Istora Papua Bangkit yang berada dalam kawasan Kompleks Olahraga Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, menjadi salah satu venue yang dibangun dengan biaya APBN sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden No 10 Tahun 2017 tentang Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 Di Provinsi Papua.
Dari segi persiapan pembangunan sendiri, Istora Papua Bangkit menjadi salah satu arena olahraga yang berhasil diselesaikan pemerintah melalui Kementerian PUPR pada tahun 2021.
Arena olahraga yang mulai dibangun sejak November 2018 tersebut memanfaatkan lahan seluas 33.016 meter di kawasan Olahraga Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura. Alhasil, selesainya pembangunan arena olahraga PON XX tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Papua.
Menerima 3 rekor MURI dalam satu waktu
Tepat pada HUT RI ke 75, dari segi konstruksinya, venue ini mampu mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk 3 kategori sekaligus.
Direktur Prasarana Strategis, Ditjen Cipta Karya, Iwan Suprijanto menjelaskan, ketiga kategori tersebut terdiri dari, kategori pertama, untuk struktur atap baja lengkung bentang terpanjang dengan dimensi 90 meter.
Kategori kedua, atap tanpa sambungan dan baut mengerucut terluas berbentuk dome seluas 7300 meter persegi. Sedangkan kategori ketiga, instalasi terpanjang dan diameter terbesar textile duct dengan dimensi ring internal 477 meter, diameter cincin luar sepanjang 70 meter dan diameter cincin dalam sepanjang 56 meter.
“Dengan berbagai pencatatan rekor tersebut, Istora Papua Bangkit selayaknya akan menjadi arena multifungsi yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Papua. Sekaligus bukti, bahwa teknologi tinggi dan canggih bisa dibangun di tanah Papua” kata Iwan dikutip Pu.go.id (18/8/2020)
Pencatatan 3 rekor MURI itu diharapkan menjadi tonggak sejarah kebangkitan olahraga di Indonesia dari ufuk timur dan membuka mata dunia bahwa Papua memiliki infrastruktur bertaraf internasional.
Istora terbesar di Indonesia
Istora Papua Bangkit menjadi istora terbesar di Indonesia dengan luas bangunan 7.740 meter persegi atau jauh lebih besar dibanding Istora Gelora Bung Karno dengan hanya 3.600 meter persegi.
Venue yang berasitektur mirip rumah adat Honai ini memiliki kapasitas 3.674 kursi, yang terdiri dari Kursi Tribun sebanyak 3.148 kursi, Kursi VIP sebanyak 510 kursi, dan Kursi VVIP sebanyak 16 kursi. Sementara, untuk iven sekelas konser musik, venue ini bisa menampung hingga 8.000 penonton.
Arena yang luas tersebut juga memungkinkan terjadinya pelaksanaan beragam kegiatan lainnya pasca PON XX.
“Di Istora Papua Bangkit bisa jadi 8 lapangan bulu tangkis, 6 lapangan bola voli Indoor, bisa dipakai untuk senam, konser musik dan acara lain. Jadi kalau luas field of play-nya lebih luas di sini daripada di Istora GBK,” ujar Kepala Satuan Kerja Pemukiman Wilayah II Papua Kementerian PUPR, Anggoro dilansir Jubi.co.id.
Dengan keunggulannya yang multifungsi itu, alhasil Istora Papua Bangkit bisa mendatangkan pemasukan bagi Pemerintah Provinsi Papua pasca perhelatan PON XX.
Istora pasca PON XX
Setelah berakhirnya penyelenggaraan PON XX, besar harapan arena olahraga seperti halnya Istora Bangkit Papua tetap dikelola khususnya oleh generasi muda Papua. Hal ini agar aset arena olahraga tetap terjaga, dengan sederet prestasinya yang membanggakan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Papua.
Jhon Wempi Wetipo Wakil Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Wamen PUPR) mengharapkan jajaran Pemprov Papua dan PB PON XX melibatkan milenial Papua dalam mengelola aset arena olahraga PON yang telah dibangun pemerintah.
“Pemuda pemudi orang asli Papua harus terlibat mengelola aset venue PON, ya ke depan anak-anak muda inilah akan menjaga dan mewarisi insfrastruktur fisik PON XX yang sudah dibangun,” katanya dilansir dari Antaranews.com (18/6/2021)
Ia mengakui, keterlibatan milenial Papua menjaga aset PON XX harus menjadi perhatian pemerintah karena banyak talenta muda Papua memiliki kemampuan secara manajemen dan kepemimpinan. Saat ini, menurutnya, merupakan masanya kaum muda milenial Papua diberi kesempatan dan peluang berkarya terlibat menjaga aset venue PON XX.
Penulis: Iip M Aditiya