Influencer adalah individu yang memiliki pengaruh besar di media sosial atau platform digital lainnya. Mereka sering kali memiliki jumlah pengikut aktif yang besar serta memiliki kemampuan untuk memengaruhi opini dan perilaku pengikut mereka.
Influencer dapat berasal dari berbagai latar belakang, seperti selebriti, pakar di bidang tertentu, atau individu yang telah membangun reputasi dan kredibilitas di dunia maya. Para influencer ini sering kali mempromosikan berbagai macam barang dan jasa, mulai dari produk kecantikan, fashion, makanan, hingga teknologi.
Banyak pemilik bisnis melihat potensi besar dalam kerja sama dengan influencer. Mereka menyewa atau membayar influencer untuk mempromosikan produk mereka karena influencer memiliki kemampuan untuk menjangkau audiens yang luas dan beragam.
Dengan menggunakan jasa influencer, pelaku bisnis berharap dapat meningkatkan kesadaran merek, menarik konsumen baru, dan pada akhirnya, meningkatkan penjualan produk mereka.
Meskipun influencer memiliki pengaruh yang besar dan kemampuan untuk menjangkau audiens yang luas, tidak semua konsumen yang melihat promosi mereka langsung tertarik untuk membeli produk yang direkomendasikan.
Keputusan pembelian turut dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya, seperti kebutuhan pribadi, kepercayaan terhadap produk, pengalaman sebelumnya, dan preferensi pribadi.
Oleh karena itu, promosi dari influencer tidak selalu bekerja secara mutlak dalam mendorong setiap konsumen untuk melakukan pembelian.
Berdasarkan data pada laporan E-Commerce Influencer Marketing in SEA 2023 yang dipublikasi oleh Cube Asia pada tahun 2023, sebanyak 18% konsumen melaporkan bahwa mereka tidak pernah membeli barang yang direkomendasikan oleh influencer.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terpapar promosi influencer, ada segmen konsumen yang tetap tidak tergerak untuk melakukan pembelian. Faktor-faktor seperti skeptisisme terhadap kualitas produk, ketidakcocokan dengan kebutuhan pribadi, atau bahkan preferensi untuk melakukan riset tambahan sebelum membeli memainkan peran penting dalam keputusan ini.
Di sisi lain, data tersebut juga menunjukkan bahwa 82% konsumen mengaku pernah membeli barang berdasarkan rekomendasi influencer. Angka ini menandakan bahwa mayoritas konsumen terpengaruh oleh promosi influencer dan setidaknya mencoba produk yang direkomendasikan.
Fenomena ini menegaskan bahwa influencer memiliki kekuatan signifikan dalam memengaruhi perilaku pembelian, meskipun tidak sepenuhnya memastikan konversi 100%.
Dengan demikian, meskipun promosi influencer tidak selalu menjamin pembelian, pengaruh mereka tetap cukup kuat dalam dunia pemasaran modern.
Pemilik bisnis harus memahami bahwa keberhasilan kampanye influencer bergantung pada banyak hal yang dapat mengoptimalkan strategi mereka untuk menjangkau dan meyakinkan konsumen yang berbeda-beda.
Baca Juga: Tren Influencer Terus Meningkat, Apakah Semua Orang Harus Jadi Influencer?
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor