Beberapa jenis pekerjaan dan karier kini tak mengharuskan para pekerjanya untuk terus datang ke kantor, berjibaku dengan macet atau bahkan menggantung di kereta komuter bak ikan yang dijual di pasar. Beberapa perusahaan di seluruh dunia kini menggunakan konsep work from anywhere, umumnya ini berlaku bagi para mereka yang memiliki pekerjaan dengan porsi lebih banyak di depan monitor dan bergerak dalam ranah teknologi atau industri digital.
Tak jarang dari pekerja yang punya akses work from anywhere memilih untuk menjadi digital nomad. Istilah yang mungkin sedikit asing ini berasal dari dua kata, yakni digital yang merujuk pekerjaan yang dilakukan secara digital dan nomad yang berarti pengembara. Intinya, julukan ini berlaku bagi para mereka yang memilih untuk berkeliling dunia sambil melakukan pekerjaan kantornya yang bisa dilakukan di mana saja.
Menariknya, tersedia forum online bernama nomadlist.com bagi mereka yang memilih menjadi digital nomad. Di forum ini para digital nomad bisa melakukan interaksi atau bahkan mengatur janji temu dengan para digital nomad lain yang sedang berada di negara atau kota yang sama.
Nomadlist juga baru saja merilis hasil surveinya terkait kondisi para digital nomad di tahun 2023. Dalam laporan surveinya yang berjudul “The 2023 State of Digital Nomads” tercatat bahwa, sebanyak 25.113.789 digital nomad berasal dari Amerika Serikat. Jumlah tersebut cukup menjadi outliers dalam sajian data tersebut, mengingat para digital nomad yang berasal dari Britania Raya yang menjadi peringkat dua pun hanya mencapai jumlah 3.878.995 orang.
Nomadlist juga merilis hasil survei terkait negara mana yang memiliki kunjungan digital nomad terbanyak. Survei dengan 255.999 responden tersebut menunjukkan bahwa Amerika Serikat menjadi negara dengan kunjungan terbanyak oleh para digital nomad di tahun 2023 dengan persentase 15 persen. Disusul oleh Thailand dan Spanyol dengan masing-masing persentase di angka 5 persen. Di bawahnya ada Meksiko, Jerman, dan Britania Raya dengan perolehan sama yakni di angka 4 persen.
Tercatat juga, sebanyak 57 persen digital nomad umumnya menetap dalam kurun waktu 7 - 30 hari di sebuah negara yang baru ia kunjungi. Sementara, 29 persennya menetap selama kurun waktu 30 - 90 hari, dan 14 persennya menetap selama lebih dari 90 hari.
Perihal kota, London menjadi kota dengan kunjungan digital nomad terbanyak di 2023 dengan persentase di angka 2,4 persen. Disusul oleh Bangkok dan New York dengan perolehan masing-masing di angka 1,94 dan 1,65 persen.
Lain halnya dengan melakukan nomaden antar negara, mayoritas atau 46 persen dari digital nomad yang menjadi responden akan menetap dalam waktu kurang dari 7 hari sebelum berpindah ke kota-kota lain di negara yang mereka datangi. 33 persen responden juga tercatat menetap selama 7-30 hari di sebuah kota sebelum berpindah ke kota lain. Sementara itu, 14 persen responden tercatat memilih menetap dalam kurun waktu 30-90 hari, serta 6 persen dari responden mengaku baru akan bermigrasi ke kota lain dalam kurun waktu lebih dari 90 hari.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya