Dibalik Polemik Penghapusan Jurusan Filsafat di Indonesia

Faktanya, dari 89 universitas negeri di Indonesia, hanya terdapat dua universitas yang membuka jurusan filsafat.

Dibalik Polemik Penghapusan Jurusan Filsafat di Indonesia Patung The Thinker | Anne O'Sullivan/Pexels
Ukuran Fon:

Belum lama ini, seorang influencer edukasi, Ferry Irwandi membagikan pandangannya tentang relevansi jurusan filsafat dengan kondisi saat ini. Ia berpendapat bahwa sebaiknya jurusan filsafat dihapus karena kondisinya yang kian tidak relevan di tengah perkembangan teknologi dan majunya beragam ilmu pengetahuan.

“Filsafat itu harusnya dihapus, jurusan filsafat. Gak match skill dan positioning, sudah gak cocok lagi. Sekarang dunia itu udah gak butuh orang yang kaya gitu lagi, teknologi udah berkembang, siapa orang yang bisa melaksanakannya, yang kita butuhkan sekarang,” tutur Ferry dalam kanal Youtube Pribadi (11/7/2025).

Berkaitan dengan hal itu, bagaimana sebenarnya kondisi dan fakta jurusan filsafat di Indonesia?

Jurusan filsafat populer dikenal sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat adalah bidang keilmuan yang mendorong lahirnya semua disiplin Ilmu, baik keilmuan sosial-humaniora maupun sains dan teknologi. Dapat dikatakan kehadiran ilmu filsafat memicu kemajuan berbagai bidang lini keilmuan di masyarakat.

Persentase Universitas Negeri Membuka Jurusan Filsafat | Goodstats

Meskipun dianggap sebagai “Ibu” dari ilmu pengetahuan, pada kenyataannya, tidak banyak perguruan tinggi negeri di Indonesia yang membuka jurusan filsafat. Menurut laman resmi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), dari total 89 universitas negeri di Indonesia yang terdiri atas PTN akademik dan PT KIN, hanya ada dua universitas yang membuka jurusan filsafat, yakni Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Persentasenya hanya sebesar 2,2% dari total keseluruhan.

Data tersebut menggambarkan betapa minimnya kehadiran jurusan filsafat di lingkup perguruan tinggi negeri. Dari sini pula muncul pertanyaan, apakah memang jurusan filsafat bukan sebuah prioritas bagi universitas? Lebih lanjut, berikut data tren peminat jurusan filsafat dari kedua kampus yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada dalam 5 tahun terakhir.

Tren Jumlah Peminat Jurusan Filsafat UI dan UGM | Goodstats

Masih dari sumber yang sama, data mengenai jumlah peminat dihitung berdasarkan penjumlahan peminat dari jalur tes (SNBT) dan jalur prestasi (SNBP). Hasil menunjukkan bahwa setiap tahunnya, jumlah peminat jurusan filsafat dari UGM selalu lebih unggul dari Universitas Indonesia. Hal ini menandakan bahwa jurusan filsafat UGM lebih banyak diminati oleh calon mahasiswa.

UGM mencatatkan jumlah peminat tertinggi pada tahun 2021 dengan total 1.073 peminat. Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya, sedikit demi sedikit jumlah peminat terus mengalami penurunan.

Hal berbeda terjadi pada Universitas Indonesia dengan puncak peminat tertinggi justru terjadi pada 2020. Lalu layaknya UGM, tahun-tahun selanjutnya jumlah peminat terus menurun walaupun pada tahun 2023 sempat mengalami sedikit kenaikan. Kesamaan pola pada kedua Universitas adalah sempat mendapati jumlah peminat yang cukup tinggi di awal tetapi cenderung menurun pada tahun-tahun berikutnya.

Bagaimana Kondisi Jurusan Filsafat di Luar Negeri?

Jurusan filsafat terkenal sebagai jurusan yang sangat teoritis. Fakta ini kemudian membuat kebanyakan orang ragu karena lulusannya berpotensi tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.

Tidak sedikit juga publik yang berasumsi bahwa lulusan dari jurusan filsafat dominan tidak akan terserap dalam dunia kerja. Namun, ada juga yang menyangkal bahwa lulusan filsafat tetap mampu bersaing dalam dunia kerja sama seperti jurusan lainnya. Lalu seperti apa faktanya di lapangan?

Federal Reserve Bank of New York telah merilis hasil survei terhadap penduduk Amerika Serikat berkaitan dengan tingkat pengangguran berdasarkan jurusan para lulusannya. Hasilnya ternyata di luar dugaan. Lulusan jurusan filsafat di Amerika Serikat ternyata tidak termasuk dalam jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi.

Jurusan dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi di Amerika Serikat | Goodstats

Data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada jurusan filsafat hanya sebesar 3,2%. Tingkat ini tergolong rendah dibanding jurusan lain dengan tingkat rata-rata mencapai 6,8%.

Data dari World Economic Forum bertajuk The Future of Jobs Report 2025 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir analitis serta ketahanan, fleksibilitas, dan kelincahan adalah dua kemampuan yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja. Persentasenya masing-masing 69% dan 67%.

Jika dilihat kembali, kemampuan berpikir analitis sangat lekat hubungannya dengan jurusan filsafat. Dalam kesehariannya, mahasiswa filsafat terbiasa dengan aktivitas berpikir tidak hanya secara analitis tetapi juga secara holistik. Jadi, kemampuan mahasiswa filsafat dalam aspek ini sangatlah dibutuhkan.

Berlanjut pada kemampuan kedua yakni ketahanan, fleksibilitas, dan kelincahan. Kemampuan ini menuntut adanya daya adaptasi yang tinggi mengikuti perkembangan zaman. Walaupun mahasiswa jurusan filsafat tidak dibekali kemampuan teknis tetapi tingkat penganggurannya cenderung rendah. Artinya, mayoritas mahasiswa lulusan filsafat memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik dalam dunia profesional.

Jadi, walau jurusan filsafat tidak memiliki latar belakang kemampuan teknis yang spesifik layaknya jurusan lain, lulusannya tetap mampu bersaing dalam dunia profesional berbekal kemampuan berpikir analitis yang kuat dan daya adaptasi yang tinggi.

Baca Juga: Deretan Prodi Sepi Peminat di Universitas Indonesia pada SNBP 2024

Sumber:

https://snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/snbp/daftar-ptn-snbp

https://snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/utbk-snbt/daftar-ptn-snbt

https://www.newyorkfed.org/research/college-labor-market#--:explore:outcomes-by-major

https://reports.weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs_Report_2025.pdf

https://www.youtube.com/watch?v=8TY8oJh05jQ&t=586s

Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor

Konten Terkait

Berapa Proporsi Pengeluaran untuk Biaya Pendidikan di Indonesia?

Rata-rata pengeluaran biaya pendidikan di kelompok rentan miskin adalah 3,62% per tahun, terendah dari kelompok ekonomi lain.

Tren Optimisme Masyarakat Indonesia Turun di Tahun 2025

Indeks Optimisme 2025 turun tajam ke skor 5,51 dari 7,77 pada 2023. Gelombang PHK, kondisi ekonomi, serta gejolak politik disebut jadi penyebab utama.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook