Dalam 1 dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara mengalami peningkatan yang pesat. Per tahun 2021, sebanyak kurang lebih 35 perusahaan startup dari negara-negara ASEAN-6 di antaranya Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam telah diklasifikasikan dalam kategori unicorn dengan nilai valuasi di atas 1 miliar dolar AS.
Mengutip dari Credit Suisse, Singapura dan Indonesia mendominasi jumlah perusahaan startup unicorn di antara negara-negara yang tergabung dalam ASEAN-6 dengan persentase sekitar 74 persen. Sektor fintech unggul dengan persentase sebesar 26 persen, kemudian diikuti dengan perusahaan sektor eCommerce sebesar 20 persen, logistik 11 persen, dan internet beragam 8 persen.
Lonjakan pendanaan Private Equity (PE) atau Venture Capital (VC), demografis yang kuat, serta tingginya tingkat penetrasi ponsel pintar dalam masyarakat menjadi faktor utama pemicu pertumbuhan perusahaan bernilai tinggi di Asia Tenggara.
Didukung bonus demografi serta dorongan situasi Covid-19
Sebagai salah satu kawasan dengan jumlah penduduk usia muda terbanyak di dunia, lebih mudah bagi negara-negara ASEAN-6 mengadopsi teknologi baru untuk mendukung terciptanya perkembangan ekonomi yang pesat pada masa depan. Hal ini kemudian menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai target utama pertumbuhan sektor pelayanan digital.
Indonesia dan Filipina memimpin jumlah populasi penduduk berusia produktif dengan rentang usia 25 tahun ke atas. Selain itu, Indonesia menempati posisi ke-2 setelah Singapura perihal venture capital deal. Fakta-fakta ini semakin menjanjikan bahwa Indonesia mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi digital yang optimal dalam beberapa tahun ke depan.
Pada sisi lain, perubahan struktural serta perilaku sebagai dampak pandemi COVID-19 yang mewabah justru mempercepat laju digitalisasi dan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi digital. Terbatasnya mobilitas luar jaringan mendesak para pedagang dan masyarakat untuk mempercepat proses adopsi dalam jaringan agar arus jual beli tetap dapat berjalan di tengah kondisi yang pelik.
Proses adopsi ini mencakup beberapa sektor di antaranya eCommerce, layanan pengiriman, fintech, dan logistik. Sektor yang baru berkembang seperti EdTech dan HealthTech juga mengalami digitalisasi pesat sebagai akibat dari peningkatan penggunaan layanan telemedicine dan juga e-learning selama berlangsungnya pandemi COVID-19.
Indonesia meroket dengan 11 perusahaan startup unicorn
Bersanding dengan Singapura yang memiliki 15 perusahaan startup unicorn, kemunculan perusahaan-perusahaan startup di Indonesia didorong oleh besarnya kapasitas dan jangkauan pasar dalam negeri. Berikut 11 perusahaan startup Indonesia yang berhasil menembus kategori unicorn berdasarkan data tahun 2021.
1. Akulaku
Perusahaan startup yang didirikan oleh William Li dan Gordon Hu sejak tahun 2014 ini telah mencatatkan nilai valuasi sekitar 1,1 miliar dolar AS sejak awal berdiri hingga periode putaran pendanaan terakhirnya pada tahun 2019. Akulaku merupakan perusahaan sektor fintech yang diklaim memiliki ekosistem terbesar di Indonesia.
Ragam layanan yang dimiliki perusahaan ini di antaranya ialah Akulaku (loans), Asetku (P2P investment), Aku Asuransi (insurance), dan BNC (digital bank). Dengan 39 juta pengguna terdaftar, di antaranya 10 juta pengguna kredit, lebih dari 5 ribu pedagang, dan 32 juta jumlah stock keeping unit (SKU) siap jual menjadikan Akulaku sebagai salah satu perusahaan startup yang mampu memberikan layanan penuh dengan pertumbuhan profil perusahaan yang kuat.
2. Blibli
Blibli mencetak rekor sebagai 5 besar situs eCommerce yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2011 ini memiliki nilai valuasi setara 1 miliar dolar AS per tahun 2021.
Perusahaan ini memiliki jaringan dengan total lebih dari 100.000 rekan bisnis, berfokus pada penjualan produk elektronik, kebutuhan primer, gaya hidup, dan lainnya.
3. GoTo
Grup GoTo merupakan hasil merger antara 2 perusahaan startup raksasa Indonesia yaitu Gojek dan Tokopedia yang terjadi pada bulan Mei 2021 silam. GoTo telah mencatatkan nilai valuasi total sebesar 18 miliar dolar AS per tahun 2021.
Perusahaan ini menawarkan layanan digital yang beragam diantaranya terdiri dari Gojek, GoTo Financial, dan Tokopedia. Gojek sebagai pionir layanan transportasi digital di Indonesia telah melebarkan sayap bisnis dan kini memiliki lebih dari 20 jenis layanan seperti food deliveries, logistics, payments, dan berbagai layanan jasa lainnya yang memudahkan konsumen memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara Tokopedia merupakan salah satu layanan e-commerce terdepan di Indonesia dengan jangkauan produk luas mencakup barang konsumen, produk digital, serta yang termutakhir layanan fintech P2P lending bernama Dhanapala.
4. JD.ID
JD.ID meraih nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS sejak tahun 2019. Beroperasi di Indonesia sejak tahun 2015, awalnya perusahaan eCommerce JD.ID berfokus pada penjualan produk elektronik dan gadget.
JD.ID mengalami pertumbuhan pesat dan segera memperluas jangkauan produk penjualan mencakup sektor fashion, kebutuhan rumah tangga, olahraga, kecantikan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Memperoleh posisi ke-9 sebagai situs eCommerce yang ramai dikunjungi di Indonesia, JD.ID telah berhasil menjual lebih dari 350.000 SKU pada tahun 2018. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka 100.000 pada tahun 2016 dan bahkan 10.000 pada tahun 2015.
5. J&T Express
Total valuasi yang diperoleh oleh perusahaan logistik J&T Express mencapai angka 7,8 miliar dolar AS. Sejak kemunculannya pada tahun 2015, J&T Express yang menawarkan layanan jasa logistik dan pengiriman barang berhasil berkolaborasi dengan berbagai e-commerce ternama seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.
J&T Express kemudian melakukan ekspansi ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara yakni Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Singapura, Kamboja, hingga yang terakhir berhasil menembus Tiongkok. J&T Express tercatat sebagai perusahaan logistik dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara yang berfokus pada layanan pengiriman untuk bisnis eCommerce.
6. OVO
Perusahaan fintech di bawah naungan Lippo Group yang berdiri pada tahun 2016 ini memiliki total nilai valuasi sebesar 2,9 miliar dolar AS terhitung sejak bulan Maret 2019. Melalui kerjasama dengan sejumlah perusahaan seperti Tokopedia dan Grab, OVO berhasil menjadi platform dompet digital yang digunakan untuk kebutuhan eCommerce dengan jumlah pengguna lebih dari 120 juta orang pada tahun 2019.
7. Ruangguru
Sebagai salah satu perusahaan startup bidang pendidikan terbesar di Indonesia, Ruangguru memiliki perkiraan nilai valuasi sebesar 800 juta dolar AS pada putaran terakhir pendanaannya, bulan April 2021 silam.
Didirikan pada tahun 2014, Ruangguru menyediakan layanan belajar daring berkualitas bagi murid-murid di Indonesia dan terus meningkatkan produk pendidikan berbasis teknologi seperti video pembelajaran berlangganan, pengajaran langsung secara daring, sistem manajemen pembelajaran untuk sekolah, pelatihan soft skills secara daring, dan corporate-based training application yang telah menjangkau Thailand serta Vietnam.
Hingga Desember 2020, Ruangguru telah memiliki lebih dari 22 juta pengguna di Indonesia, yang merepresentasikan 46 persen pertumbuhan year over year (YoY).
8. Sicepat
Sicepat meraih nilai valuasi pada kisaran angka 723 juta hingga 1,1 miliar dolar AS pada periode pendanaan terakhirnya bulan Maret 2021. Berfokus pada layanan pengiriman mil terakhir, Sicepat menjawab kebutuhan pengiriman barang-barang social commerce dan ekosistem platform eCommerce yang lebih luas secara end-to-end. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 oleh Rudy Darwin Swigo dan The Kim Hai.
9. Tiket.com
Perusahaan pada sektor online travel agency (OTA) pertama di Indonesia yang menyediakan layanan pemesanan tiket untuk hotel, penerbangan, kereta, dan lain sebagainya. Berdiri sejak tahun 2011, Tiket.com tercatat telah mengumpulkan nilai valuasi sebesar lebih dari 1 miliar USD hingga tahun 2021.
10. Traveloka
Traveloka menjadi perusahaan startup sektor OTA berikutnya yang berhasil masuk dalam kategori unicorn dengan nilai valuasi sebesar 2,75 miliar dolar AS pada tahun 2020. Tahun 2012, Traveloka berfokus menyediakan layanan pemesanan tiket penerbangan serta hotel untuk perjalanan domestik.
Di samping itu, Traveloka berhasil melakukan ekspansi bisnis ke wilayah Asia Tenggara, menjadikannya sebagai salah satu perusahaan online booking terbesar di kawasan ini. Traveloka menyediakan layanan pemesanan untuk lebih dari 100 penerbangan, 450.000 hotel, 400 perusahaan rental di Indonesia, serta 4.000 tiket atraksi dan aktivitas lainnya.
11. Xendit
Terakhir, Xendit sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan fintech di Indonesia, Filipina, dan kawasan Asia Tenggara lainnya berhasil mencatatkan nilai valuasi sekitar 1 miliar dolar AS pada periode terakhir pendanaannya bulan September 2021.
Menyediakan solusi pembayaran, Xendit menawarkan pelayanan aman serta terintegrasi yang menerima transaksi dari virtual accounts, kartu debit, serta kartu kredit. Berdiri sejak tahun 2015, Xendit menjadi perusahaan pertama yang menempuh Y Combinator’s Acceleration Programme pada Januari 2021 dan menempati peringkat 64 dari 100 perusahaan lainnya yang tergabung dalam program.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor