Face Recognition KAI: Waktu Hemat, Lingkungan Selamat

Inovasi KAI: naik kereta cukup scan wajah, hemat ribuan rol kertas, bantu jaga lingkungan berkelanjutan.

Face Recognition KAI: Waktu Hemat, Lingkungan Selamat Ilustrasi Teknologi Face Recognition di KAI | Sumber Pribadi
Ukuran Fon:

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi semakin memegang peranan penting dalam meningkatkan kenyamanan masyarakat, termasuk dalam dunia transportasi. Salah satu inovasi yang kini dirasakan manfaatnya oleh jutaan penumpang adalah face recognition yang diterapkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Teknologi ini bukan hanya mempermudah proses perjalanan, tetapi juga memberi dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas untuk cetak tiket.

Sebelumnya, penumpang kereta harus menyiapkan tiket cetak atau e-boarding pass untuk dapat naik kereta. Proses ini sering kali menimbulkan antrean panjang, apalagi saat musim liburan atau jam keberangkatan padat. Namun, dengan hadirnya face recognition, penumpang kini bisa langsung berjalan ke gate hanya dengan memindai wajah. Sistem secara otomatis mengenali data yang sudah terhubung dengan tiket digital mereka.

Salah satu manfaat besar dari teknologi face recognition ini adalah penghematan kertas. Bayangkan, setiap kali satu tiket tidak dicetak, maka ada selembar kertas yang berhasil diselamatkan dari tempat sampah. Dalam skala jutaan pelanggan, jumlahnya tentu sangat besar. Data dari KAI menunjukkan betapa besar dampak positif dari penerapan teknologi ini.

Statistik Penggunaan Face Recognition KAI
  • Tahun 2023: Face recognition digunakan oleh 2.922.780 pelanggan, berhasil menghemat 6.959 rol kertas dengan nilai efisiensi mencapai Rp104.385.000.
  • Tahun 2024: Lonjakan pemanfaatan teknologi ini sangat signifikan. Sebanyak 7.141.649 pelanggan menggunakan face recognition, menghemat 17.004 rol kertas senilai Rp255.058.893.
  • Tahun 2025 (Januari - Juli): Dalam waktu tujuh bulan saja, sudah tercatat 5.440.079 pelanggan memanfaatkan layanan ini, dengan penghematan 12.953 rol kertas atau senilai Rp194.288.536.

Angka ini tidak hanya berarti efisiensi finansial, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan. Dengan penghematan puluhan ribu rol kertas, KAI secara tidak langsung ikut menjaga keberlanjutan hutan. Selain itu, pengurangan penggunaan kertas juga berarti menurunkan emisi karbon dari proses produksi hingga distribusinya.

Selain ramah lingkungan, penghematan ini juga memberi manfaat ekonomi. Biaya operasional yang lebih efisien memungkinkan KAI untuk mengalokasikan sumber daya pada peningkatan layanan penumpang.

Lebih lanjut, teknologi face recognition juga meningkatkan kualitas pengalaman perjalanan. Penumpang kini bisa menikmati perjalanan tanpa perlu repot mencetak tiket, mencari-cari kertas, atau khawatir lupa membawa tiket. Proses check-in jadi lebih cepat, antrean berkurang, dan penumpang bisa langsung fokus menikmati perjalanan.

Bagi generasi muda yang terbiasa dengan kemudahan digital, layanan ini tentu terasa sangat relevan. Semua serba cepat, serba efisien, dan mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Jumlah Penumpang Kereta Api Tembus 261,8 Juta Semester I 2025

Sumber:

https://www.instagram.com/p/DMsR8YFysn1/?img_index=4&igsh=NGJndTZjOGI5Zmty

Penulis: Kalya Azalia
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Negara Pemilik Gedung Pencakar Langit Terbanyak ke-7 di Dunia

Indonesia saat ini tercatat memiliki 52 gedung pencakar langit dengan ketinggian di atas 200 meter, terbanyak ke-7 di dunia.

Apa yang Biasa Ditanyakan ke ChatGPT?

Topik seputar pengembangan software jadi yang banyak ditanyakan di ChatGPT, menunjukkan besarnya penggunaan chatbots ini untuk hal-hal teknis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook