan utama berikutnya yakni sebagai perlindungan dari penyebaran penyakit lain dengan persentase sebesar 69 persen. Perlindungan terhadap penyebaran Covid-19 meraih posisi ke-3 dengan raihan sebesar 64 persen.
Beberapa alasan lainnya yang mendukung penggunaan masker pada responden di antaranya ialah terbiasa menggunakan masker, lebih nyaman dan percaya diri saat menggunakan masker, menutupi ekspresi wajah, masih memiliki stok masker yang banyak, menghemat penggunaan kosmetik, dan sebagainya.
Sedangkan alasan utama responden tidak menggunakan masker ialah agar dapat bernafas lebih bebas dengan persentase sebesar 76 persen. Diikuti dengan alasan bahwa penggunaan masker tidak diperlukan lagi sebesar 42 persen serta menyakiti hidung dan telinga dengan raihan sebesar 34 persen.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor