Tenaga kerja merupakan salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Di Indonesia, dinamika dunia kerja terus bergerak, menghadapi tantangan seperti tingginya pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK), sedikitnya lowongan kerja di antara banyaknya pelamar, hingga tingginya pengangguran akibat kualifikasi yang kurang memenuhi syarat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 153,05 juta per Februari 2025. Jumlah ini meningkat 3,67 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga naik 0,8% poin secara tahunan.
Meski begitu, jumlah penduduk bekerja pada awal Februari ini sebesar 145,77 juta, naik 3,59 juta dari tahun lalu. Hal ini berarti masih ada masalah pengangguran yang perlu dituntaskan, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,76%, turun 0,06% poin dibanding Februari 2024.
Bersamaan dengan itu, proporsi pekerja mencapai 66,19% pada Februari 2025, naik dibanding capaian tahun lalu sebesar 65,6%. Proporsi pekerja paruh waktu tercatat sebesar 25,81% dan setengah pengangguran sebesar 8%.
Adapun rasio penduduk bekerja pada Februari 2025 mencapai 67,24%, yang berarti terdapat 67 dari 100 penduduk usia kerja yang memiliki pekerjaan. Nilai ini naik 0,8% poin dibanding Februari 2024 yang sebesar 66,44%.
Awal 2025 ini, sebanyak 86,79% penduduk usia kerja Papua Pegunungan telah bekerja, menjadikannya yang tertinggi dari provinsi lain. Tingginya rasio tersebut mengindikasikan penyerapan penduduk bekerja di Papua Pegunungan yang semakin membaik.
Bali menduduki posisi kedua dengan rasio sebesar 76,18%, disusul Papua Tengah dengan 76,16%, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 74,04%, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 73,36%.
Sebaliknya, Sulawesi Utara dan DKI Jakarta jadi provinsi dengan rasio penduduk bekerja terendah, masing-masing sebesar 61,36%.
Meskipun rasio penduduk bekerja naik dan TPT menurun secara nasional, tidak dapat dipungkiri bahwa gelombang PHK dan minimnya lowongan kerja membuat resah masyarakat. TPT menurut BPS memang turun, namun jumlah pengangguran tercatat naik. Per Februari 2025, terdapat 7,28 juta pengangguran, naik dari Februari 2024 yang sebesar 7,19 juta.
TPT sendiri dihitung berdasarkan proporsi, membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah penduduk usia kerja. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk usia kerja dapat turut membuat TPT turun, namun bukan berarti jumlah pengangguran ikut turun.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, menyarankan agar warga Indonesia bisa mulai bekerja di luar negeri untuk membangun karier yang lebih baik sekaligus meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
"Justru bekerja di luar negeri jembatan kita menapak karir lebih bagus, karir global. Jadi bekerja di luar negeri bukan pilihan alternatif. Kalau menurut saya ini pilihan paling utama," tuturnya pada Kamis (26/6/2025), mengutip Kompas.
Baca Juga: Jumlah Pengangguran Indonesia Naik per Maret 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/06/30/7cc0d8a5ea09515a0b2a2729/indikator-pasar-tenaga-kerja-indonesia-februari-2025.html
https://regional.kompas.com/read/2025/06/26/195946278/menteri-karding-minta-warga-cari-kerja-di-luar-negeri-bantu-kurangi
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor