Bagaimana Optimisme Publik RI terhadap Kondisi Ekonomi 2025?

Indeks optimisme 2025 pada dimensi ekonomi memang belum menggembirakan, tetapi juga belum sepenuhnya redup, menandakan optimisme yang tertahan.

Bagaimana Optimisme Publik RI terhadap Kondisi Ekonomi 2025? Pedagang pasar tradisional di Indonesia | Pexels/Rizky Rafael
Ukuran Fon:

Dinamika perekonomian di seluruh dunia mengalami banyak perkembangan, termasuk di Indonesia. Hal tersebut mempengaruhi persepsi masyarakat akan keyakinan mereka akan kondisi di masa depan.

Hal tersebut tertuang dalam Survei Optimisme 2025 keluaran GoodStats (Good News From Indonesia), sebagai bagian dari pengukuran persepsi optimisme masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan. 

Terdapat 8 dimensi yang diukur dalam indeks kali ini, termasuk dimensi ekonomi. Adapun secara umum, Indeks optimisme tanah air pada tahun 2025 adalah 5,51, mengalami penurunan sebesar 2,26 dibanding indeks tahun 2023.

Capaian indeks optimisme Indonesia 2025 dimensi ekonomi | GoodStats
Capaian indeks optimisme Indonesia 2025 dimensi ekonomi | GoodStats

Indeks optimisme ekonomi tahun 2025 mencatat skor 5,16 dari skala 1-10. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum sepenuhnya optimis. Lebih lanjut, daya beli memiliki skor tertinggi (5,68), disusul pertumbuhan ekonomi (4,95), dan peluang kerja (4,85).

Melalui hasil tersebut, masyarakat masih memiliki sedikit harapan pada daya beli, namun mulai kehilangan keyakinan akan prospek pekerjaan dan kestabilan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Jika melihat ke belakang, tahun 2023 mencatat indeks optimisme sebesar 7,77. Saat itu, Indonesia masih dibalut semangat pemulihan pasca-pandemi. Dimensi ekonomi yang saat itu tergabung dengan kesehatan berada di skor 5,68, sedikit lebih tinggi dibanding 2025 (5,16).

Artinya, optimisme ekonomi mengalami penurunan, yang menunjukkan beberapa tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat dalam dua tahun terakhir, mulai dari gelombang PHK, harga kebutuhan pokok yang melonjak, hingga ketidakpastian ekonomi global.

Dalam sisi peluang kerja, rilis ini mencatat bahwa terdapat 67,6% responden yang menyaksikan atau mengalami PHK dalam 6 bulan terakhir. Ketidakpastian pasar tenaga kerja seperti inilah, yang menjadi faktor utama penurunan optimisme di bidang ekonomi.

Keyakinan masyarakat terhadap kestabilan ekonomi nasional dinilai mulai goyah, terutama setelah efek berkelanjutan dari konflik global dan inflasi. Menurunnya pendapatan rumah tangga juga mulai dirasakan, dengan 33,8% responden yang mengakuinya.

Padahal, harga kebutuhan pokok meningkat secara signifikan. Sebanyak 55,8% merasa peningkatannya sangat terasa, sementara 41,1% responden merasa peningkatannya sedikit terasa.

Dirasa, pemberian insentif terhadap UMKM dan investasi padat karya bisa membuka peluang kerja baru, khususnya bagi kelompok usia muda yang menjadi kelompok paling pesimis dalam survei.

Indeks optimisme 2025 pada dimensi ekonomi memang belum menggembirakan, tetapi juga belum sepenuhnya redup. Ia menandakan optimisme yang tertahan.

Baca Juga: Peta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025: Provinsi Mana Paling Unggul?

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Generasi Tua Lebih Optimis Ketimbang Generasi Muda RI, Kenapa?

Indeks optimisme kelompok usia 17-25 tahun sebesar 5,45, lebih rendah ketimbang usia 46-55 tahun yang mencapai 6,21. Kenapa bisa begitu?

Indeks Optimisme 2025: Optimis pada Hal-Hal Kreatif, Pesimis pada Politik dan Pemerintahan

Indeks optimisme Indonesia pada 2025 mencapai 5,51 poin, turun dibanding capaian 2023 yang sebesar 7,77, menandakan pergeseran persepsi akan masa depan bangsa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook