Kontroversi bersekolah jam lima pagi sempat mencuat pada 2023. Aturan tersebut sempat dilontarkan Gubernur Linus Lusi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aturan ini ramai diperbincangkan pada media sosial selain perbedaan dengan aturan mayoritas pada umumnya, juga banyak mengundang perhatian para tokoh secara langsung menanggapi hal ini.
Selain para tokoh yang berkecimpung ke dalam sektor pendidikan maupun psikologi, tidak tertinggal para figur anak muda juga turut “meramaikan” persoalan ini, salah satunya yaitu Jovial Da Lopez melalui laman Instagram-nya.
Jovial atau biasa disapa Kajo cukup memiliki kepedulian tinggi terhadap tanah kelahirannya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tidak ayal banyak karyanya yang merujuk dan juga mengangkat kebudayaan tanah NTT.
Pendapat Kajo faktanya sependapat dengan para akademisi maupun praktisi dalam lingkup berhubungan dengan aturan tersebut, yaitu pendidikan dan psikologi. Kajo mengungkapkan bahwa aturan tersebut justru mengganggu aktivitas dan motivasi belajar peserta didik.
Kajo juga tidak segan membandingkan aturan tersebut dengan iklim pendidikan di Jepang, yang justru memiliki jam khusus tidur siang untuk peserta didiknya. Pernyataan yang memaparkan bahwa sejatinya dalam proses pendidikan, jam istirahat sebagai bentuk relaksasi peserta didik perlu dioptimalisasi.
Aturan tersebut dianggap banyak pihak juga tidak menggunakan standardisasi ilmiah atau pengetahuan dengan dipertanyakan adakah tokoh-tokoh dengan status psikolog anak dan sebagainya pada perumusan tersebut.
Perumusan suatu aturan dalam segala sektoral pasti selalu mendapat sorotan masyarakat khususnya dalam perumusannya. Suatu aturan yang dirumuskan berdasarkan keilmuan, riset, dan permasalahan sosial.
Lantas apabila merujuk kepada permasalahan yang pernah ada mengenai sinkronisasi waktu belajar atau waktu berkegiatan pagi hari masyarakat Indonesia dengan waktu istirahat, maka sebenarnya bagaimana rata-rata bangun pagi masyarakat Indonesia?
Berdasarkan data oleh Sleep Cycle, Indonesia termasuk sebagai salah satu Negara Asia Tenggara yang paling “rajin bangun pagi”. Data menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia bangun pagi pada pukul 6:55 pagi hari.
Apabila merujuk kepada keadaan demografi Indonesia, fenomena ini bisa terjadi dikarenakan oleh mayoritas kepercayaan masyarakat Indonesia yang beragama islam.
Mengingat bahwa kelompok muslim terbiasa menunaikan ibadahnya di pagi hari dan rata-rata pelaksanaannya sebelum matahari terbit menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang mana biasanya pada pukul 04.00 sampai 05.00 pagi hari.
Berdasarkan temuan tersebut, maka apakah dapat dikatakan Indonesia layak menerapkan aturan berangkat sekolah pagi hari pada pukul 05.00 pagi dini hari dengan motivasi untuk penguatan mental?
Tentu sebaik-baiknya aturan apabila berkorelasi dengan hasil observasi empiris.
Penulis: Andini Rizka Marietha
Editor: Iip M Aditiya
