Dalam beberapa waktu belakangan ini, bencana tanah longsor melanda sejumlah daerah di Indonesia. Yang cukup besar, tanah longsor dan gempa bumi bermagnitudo 6,1 terjadi di Pasaman Barat, Sumatra Barat dua pekan lalu (25/2) dan yang paling baru, tanah longsor dan banjir menghantam kota Manado, Sulawesi Utara (3/3).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggungnya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
Indonesia memang kerap dilanda bencana tanah longsor setiap tahunnya. Data yang dirilis secara tahunan oleh BNPB menerangkan bahwa setidaknya dalam tiga tahun terakhir, jumlah kejadian bencana tanah longsor di Indonesia terus meningkat.
Sepanjang 2019, terjadi 719 kejadian bencana tanah longsor di Indonesia. Naik sekitar 46 persen, pada 2020 terdapat 1.054 total bencana tanah longsor di Indonesia.
Data paling baru, sepanjang tahun lalu terdapat 1.321 bencana tanah longsor di Indonesia atau naik lagi dengan persentase sekitar 25 persen dari tahun 2020.
Dari total 1.321 bencana tanah longsor yang terjadi di tanah air pada tahun lalu, terdapat 613 kejadian atau sekitar 46,4 persen yang terjadi di Provinsi Jawa Barat. Provinsi di Indonesia yang paling sering mengalami bencana tanah longsor selain Jawa Barat adalah Jawa Tengah dengan 238 kejadian.
Jawa Timur menjadi provinsi ketiga yang paling sering mengalami bencana tanah longsor selama 2021 dengan total 76 kejadian, diikuti oleh Bali dan Kalimantan Timur dengan total masing-masing 63 dan 46 kejadian.
Lima provinsi lain yang masuk ke dalam 10 besar provinsi di Indonesia dengan jumlah kejadian tanah longsor terbanyak selama 2021 antara lain Kalimantan Utara (32 kejadian), Nusa Tenggara Timur (24 kejadian), Sulawesi Selatan (24 kejadian), Sumatra Utara (23 kejadian), dan Sumatra Barat (18 kejadian).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Editor