CEO Telegram Ditangkap, Seberapa Besar Penggunaannya di Indonesia?

Pada Sabtu (24/8/2024), CEO Telegram ditangkap di Prancis. Lantas, bagaimana eksistensi Telegram di Indonesia?

CEO Telegram Ditangkap, Seberapa Besar Penggunaannya di Indonesia? Ilustrasi Pavel Durov | FIP News

Telegram adalah salah satu platform pengirim pesan yang populer di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dengan berbagai fitur andalannya, Telegram telah menjadi pilihan bagi banyak orang dalam berkomunikasi satu sama lain. Kapasitas grup yang mampu menampung lebih dari 200.000 anggota menjadikannya unggul dibanding kompetitornya.

Namun dibalik kelebihannya tersebut, ditangkapnya pendiri Telegram akhir-akhir ini membuat kredibilitasnya menurun.

Motif Penangkapan CEO Telegram di Paris

Pada Sabtu (24/8/2024) malam, CEO Telegram Pavel Durov, ditangkap oleh otoritas Prancis setelah tiba di bandara Le Bourget, Prancis. Pavel Durov memang sudah tercatat dalam daftar pencarian orang oleh aparat Prancis atau biasa disebut sebagai Fichier des Recherches de Personnes.

Berdasarkan surat perintah penangkapan dari Prancis, Durov ditangkap akibat aplikasi yang ia bangun dianggap terlalu rentan terhadap aktivitas pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pedofilia.

Selain itu, Durov juga dinilai tidak mau bekerja sama dengan pihak berwenang. Pada akhirnya, Durov ditahan di kepolisian Prancis dan kemungkinan besar akan dijatuhkan berbagai tuduhan seperti terorisme, narkotika, penipuan, pencucian uang, penerimaan barang curian, dan penyebaran konten pedofilia.

Statistik Pengguna Telegram di Indonesia

Telegram berada di urutan ke-5 dengan persentase pengguna sebesar 61,3% | GoodStats

Berdasarkan data Global Digital Report 2024 oleh Meltwater dan We Are Social, Telegram adalah salah satu aplikasi pesan yang cukup populer di Indonesia, dengan persentase pengguna mencapai 61,3%.

Meskipun WhatsApp masih memimpin sebagai media sosial yang paling banyak digunakan dengan 90,9% pengguna, diikuti oleh Instagram (85,3%), Facebook (81,6%), dan TikTok (73,5%), posisi Telegram yang berada di urutan kelima menunjukkan daya tarik aplikasi ini di kalangan masyarakat Indonesia.

Popularitas Telegram dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, di antaranya:

1. Fitur Grup dan Saluran

Telegram dapat menampung hingga 200.000 anggota dalam satu grup serta memiliki saluran untuk menyiarkan pesan kepada audiens yang tidak terbatas. Fitur ini sering dimanfaatkan oleh komunitas, organisasi, dan perusahaan untuk berkomunikasi secara efektif dengan anggotanya.

2. Penggunaan Multi-Perangkat

Telegram juga memudahkan pengguna untuk mengakses akun mereka dari beberapa perangkat secara bersamaan tanpa perlu memindai kode QR, berbeda dengan WhatsApp yang lebih terbatas dalam hal ini.

3. Anonimitas

Dengan menggunakan Telegram, users dapat bergabung dengan saluran atau grup tanpa harus mengungkapkan identitas pribadi mereka. Ini menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin mengekspresikan diri atau mendapatkan informasi tanpa diketahui identitasnya.

Tantangan yang Dihadapi oleh Telegram

Meskipun Telegram terus menarik banyak pengguna di Indonesia, aplikasi ini tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu isu utama yang sering menjadi perhatian adalah penyalahgunaan platform untuk kegiatan ilegal, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten ilegal lainnya.

Tantangan ini perlu ditangani dengan kebijakan yang efektif baik oleh pihak Telegram sendiri maupun regulator di masing-masing negara untuk memastikan platform ini digunakan dengan aman dan positif.

Banyak pengguna yang mengeluhkan tentang kelompok atau saluran tertentu di Telegram yang menyebarkan konten yang tidak pantas, termasuk informasi yang dapat memicu ketidakstabilan sosial.

Bicara mengenai berita sebelumnya, pihak Telegram pun telah memberikan pernyataan resmi terkait penangkapan Durov melalui kanal Telegram News. Mereka menyatakan bahwa semua operasi Telegram di Eropa telah mematuhi hukum yang berlaku, termasuk Undang-Undang Layanan Digital.

Telegram juga menegaskan bahwa tidak ada informasi yang disembunyikan terkait penangkapan Durov di Prancis dan bahwa tuduhan terkait aktivitas kriminal melalui Telegram tidak masuk akal. Hingga saat ini, Telegram masih menunggu pernyataan resmi dari pihak berwenang terkait penangkapan CEO mereka di Prancis.

Pada akhirnya, para pengguna berharap Telegram dapat terus meningkatkan fitur-fitur keamanannya, seperti keamanan end-to-end, untuk menjamin penggunaan yang lebih aman dan bijaksana ke depannya.

Baca Juga: 300 Juta Data Pribadi Tersebar, Kapan Indonesia Merdeka dari Serangan Siber?

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

Simak Perkembangan Pemilik Telepon Seluler RI Berdasarkan Kelompok Umur

Ponsel sudah menjadi kebutuhan wajib bagi banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, kepemilikan tertinggi atas ponsel berasal dari kalangan muda

Survei APJII: 82,6% Penduduk Daerah Tertinggal Sudah Memiliki Akses Internet

Hanya sebagian kecil masyarakat di wilayah tertinggal yang belum memiliki akses terhadap internet, yakni sebesar 17,4%.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook