Perkembangan teknologi yang semakin pesat berhasil mengubah tatanan kehidupan masyarakat dalam berbagai sektor, salah satunya sektor informasi dan komunikasi. Perubahan ini terlihat pada pergeseran penggunaan media berita dari bentuk konvensional yang termuat dalam media cetak menjadi bentuk digital yang dapat diakses melalui internet. Beralihnya media berita dari konvensional menjadi digital tentu saja mengubah pola masyarakat dalam mencari informasi.
Untuk mengetahui bagaimana perubahan kebiasaan tersebut, maka pada tugas akhir Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism ini dilakukan survei bertajuk Pola Pencarian Informasi Berita di Era Digital oleh Anak Muda Tahun 2024. Survei ini berlangsung secara online pada 28 Oktober hingga 9 November 2024 dengan menggunakan Google Form. Responden yang terlibat dalam survei ini berjumlah 251 anak muda dari seluruh Indonesia yang berusia 17-25 tahun.
Mengapa Anak Muda Mengakses Berita Digital?
Berdasarkan hasil survei, terdapat tiga tujuan utama anak muda ketika mengakses berita digital, yaitu untuk mengetahui peristiwa terkini yang dinyatakan oleh 91,2% anak muda, untuk mengikuti perkembangan isu-isu tertentu (72,5%), dan untuk menambah pengetahuan (70,9%).
Dari data ini, dapat dilihat bahwa sebenarnya anak muda memiliki ketertarikan yang kuat untuk mencari informasi dari berbagai peristiwa yang sedang terjadi, serta menunjukkan bahwa berita digital yang dapat diakses dengan mudah memiliki berbagai dampak positif dalam kehidupan anak muda.
Pola Pencarian Informasi Anak Muda
Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya dibutuhkan usaha dalam pencarian informasi. Berdasarkan hasil survei, media sosial menduduki peringkat pertama yang digunakan oleh 97,6% anak muda dalam mengakses informasi berita digital. Selain itu, terdapat sumber lainnya, yaitu situs berita online (62,2%), televisi (29,1%), aplikasi berita (16,7%), dan radio (4%) yang digunakan oleh anak muda untuk mendapatkan informasi.
Setelah menemukan sumber berita, maka cara anak muda mendapatkan berita terbaru pun beragam. Cara utama adalah dengan melihat topik trending di media sosial yang dinyatakan oleh 84,5% anak muda.
Selain itu ada cara lain, seperti mencari secara aktif menggunakan mesin pencari (47,8%), notifikasi dari aplikasi atau situs berita (45,8%), dan rekomendasi dari teman (20,3%). Hasil ini kembali menegaskan bahwa media sosial memainkan peran yang sangat penting bagi anak muda menemukan informasi di era digital.
Frekuensi Anak Muda Mengakses Berita Digital
Berdasarkan hasil survei, mayoritas anak muda mengakses berita digital beberapa kali dalam seminggu, seperti yang dinyatakan oleh 59,4% responden, sedangkan anak muda lainnya memiliki frekuensi yang beragam, mulai dari setiap hari (24,7%), jarang (10,8%), dan sekali dalam seminggu (5,2%).
Kemudian, mayoritas durasi waktu yang dihabiskan oleh anak muda ketika mengakses berita adalah 10-30 menit yang dinyatakan oleh 51,8% anak muda, sisanya memiliki durasi waktu kurang dari 10 menit (34,7%), 30-60 menit (9,6%), dan lebih dari 1 jam (4%).
Pola Konsumsi Berita Digital oleh Anak Muda
Berdasarkan hasil survei, terdapat tiga topik berita yang memiliki persentase imbang, yaitu berita sosial (68,1%), berita politik (61%), dan berita hiburan (60,6%). Hasil tersebut sesuai dengan berita yang dekat dengan masyarakat karena mayoritas berita yang dapat ditemukan dengan mudah di media sosial adalah berita sosial, politik, dan hiburan.
Dalam menikmati topik berita tersebut, anak muda menyukai berita yang dikemas dengan tulisan berbentuk artikel (71,3%) dan video pendek (63,7%). Jika dibandingkan dengan berita konvensional, sebenarnya format berita yang disukai anak muda masih mempertahankan ciri khas dari sebuah berita, yaitu pengemasan dalam bentuk artikel.
Selain itu, format penyampaian berita atau informasi dengan video pendek pun mulai disukai oleh anak muda. Hal ini dikarenakan video pendek merupakan bentuk audio visual yang dapat menyajikan gambar dan suara, sehingga lebih menarik dan mudah dipahami.
Selain topik dan format berita, kriteria konten berita pun menjadi hal yang penting bagi anak muda ketika mengakses berita digital. Berdasarkan hasil survei, terdapat tiga alasan yang memiliki persentase imbang, yaitu bahasa yang mudah dipahami (62,9%), judul yang menarik (62,5%), dan informasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari (61,8).
Hal ini menunjukkan bahwa anak muda menginginkan konten berita yang to the point atau mudah dimengerti agar dalam memahami informasinya pun menjadi lebih mudah.
Keunggulan Berita Digital yang Disukai Anak Muda
Seperti yang diketahui, digitalisasi berkaitan erat dengan efisiensi dan kemudahan berbagai hal dalam kehidupan. Berdasarkan hasil survei, 86,9% anak muda menyukai berita digital karena informasi yang cepat dan up-to-date, kemudian disusul oleh alasan mudah diakses dari mana saja dan kapan saja yang dipilih oleh 72,1% anak muda. Kedua alasan utama ini menunjukkan bahwa berita digital membantu anak muda untuk mengetahui berbagai informasi yang sedang terjadi di belahan dunia manapun secara cepat tanpa terbatas ruang dan waktu.
Selain itu, 57,8% anak muda juga memilih konten yang menarik dan mudah dipahami, serta banyaknya pilihan topik berita (39,4%) yang menjadi keunggulan berita digital. Ini menandakan bahwa terjadinya digitalisasi dalam dunia informasi berhasil menyajikan suatu informasi dengan pengemasan yang lebih menarik dibandingkan dengan media berita konvensional.
Kekurangan Berita Digital yang Tidak Disukai Anak Muda
Segala sesuatu tentunya memiliki keunggulan dan kekurangan. Berdasarkan survei, banyaknya berita hoax menduduki peringkat pertama dengan persentase sebesar 80,1% sebagai hal yang tidak disukai oleh anak muda dari berita digital.
Hal ini terjadi karena di era digital seluruh informasi dapat dikonsumsi dengan mudah, serta siapa saja dapat mengunggah informasi yang akurasinya belum terjamin. Dampaknya adalah penyebaran berita hoax atau berita palsu pun menjadi tidak terbendung.
Selain itu, iklan yang mengganggu menduduki peringkat kedua yang disuarakan oleh 75,7% anak muda. Hal ini menunjukkan bahwa iklan yang ada pada laman situs berita dapat mengganggu anak muda ketika sedang mencari informasi.
Secara keseluruhan, survei ini mengungkap pola anak muda ketika melakukan pencarian informasi berita di era digital, serta keunggulan dan kekurangan yang ditemukan saat mengakses berita digital. Dengan demikian, diperlukan adanya perhatian khusus dari anak muda ketika mendapatkan suatu informasi agar terhindar dari berita palsu (hoax) yang persebarannya sangat masif di media sosial.
Baca Juga: Media Sosial Jadi Media Informasi Utama Masyarakat Indonesia
Penulis: Sinthia Nur Rahmawati
Editor: Editor