Bukan Kesehatan Mental, Ini Isu yang Paling Dikhawatirkan Gen Z

Menurut survei Deloitte, 39% Gen Z khawatir terhadap biaya hidup yang tinggi, mengalahkan kekhawatiran akan isu lain seperti kesehatan mental dan pengangguran.

Bukan Kesehatan Mental, Ini Isu yang Paling Dikhawatirkan Gen Z Ilustrasi Gen Z Khawatir Akan Biaya Hidup | Freepik
Ukuran Fon:

Sebagai generasi muda, Gen Z berpotensi kuat dalam mendorong kemajuan bangsa. Sebagian besar Gen Z kini sudah memasuki dunia kerja dan memiliki penghasilan sendiri. Oleh karena itu, semakin meningkatnya taraf hidup, semakin besar pula tantangan yang dihadapi Gen Z.

Perkembangan teknologi dan digitalisasi sekarang menambah daftar isu dan masalah yang menimbulkan kekhawatiran bagi Gen Z. Tak hanya isu politik ataupun lingkungan, masalah finansial kini menjadi sorotan utama, salah satunya terkait biaya hidup.

Berdasarkan survei Deloitte bertajuk "2025 Gen Z and Millennial Survey" yang melibatkan 23.482 responden dari 44 negara pada Oktober-Desember 2024, isu yang paling dikhawatirkan oleh Gen Z adalah biaya hidup. Tak hanya Gen Z, isu ini juga jadi kekhawatiran utama Milenial.

Biaya hidup jadi isu utama yang paling dikhawatirkan Gen Z | Goodstats

Selama empat tahun belakangan, isu biaya hidup masih menjadi kekhawatiran utama Gen Z. Deloitte mencatat peningkatan ini mulai dari tahun 2022 yaitu sebanyak 29% responden khawatir mengenai biaya hidup, dan mencapai angka 39% pada tahun 2025.

Dalam hal ini, kekhawatiran biaya hidup disebabkan oleh financial insecurity. Sebanyak 48% Gen Z dan 46% Milenial merasa tidak aman secara finansial. Lebih dari setengah responden Gen Z dan Milenial mengakui mereka menerapkan gaya hidup paycheck to paycheck atau biasa disebut "gajian cuma numpang lewat doang" untuk memenuhi biaya hidup per bulan. Tak hanya itu, kekhawatiran ini juga membuat Gen Z takut tidak dapat pensiun dengan nyaman di masa depan.

Besarnya tingkat kekhawatiran Gen Z terhadap isu biaya hidup dapat memengaruhi kesejahteraan dan menimbulkan masalah yang lebih serius ke depannya. Oleh karena itu, upaya yang bisa dilakukan salah satunya dengan meningkatkan edukasi literasi keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 oleh pada 17 Oktober 2024. Survei ini melibatkan 6.352 responden wilayah perkotaan dan 2.338 responden wilayah pedesaan. SNLIK menyebutkan indeks literasi kelompok umur 15-17 tahun (Gen Z) yang terendah sebesar 51,70% dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.

"Concern kami, mereka itu secara digital sangat literate, tapi financially mereka belum literate,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK dilansir dari OCBC (10/12/2024).

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan mengadakan berbagai kegiatan edukasi literasi keuangan bagi Gen Z. OJK terus aktif mengadakan berbagai kegiatan di berbagai wilayah dan kampus di Indonesia seperti Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 di Surabaya dan Digital Financial Literacy di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.

Dilansir dari Kompas.com, OJK menargetkan peningkatan angka literasi keuangan berkelanjutan sebesar 1% setiap tahunnya. Sebanyak 1.000 mahasiswa dari berbagai kampus di Malang turut diberikan edukasi dan diajak untuk cerdas secara finansial.

"Tujuannya, bagaimana kita mendidik generasi muda, supaya generasi muda ini  menjadi generasi yang tangguh ya, cerdas keuangan terutama di era digital," ujar Friderica pada Rabu (7/5/2025).

Selain biaya hidup, 21% responden Gen Z juga mengkhawatirkan isu kesehatan mental, kemudian masalah pengangguran (18%), keselamatan pribadi (18%), masalah lingkungan (17%), dan ketidakstabilan politik (16%).

Baca Juga: Masalah Finansial Jadi Faktor Utama Gen Z dan Milenial Alami Stres

Penulis: Salamah Harahap
Editor: Editor

Konten Terkait

Inilah Hasil Akhir Indonesia di Piala Asia Futsal Putri 2025

Indonesia lolos ke babak perempat final Piala Asia Futsal Putri 2025. Langkahnya dikandaskan oleh China dengan skor telak.

Naik 15 Peringkat, Inilah Ranking Timnas Sepak Bola Pantai Indonesia Terkini

Indonesia berada di peringkat ke-68 dunia setelah mengalahkan Afghanistan pada Piala Asia Sepak Bola Pantai Putra dengan skor 6-4.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook