Pendidikan yang bermutu tidak hanya bergantung pada kualitas tenaga pengajar dan kurikulum, tapi juga didukung oleh infrastruktur dasar yang memadai, salah satunya dinilai dari keberadaan ruang kelas yang aman, layak, dan mendukung proses pembelajaran. Ruang kelas bukan hanya sekadar tempat duduk dan papan tulis saja, melainkan dimanfaatkan sebagai ruang tumbuh, tempat anak-anak mengenyam pendidikan, membangun logika, mengasah karakter, dan merajut masa depan. Ruang kelas yang rusak dan tidak layak digunakan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan belajar serta keselamatan peserta didik.
Di Indonesia, masih banyak siswa yang belum bisa menerima pendidikan dengan maksimal, terhalang kendala infrastruktur kelas yang belum memadai. Kerusakan di ruang kelas bisa beraneka ragam bentuknya, mulai dari atap bocor, dinding retak, hingga bangunan yang tidak layak dan nyaris roboh. Kondisi ini lagi-lagi menggarisbawahi ketimpangan dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang semestinya menjadi hak dasar setiap anak. Pemenuhan sarana fisik pendidikan yang layak menjadi kewajiban negara.
60% Ruang Kelas SD Rusak
Menurut data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), terdapat 1,18 juta ruang kelas sekolah dasar (SD) di Indonesia untuk tahun ajaran 2024/2025. Mirisnya, sebanyak 60,3% ruang kelas tersebut dalam kondisi rusak, dengan rincian 27,22% rusak ringan, 22,27% rusak sedang, dan 10,81% rusak berat. Ruang kelas SD yang berada dalam keadaan baik hanya 39,7%.
Kondisi ruang kelas SD tahun ajaran 2024/2025 | GoodStatsDi jenjang pendidikan lain, sebut saja SMP, tercatat hanya 50,33% ruang kelas yang berada dalam kondisi baik. Sisanya mengalami kerusakan, dengan rincian 24,73% mengalami rusak ringan, 17,96% dalam kondisi rusak sedang, dan 6,97% mengalami rusak berat.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), jumlah ruang kelas yang rusak di jenjang SD, SMP, dan SMA malah terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Sebaliknya, ruang kelas dalam kondisi baik juga menurun.
"Selama tiga tahun terakhir dari 2022 hingga 2024 kondisi ruang kelas justru memburuk di banyak tempat," ujar Peneliti Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yuyun Libriyanti, dalam diskusi daring, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, kondisi ini mencerminkan kebutuhan akan ruang kelas yang lebih layak, bukan semata-mata hanya terus membangun lebih banyak ruang kelas. Ia turut menyarankan program rehabilitasi sekolah yang disusun pemerintah untuk bisa dilakukan secara holistik.
"Program ini (rehabilitasi sekolah) harus dilihat sebagai langkah awal membangun ruang belajar yang aman, ramah anak, inklusif, dan tahan terhadap berbagai hal, apakah itu bencana atau perubahan iklim," ungkapnya.
Selain itu, pada 2025, Kemendikdasmen juga mengeluarkan Rp17,1 triliun untuk memperbaiki 10.440 ruang kelas. Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama PCO Hariqo Satria pada Jumat (2/5/2025).
“Tidak mungkin anak mencapai cita-citanya dengan suasana bangunan yang runtuh, kalau belajar dalam situasi ketakutan,” tuturnya.
Ia turut berharap, sarana dan prasarana yang memadai dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Presiden kita ingin semua anak-anak di sini, 20 tahun lagi pendapatannya tinggi, mendapatkan pekerjaan layak, sehat, cerdas, dan bisa bersaing dengan negara mana pun. Itulah yang kami tuju hari ini untuk mencapai Indonesia emas,” lanjutnya.
Baca Juga: Belum 100% Sekolah Dasar dan Menengah di Indonesia Punya Akses ke Listrik
Sumber:
https://data.kemendikdasmen.go.id/publikasi/p/pauddasmen-buku-statistik/statistik-sekolah-dasar-sd-tahun-2024-2025-2025-sd-mi-sederajat
https://validnews.id/nasional/ruang-kelas-rusak-bertambah
https://regional.kompas.com/read/2025/05/02/104125678/40-persen-ruang-kelas-di-indonesia-rusak-pemerintah-gelontorkan-rp-171
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor