Generasi Muda Optimis Mendapat Pekerjaan di Masa Depan

BPS mencatat seiring dengan pemulihan ekonomi, tingkat pengangguran semakin melandai. Hal tersebut semakin meningkatkan optimisme para generasi pencari kerja.

Generasi Muda Optimis Mendapat Pekerjaan di Masa Depan Ilustrasi melamar kerja I Cornelius Krishna Tedjo/Shutterstock

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 telah mempengaruhi seluruh sektor kehidupan termasuk juga sektor perekonomian berbagai kalangan. Di tengah kondisi kesulitan keuangan saat itu, mau tidak mau banyak perusahaan yang memangkas gaji pegawai bahkan terpaksa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Lapangan pekerjaan juga semakin sulit ditemukan.

Namun, seiring dengan melandainya pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi pada akhir tahun 2021 hingga 2022, angka serapan tenaga kerja menunjukkan tren positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 naik 4,20 juta orang dibanding Februari 2021.

Kemudian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,98 persen poin. Penduduk yang bekerja pada tahun 2022 mencapai 135,61 juta orang, naik sebanyak 4,55 juta orang sejak Februari 2021.

Seiring dengan hal tersebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) pada Februari 2022 menunjukkan penurunan sebesar 5,83 persen dari tahun lalu.

BPS: ekonomi pasca pandemi pulih, angka pengangguran melandai

Laporan BPS menghitung jumlah penduduk bekerja dan menganggur selalu dilakukan pada dua kali setahun, yakni di bulan Februari dan Agustus. Data tersebut menyoroti Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia pada saat puncak pandemi hingga tahun ini.

Pada Februari 2022 tingkat pengangguran di Indonesia ada sebanyak 8,40 juta penduduk. Angka tersebut turun sekitar 350 ribu lebih orang atau sekitar 6,26 persen pada Februari 2021. Sedangkan jika dibandingkan jumlah pada Agustus tahun lalu, terjadi penurunan pada sekitar 700 ribuan orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia 2022 I GoodStats

Kondisi angka pengangguran atau TPK di Indonesia pernah mengalami masa terburuknya yakni pada Februari 2020, tepat satu bulan sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus Covid-19 sebagai pandemi global. Persentasenya menunjukkan angka 4,94 persen.

Terlepas dari adanya kondisi pandemi, bahwa sejak 2019, tren tingkat pengangguran selalu menurun saat Februari, lalu meningkat di bulan Agustus. Hal ini terjadi lantaran jumlah penduduk bekerja selalu meningkat di Bulan Februari lalu menurun di bulan Agustus.

BPS menetapkan angka TPK sebagai persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja terdiri dari perhitungan angka penduduk usia kerja 15 tahun ke atas yang telah bekerja aktif maupun berhalangan sementara, dan angka penduduk usia kerja yang sedang menganggur.

Berdasarkan riset tersebut, jumlah angkatan kerja Indonesia pada Februari 2022 mencapai 144,01 juta orang dan menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Selaras dengan hal tersebut, kini banyak anak muda dalam usia aktif bekerja semakin optimis dengan adanya ketersediaan lapangan pekerjaan seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Anak muda semakin optimis mendapat pekerjaan

Survei Indeks Optimisme yang diterbitkan oleh platform kolaborasi dan media Good New from Indonesia (GNFI) sejak tahun 2008 mengukur seberapa optimis generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan.

Pada survei tahun ini, GNFI bekerja sama dengan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mengangkat lima isu utama, yang meliputi pendidikan dan kebudayaan, kebutuhan dasar, ekonomi dan kesehatan, kehidupan sosial, hingga isu politik dan hukum dari kata mata generasi muda.

Survei tersebut menunjukkan, 74,3 persen generasi muda optimis dalam perbaikan dalam sektor ekonomi dan kesehatan di Indonesia.

Para anak muda juga yakin akan perbaikan ketersediaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya meski dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi. Indeksnya menunjukkan yang tertinggi, yakni sebesar 71,2 persen.

Indeks optimisme generasi muda dalam sektor ekonomi dan kesehatan 2022 I GoodStats

Dalam grafik disebutkan bahwa ada sebanyak 72,5 persen responden optimis dalam hal capaian lapangan pekerjaan, dan sisanya mengaku pesimis dan netral dengan besaran persentase masing-masing 1,3 dan 26,3 persen.

Selain itu, para generasi muda juga memiliki optimisme tinggi dalam hal mendapatkan akses layanan kesehatan (67,8 persen) dan mendapat pekerjaan yang diinginkan (65,9 persen) di masa depan. Sementara itu, para generasi muda cukup pesimis akan adanya kemungkinan menciptakan usaha mandiri di masa depan.

Guna mengatasi persoalan tersebut, para generasi muda mereka memiliki sejumlah rencana prioritas demi mencapai tujuan kestabilan hidup.

Generasi Muda Lebih Prioritaskan Membangun Karir

Perencanaan diperlukan dalam hal penentuan tujuan capaian. Penentuan skala prioritas akan memudahkan memusatkan perhatian pada tujuan. Skala prioritas yang direncanakan oleh para generasi muda dirangkum dalam survei yang sama, terlihat mengatur prioritas tinggi dalam hal mendapatkan pekerjaan ataupun membangun karir. Jumlahnya hingga 26,7 persen responden.

Rencana prioritas generasi muda 2022 I GoodStats

Kemudian disusul dengan rencana prioritas memiliki atau meneruskan usaha sebanyak (21,2 persen ), melanjutkan pendidikan (13,7 persen), membeli rumah (8,5 persen), dan menambah penghasilan (6 persen).

Lebih lanjut, penilaian survei indeks optimisme dilakukan pada 7-22 Juli 2022. Survei ini menggunakan metode telesurvei dengan response rate 17,67 persen dari 5.128 panel responden survei KedaiKOPI.

Survei tersebut melibatkan 906 orang responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Kategori responden didominasi oleh generasi Y yang berusia 25-40 tahun sebanyak 58,4 persen dan generasi Z yang berusia 17-24 tahun sebanyak 41,6 persen, 58,9 persen berjenis kelamin perempuan dan 41,1 persen laki-laki.

Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

RAPBN 2025 Direncanakan Defisit 2,53%, Bagaimana Pembiayaannya?

RAPBN 2025 direncanakan defisit 2,53%, pembiayaannya difokuskan pada surat berharga negara dan pinjaman luar negeri.

Inflasi 1,71% Selama Oktober 2023-2024, Ini Penyebabnya

Inflasi Oktober 2024 di Indonesia tercatat sebesar 1,71%, inflasi bulanan 0,08%, dan 0,82% sejak awal tahun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook