KKN di Desa Penari menjadi film bergenre horor terlaris di Indonesia. Tayang pada 2022 seusai pandemi Covid-19, film garapan MD Pictures ini sukses mengumpulkan 10 juta penonton. Tak hanya naik daun akhir-akhir ini, film horor nyatanya sudah lama menjadi santapan masyarakat Indonesia sejak dulu.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, film horor sudah menjadi bagian dari perfilman Indonesia sejak 1934.
Era 1970-an disebut sebagai era kebangkitan film horor. Pada era ini, cerita seputar kutukan gaib dan sadis namun dikemas dengan komedi ringan mendominasi layar horor. Era ini juga melahirkan legenda film horor Indonesia, mendiang Suzanna.
Beberapa film horor terkemuka di tahun 1970-an antara lain Bernapas dalam Lumpur (1970), Beranak dalam Kubur (1972), Cincin Berdarah (1973), Dikejar Dosa (1974), dan Kutukan Nyai Roro Kidul (1979).
Kemudian, pada 1980-an, film horor lebih banyak memberi perhatian pada hantu-hantu lokal Indonesia. Film horor pada era ini, di antaranya Pengabdi Setan (1980), Ratu Ilmu Hitam (1981), Sundel Bolong (1981), Malam Jumat Kliwon (1986), dan Malam Satu Suro (1988).
Sementara itu, pada 1990-an, industri perfilman Indonesia dinilai mengalami kemunduran. Kala itu, sekuel dari film-film sebelumnya justru menjadi tren, tetapi sekaligus menunjukkan kejenuhan karena kurang ide segar.
Industri perfilman Indonesia kembali bangkit pada 2000-an. Di era ini, film horor banyak menceritakan perjalanan anak-anak muda berburu hantu atau uji nyali. Perkembangan ini tidak lantas meninggalkan kisah hantu lokal yang sebelumnya jadi andalan.
Beberapa film horor di era ini adalah Jelangkung (2001), Hantu Jeruk Purut (2006), Pocong (2006), Suster Ngesot (2007), dan Terowongan Casablanca (2007).
Film Horor Masa Kini
Hingga saat ini, film horor masih jadi primadona di Indonesia. Sejumlah film horor bahkan telah meraih lebih dari 1 juta penonton di bioskop. Salah satu yang sangat populer adalah KKN di Desa Penari yang tayang 2022 lalu.
Film tersebut menceritakan perjalanan mistis sekelompok mahasiswa yang tengah KKN di salah satu daerah di Jawa Timur. Ditengarai adanya perbuatan melanggar norma, kelompok mahasiswa tersebut mulai mengalami sejumlah gangguan mistis.
KKN di Desa Penari rilis setelah tertunda pandemi. Penayangannya seakan sudah ditunggu-tunggu masyarakat. Tak tanggung-tanggung, penontonnya mencapai 10 juta.
Sementara itu, film horor era awal 2000-an yang hampir mencapai 1 juta penonton di antaranya adalah Suster Ngesot dan Terowongan Casablanca. Film dengan hantu lokal suster ngesot mencapai 768.645 penonton dan film tentang spot mistis terowongan Casablanca meraup 949.878 penonton.
Akhir-akhir ini, film horor banyak menceritakan kisah mistis dan keagamaan. Salah satu yang menuai pro kontra adalah film “Kiblat” yang kini berganti judul menjadi “Thaghut”. Film yang tayang pada akhir Agustus 2024 ini dinilai memberi kesan menyesatkan ketika beribadah, terutama dalam agama Islam.
Film serupa di antaranya adalah Makmum (2019), Makmum 2 (2021), Qorin (2022), dan Khanzab (2023).
Menurut sutradara dan produser Film, Gina S. Noer, film horor Indonesia dengan unsur religi justru dapat memberi kesan negatif ketika beribadah, alih-alih memberi kekuatan. Hal ini sejalan dengan pendapat sutradara Joko Anwar, yang menyebut bahwa unsur religi dalam film dapat menjadi dakwah.
Menghilangkan unsur keagamaan dari film-film Indonesia juga dinilai kurang realistis, mengingat agama memainkan peran penting dalam kehidupan orang Indonesia. Akan tetapi, penggunaannya harus tetap diperhatikan agar tidak menyesatkan.
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor