Kebebasan merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar, selama masih dalam batasan saling menghormati hak-hak milik orang lain. Kebebasan adalah tidak adanya paksaan dari satu individu ke individu lainnya untuk melakukan sesuatu.
Guna melindungi kebebasan tersebut, dibentuklah hukum untuk mengatur kehidupan manusia. Hukum hadir bukan untuk membatasi bahkan menghapus kebebasan, sebaliknya, hukum bertujuan untuk memastikan setiap manusia dapat mencapai kebebasan yang menjadi haknya.
Berdasarkan data dari Cato Institute, Singapura meraih indeks kebebasan manusia tertinggi se-ASEAN dengan skor sebesar 7,8. Berikutnya, ada Timor Leste yang mendapatkan indeks 7,3. Diikuti oleh Malaysia dengan indeks 7,1.
Setelah Malaysia, ada Indonesia di posisi keempat yang mendapatkan indeks 6,8. Selanjutnya, ada Thailand yang memperoleh indeks 6,7.
Posisi keenam diisi oleh Filipina dengan indeks 6,5. Kemudian, urutan berikutnya ada Kamboja yang mendapat indeks 6,1.
Brunei ada di urutan selanjutnya dengan indeks 5,9. Vietnam menyusul dengan indeks 5,4, diikuti Laos yang memperoleh 5,1. Terakhir, ada Myanmar dengan indeks 4 untuk kebebasan manusia.
Indeks kebebasan manusia diukur untuk mengetahui sejauh mana hak masing-masing individu dihormati dan bebas dari intervensi pemerintah. Secara spesifik, ada 86 indikator yang digunakan untuk mengukur indeks tersebut dengan rincian 41 variabel kebebasan pribadi dan 45 variabel kebebasan ekonomi.
Secara garis besar, variabel tersebut dikelompokkan menjadi 12 variabel berikut.
Variabel Kebebasan Pribadi:
- Keamanan dan keselamatan, menilai tingkat kekerasan serta ancaman terhadap warga
- Keagamaan, menilai mengukur kebebasan dalam beribadah, praktik keagamaan, dan penindasan organisasi agama oleh pemerintah
- Kebebasan bergerak, menilai kebebasan bepergian dan tinggal di luar negeri
- Kebebasan berkumpul dan berasosiasi, menilai kegiatan aksi protes damai
- Supremasi hukum, menilai efektivitas aturan dalam melindungi hak individu
- Kebebasan berekspresi dan informasi, menilai hak kebebasan bagi jurnalis, individu, serta kelompok, dan akses atas informasi
- Kebebasan membangun hubungan, menilai hak atas hubungan pribadi seperti keluarga dan pernikahan
Variabel Kebebasan Ekonomi:
- Keterlibatan pemerintah, menilai pengaruhnya di sektor ekonomi dan kehidupan pribadi
- Sistem hukum dengan pengadilan yang independen dan hak properti
- Mata uang yang sehat, diukur dari nilai dan tingkat inflasi yang stabil
- Kebebasan berdagang antar negara negara, menilai tarif dagang dan mobilitas antar negara
- Regulasi, menilai seberapa besar pengaruhnya terhadap kebebasan ekonomi (perizinan, peraturan usaha, dan kompetisi pasar)
Adanya variabel yang beragam ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif dalam melihat realita kebebasan yang kompleks. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat sipil harus saling bahu-membahu untuk mewujudkan kebebasan dan mempertahankan kedamaian yang diharapkan semua pihak.
“Visi kita adalah menciptakan wilayah di mana setiap orang dapat hidup dalam kebebasan, di mana suara mereka didengar, dan setiap individu diberdayakan untuk mencapai potensi penuh mereka,” ujar Mugiyanto Sipin, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia, pada acara Dialog Hak Asasi Manusia ASEAN ke-6 di Jakarta, Selasa (5/11/2024), dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga: Indeks Kebebasan Indonesia Terus Turun Dalam 1 Dekade Terakhir
Penulis: Nabilla Nurtsaniya
Editor: Editor