Sebagai salah satu pelaku perekonomian yang penting, ASEAN menunjukkan diri sebagai pasar pengiriman makanan secara daring (online food delivery) yang cukup kompetitif di tingkat global.
Dalam data yang dikeluarkan oleh Momentum Works bertajuk In focus: food delivery platforms in Southeast Asia, Asia Tenggara sukses membukukan nilai penjualan bruto atau GMV (Gross Merchandise Value) sebesar US$17,1 miliar pada tahun 2023. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 5% dibanding tahun sebelumnya yaitu 2022 yang berada di angka US$16,3 miliar.
Secara kilas balik, pertumbuhan tertinggi GMV Asia Tenggara adalah di tahun 2020. Momen pandemi covid-19 sukses menumbuhkan GMV sebesar 183%, dari US$4,2 miliar di tahun 2019 menjadi US$11,9 miliar pada 2020.
Di level Asia Tenggara, platform dengan nilai penjualan tertinggi adalah Grab dengan angka GMV senilai US$9,4 miliar, dilanjut FoodPanda senilai US$2,7 miliar. Gojek sukses berada di posisi ketiga daftar ini dengan penjualan US$1,8 miliar di tahun 2023.
Nilai transaksi Indonesia hampir US$5 miliar sendiri
Dalam data lanjutan dari Momentum Works, Indonesia menjadi pemain utama dalam online food delivery di kawasan Asia Tenggara.
Bagaimana tidak, nilai transaksi yang dibukukan di tanah air mencapai US$4,6 miliar, atau setara Rp78,3 miliar (berdasarkan kurs 8/2/2024, US$1=Rp15666,3) sendiri di tahun 2023. Angka ini mengalami peningkatan sebesar US$100 juta dibanding tahun 2022.
Pada posisi kedua, terdapat Thailand yang mengalami peningkatan US$100 juta juga dibanding tahun sebelumnya.
Negara-negara seperti Singapura, Filipina, serta Malaysia sukses mencatatkan nilai transaksi di rentang US$2 miliar di tahun 2023, dengan pertumbuhan tipis dibanding tahun sebelumnya.
Dari keenam negara yang terdapat di grafik Momentum Works, pertumbuhan tertinggi justru ada di Vietnam yang berada di peringkat nomor enam. Negara ini mengalami kenaikan nilai transaksi sebesar US$300 juta dibanding tahun 2022.
Momentum Works menuliskan bahwa angka GMV yang dirilis telah mencakup semua pesanan yang dibuat dan dikirim ke mitra restoran, termasuk pesanan yang dibatalkan dan dikembalikan dananya.
"Tidak termasuk pesanan pesan-antar makanan yang tidak dilakukan melalui platform mana pun, seperti pesanan yang dilakukan langsung dengan operator F&B," klaim Momentum Works dalam rilisnya.
Separuh transaksi di Indonesia dikuasai oleh Grab
Data Momentum Works juga mengungkap penjualan online food delivery secara regional per negara. Di data tersebut, Grab tertulis sebagai pemain utama online food delivery tanah air, dengan nilai transaksi mencakup 50% dari GMV Indonesia. Angka tahun 2023 ini diperkirakan setara dengan US$2,3 miliar.
Sementara itu, Gojek menguasai 38% penjualan, dengan perkiraan nilai transaksi di angka US$1,74 miliar di tahun 2023. Ini berarti aplikasi yang pernah bergabung sebagai GoTo ini berada di posisi kedua.
Terakhir, terdapat ShopeeFood yang menguasai 12% pasar tanah air, dengan estimasi nilai transaksi di angka US$552 juta pada tahun ini.
Secara umum, pasar online food delivery di Asia Tenggara memang dikuasai Grab. Di Malaysia, Singapura, dan Filipina, Grab menguasai transaksi dengan presentase 65%, 63%, serta 61%. Sebanyak 47% transaksi di Thailand dan Vietnam juga dikuasai oleh platform satu ini.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya