Bagaimana Sentimen Publik RI terhadap Konflik Iran vs Israel?

Sentimen publik terhadap konflik Iran-Israel, baik di media sosial maupun di media online, didominasi sentimen netral.

Bagaimana Sentimen Publik RI terhadap Konflik Iran vs Israel? Konflik Iran vs Israel | IISS.org
Ukuran Fon:

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak, memperburuk dinamika geopolitik di Timur Tengah dan menimbulkan kekhawatiran luas akan potensi membesarnya konflik. Indonesia juga jadi salah satu negara yang terdampak akibat konflik kedua negara ini. Pengaruh terhadap harga minyak, gangguan pasokan global, hingga meningkatnya ketegangan diplomatik di forum internasional berdampak pada perekonomian nasional, baik langsung maupun tidak langsung. 

Dalam hal ini, sentimen publik Indonesia terhadap isu Iran-Israel ini dapat memengaruhi arah kebijakan pemerintah serta dinamika sosial dalam negeri. Menurut analisis Drone Emprit, nyatanya mayoritas publik Indonesia bersentimen netral terhadap isu ini, baik di media online maupun media sosial.

Sentimen Media Online vs Media Sosial

Sentimen publik RI terhadap konflik Iran vs Israel | GoodStats
Sentimen publik RI terhadap konflik Iran vs Israel | GoodStats

Menurut data yang dihimpun Drone Emprit, 77% sentimen publik di media online dan media sosial cenderung netral, meski nilainya lebih tinggi ditemukan di media online.

Lebih lanjut, 16% sentimen publik di media online merupakan sentimen positif, dengan beberapa poin yang menjadi pertimbangan akibat dampak dari konflik ini, seperti peluang Indonesia jadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia 2026 yang semakin tinggi, nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar AS, menguatnya IHSG seiring gencatan senjata yang diumumkan Trump, dan upaya Kementerian Luar Negeri yang memperkuat situasi konflik dan keamanan WNI di Iran.

Sementara itu, 6% publik dengan sentimen negatif kebanyakan membahas terkait konflik penundaan pemulangan WNI akibat penutupan penerbangan, konflik yang mengganggu arus wisatawan Timur Tengah ke Indonesia, dan potensi gangguan pengiriman logistik karena blokade Hormuz.

Di media sosial, poin-poin yang melatarbelakangi sentimen positif dan negatif publik sedikit berbeda. Untuk sentimen positif, kebanyakan melihat konflik ini sebagai momentum untuk memperkuat sistem pertahanan udara dan militer Indonesia, potensi Indonesia dorong dialog damai sebagai posisi netralnya dalam konflik, dan dukungan deeskalasi konflik dan terciptanya perdamaian dunia.

Untuk sentimen negatif, kebanyakan didorong oleh potensi lonjakan harga minyak global, inflasi, dan beban energi, risiko gangguan stabilitas global dan hubungan internasional, potensi ancaman keamanan di jalur perdagangan strategis, serta potensi tekanan diplomatik dan risiko gangguan relasi dengan pihak-pihak terlibat.

Data ini menunjukkan bagaimana warga Indonesia memilih netral dalam menanggapi konflik Iran-Israel, yang sejalan dengan politik luar negeri yang dibawakan Indonesia, berusaha menjadi pihak netral yang membawa perdamaian bagi seluruh pihak yang terlibat konflik.

Adapun Drone Emprit melakukan analisis kata kunci di X, Instagram, Facebook, YouTube, TikTok, dan media online pada 11-24 Juni 2025. Berhasil ditemukan 21.907 artikel dan total 104.397 mentions terkait konflik Iran-Israel, dengan total lebih dari 15,3 juta interaksi. Interaksi tertinggi ditemukan di X, mencapai 97% dari total interaksi.

“Pembahasan di media sosial memuncak pada 13 Juni (6.804 mention) dipicu oleh serangan udara Israel ke fasilitas nuklir di Teheran dalam operasi “Rising Lion” yang menewaskan sejumlah pejabat militer Iran dan memicu ancaman balasan, keterlibatan AS dan Yordania, serta lonjakan harga minyak global,” tulis Drone Emprit dalam laporannya.

Sementara itu, pemberitaan di media online melonjak pada 24 Juni, didorong oleh pengumuman gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Adu Kekuatan Militer Iran vs Israel

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

10 Negara Paling Damai di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?

Tidak masuk 10 besar, Indonesia urutan ke-49 negara paling damai di dunia dari 163 negara di dunia.

Politikus Jadi Sumber Hoaks Utama 2025

Politikus hingga influencer dinilai jadi sumber hoaks, misinformasi, dan disinformasi terbesar pada 2025.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook