Dari Sekian Kota Besar Dunia, Udara Jakarta Paling Berpolusi

Meskipun bukan lagi hal asing, polusi udara Jakarta dan kota lain di Indonesia masih perlu menjadi perhatian.

Dari Sekian Kota Besar Dunia, Udara Jakarta Paling Berpolusi Polusi Jakarta. Sumber: Getty Images oleh Didier Marti

Per hari ini (9/6), Jakarta menempati posisi pertama sebagai kota besar dunia dengan indeks kualitas udara paling buruk. Pagi ini, skornya mencapai 170 dan tergolong tidak sehat. Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara dalam 10 posisi teratas. Ho Chi Minh City di Vietnam menempati posisi ke-15 dengan kategori sedang.

Jakarta memiliki kualitas udara paling rendah berdasarkan kota besar di dunia.
Jakarta memiliki kualitas udara paling rendah berdasarkan kota besar di dunia | GoodStats

Tak cukup disana, jika ditinjau secara nasional, Jakarta menempati posisi ketiga kota dengan kualitas udara yang tidak sehat. Posisi teratas diisi oleh Tangerang Selatan dengan skor 198. Berikutnya, Bandung menyusul dengan skor 175.

Dengan demikian, Jakarta bukan menjadi yang terburuk hari ini. Sementara itu, kota di Indonesia dengan kualitas udara paling baik adalah Mamuju, Sulawesi Barat, dengan skor 15 dan Sintang, Kalimantan Barat, dengan skor 16.

Berdasarkan catatan dari IQ Air, polusi di Jakarta umumnya disebabkan oleh faktor kendaraan, emisi pabrik, dan pembakaran bahan organik secara terbuka. Jumlah kendaraan yang besar dengan bahan bakar beremisi tinggi membuat polusi udara tak terhindarkan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan yang konsisten atas jumlah kendaraan bermotor di Jakarta. Pada 2022, jumlah sepeda motor di Jakarta mencapai 17.304.447 unit, mobil penumpang 3.766.059 unit, bus 37.180 unit, dan truk 748.395 unit.

Secara keseluruhan, jumlah kendaraan di Jakarta terus mengalami peningkatan.

Tak cukup disana, jika ditinjau secara nasional, Jakarta baru menempati posisi ketiga dengan kualitas udaranya yang tidak sehat. Pada posisi teratas, diisi oleh Tangerang Selatan dengan skor 198. Berikutnya, Bandung menyusul dengan skor 175. Dengan demikian, Jakarta bukan menjadi yang terburuk hari ini. Sementara itu, kota di Indonesia dengan kualitas udara paling baik adalah Mamuju, Sulawesi Barat, dengan skor 15 dan Sintang, Kalimantan Barat, dengan skor 16.  Berdasarkan catatan dari IQ Air, polusi di Jakarta umumnya difaktori oleh kendaraan, emisi pabrik, dan pembakaran bahan organik secara terbuka. Jumlah kendaraan yang besar dengan bahan bakar beremisi tinggi, membuat polusi udara tak terhindarkan.  Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan yang konsisten atas jumlah kendaraan bermotor di Jakarta. Pada 2022, jumlah sepeda motor di Jakarta mencapai 17.304.447 unit, mobil penumpang 3.766.059 unit, bus 37.180 unit, dan truk 748.395 unit.  Secara keseluruhan, jumlah kendaraan di Jakarta terus mengalami peningkatan.
Per 2020, total jumlah kendaraan di Jakarta telah menyentuh angka 20 jutaan | GoodStats

Asian Automotive Analysis menunjukkan data kepemilikan kendaraan bermotor di Asia pada 2022. Taiwan memimpin dengan kepemilikan sepeda motor 613 per 1000 penduduk. Sementara itu, Indonesia memperoleh nilai yang sama dengan Malaysia, yaitu kepemilikan sepeda motor 466 per 1000 penduduk.

Setelahnya, disusul Vietnam dengan kepemilikan sepeda motor 370 per 1000 penduduk dan Kamboja dengan kepemilikan 356 per 1000 penduduk. 

Brunei menjadi yang terendah dalam daftar ini, dengan kepemilikan 9 per 1000 penduduk. Singapura memiliki PDB tertinggi, namun kepemilikan sepeda motornya hanya 25 per 1000 penduduk.

Berbanding terbaik, Brunei justru memimpin kepemilikan mobil dengan 605 per 1000 penduduk. Disusul Malaysia dengan kepemilikan mobil 533 per 1000 penduduk dan Korea Selatan dengan kepemilikan mobil 492 per 1000 penduduk. Sementara itu, Indonesia menempati posisi 10, dengan kepemilikan mobil 87 per 1000 penduduk.

Polusi udara salah satunya diukur dari keberadaan virus PM2.5. Virus yang berukuran sangat kecil ini dapat masuk ke aliran darah melalui jaringan paru-paru, hingga menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Masalah tersebut di antaranya kerusakan pembuluh darah, risiko serangan jantung, penyakit jantung, hingga risiko untuk kehamilan.

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor

Konten Terkait

Seluk Beluk Kebiasaan Menabung dan Pengelolaan Keuangan Anak Muda: Sudahkah Cerdas Finansial?

Kurangnya disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%) menjadi hambatan utama anak muda dalam menabung, mencerminkan tantangan dalam mengelola keuangan.

Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02, masuk kategori tinggi menurut data BPS.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook