Jepang Jadi Magnet Baru Pekerja Indonesia, Tapi Berapa Biaya Hidup di Jepang?

Jepang kini menjadi salah satu destinasi favorit pekerja migran Indonesia, tapi berapa biaya hidup di Jepang? Apakah sebanding dengan gaji yang didapatkan?

Jepang Jadi Magnet Baru Pekerja Indonesia, Tapi Berapa Biaya Hidup di Jepang? Ilustrasi Jepang | Freepik
Ukuran Fon:

Permintaan tenaga kerja asing (TKA) di Jepang terus meningkat. GoodStats mencatat bahwa Jepang akan membutuhkan sekitar 820.000 pekerja asing antara tahun 2025 hingga 2029, khususnya untuk sektor pekerja dengan keterampilan spesifik atau Specified Skilled Worker (SSW). Indonesia sendiri diperkirakan dapat mengisi hingga 30% dari kebutuhan tersebut, atau sekitar 246 ribu pekerja.

Penempatan PMI SSW Terbanyak ke Jepang 2024 | GoodStats

Tren ini pun sejalan dengan peningkatan jumlah penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke Jepang dalam lima tahun terakhir. Tahun 2019 hanya 486 orang, namun melonjak drastis menjadi 12.720 PMI pada 2024, dengan dominasi sektor perawatan dan pertanian.

Namun di tengah prospek cerah ini, satu hal penting yang perlu diketahui sebelum pindah ke Jepang adalah soal biaya hidup. Apakah gaji yang ditawarkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Negeri Sakura?

Fakta dan Realita Biaya Hidup di Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan biaya hidup yang tinggi, bahkan disebut 101,7% lebih mahal dibandingkan Indonesia. Dilansir dari Dealls, rata-rata biaya hidup untuk satu orang (single) berada di kisaran 150.000 hingga 250.000 yen per bulan atau sekitar Rp16,9 juta hingga Rp28,2 juta, tergantung pada lokasi dan gaya hidup.

Sementara itu, bagi keluarga kecil dengan satu anak, total biaya hidup bulanan dapat mencapai 350.000 hingga 951.000 yen, atau sekitar Rp39 juta hingga Rp64 juta per bulan, termasuk kebutuhan tempat tinggal, makanan, pendidikan, transportasi, hingga hiburan.

1. Tempat Tinggal

Biaya sewa merupakan pengeluaran terbesar. Di Tokyo, sewa apartemen satu kamar bisa mencapai ¥78.596 per bulan (sekitar Rp8,9 juta), sedangkan di daerah seperti Hokkaido bisa hanya sekitar ¥49.796 (Rp5,6 juta).

2. Makanan dan Kebutuhan Harian

Jika memasak sendiri, pengeluaran untuk bahan makanan sekitar ¥30.000–¥40.000 per bulan (Rp3,3–4,5 juta). Makan di luar sekali makan bisa mulai dari ¥500–¥3.000 tergantung jenis restoran.

3. Transportasi

Biaya transportasi umum seperti kereta dan bus cukup terjangkau dengan kartu bulanan sekitar ¥10.000–¥20.000 (Rp1,1–2,2 juta). Di kota besar seperti Tokyo, ini menjadi solusi utama mobilitas harian.

Baca Juga: Data Tenaga Kerja Asing di Indonesia 2024, Inilah 10 Negara yang Warganya Bekerja di Indonesia

4. Asuransi Kesehatan

Sistem asuransi Jepang mengharuskan pekerja membayar premi sebesar ¥20.000–¥40.000 per bulan (Rp2,2–4,5 juta), dan menanggung 30% biaya pengobatan. Hal ini perlu jadi perhatian agar tidak terkejut saat sakit.

5. Hiburan dan Gaya Hidup

Sekadar melepas penat, keanggotaan gym rata-rata ¥7.000–¥10.000 per bulan, tiket bioskop ¥1.800, dan karaoke sekitar ¥2.000–¥5.000 per sesi.

Apakah Gaji di Jepang Cukup?

Upah minimum di Jepang bervariasi, dari ¥1.028 per jam di Saitama hingga ¥1.113 per jam di Tokyo. Gaji rata-rata nasional di tahun 2024 adalah sekitar ¥471.000 per bulan (Rp52,5 juta). Untuk pekerja migran sektor perawatan, umumnya gaji berkisar antara Rp24–30 juta per bulan.

Jika dikelola dengan bijak, penghasilan ini cukup untuk menutupi biaya hidup, terutama bagi single yang tinggal di daerah non-metropolitan. Namun untuk keluarga atau mereka yang menetap di kota besar, perencanaan keuangan yang matang adalah yang paling penting.

Jepang memang membuka peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia, namun tantangan biaya hidup tidak bisa diabaikan. Dengan informasi dan persiapan matang, kamu bisa menjadikan Jepang bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga tempat hidup yang nyaman dan seimbang.

Penulis: Rayhan Adri Fulvian
Editor: Editor

Konten Terkait

Simak Data Pemuda NEET di Indonesia, Beda dengan Pengangguran?

Pemuda NEET atau Not in Employment, Education, or Training di Indonesia capai 20,31% pada 2024. Apa berbeda dengan pengangguran?

5 Aplikasi Paylater Favorit Gen Z dan Milenial Indonesia 2025

Shopee Paylater menjadi aplikasi paylater yang paling banyak digunakan Gen Z dan Milenial pada 2025.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook