5 Penyebab Utama Banyak Orang Susah Tidur Nyenyak

Survei Resmed yang diikuti 30 ribu responden dari 13 negara mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan gangguan tidur, paling tinggi karena stres (57%).

5 Penyebab Utama Banyak Orang Susah Tidur Nyenyak Ilustrasi Susah Tidur│Viorel/Vecteezy
Ukuran Fon:

Banyak orang di berbagai belahan dunia mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak di malam hari. Padahal, menurut American Academy of Sleep Medicine, orang dewasa idealnya tidur paling tidak 7 jam setiap malam agar tubuh dan pikiran tetap sehat. Namun faktanya, gangguan tidur semakin umum terjadi dan bisa berdampak serius pada kesehatan jangka panjang.

Survei Tidur Global 2025 yang dilakukan oleh Resmed (perusahaan teknologi kesehatan asal Australia) menguraikan lima penyebab utama mengapa banyak orang sulit mendapatkan tidur berkualitas. Survei ini melibatkan 30.026 responden dari 13 negara yang dilakukan pada 12–28 Desember 2024. Meski Indonesia tidak menjadi bagian dalam studi ini, hasilnya bisa menjadi cerminan permasalahan tidur secara global.

Stres menjadi penyebab utama gangguan tidur yang dilaporkan 57% responden | GoodStats

Hasilnya, stres menjadi penyebab tertinggi gangguan tidur yang dikeluhkan oleh 57% partisipan. Angka ini bahkan lebih tinggi di beberapa negara, seperti India (69%), Korea Selatan (67%), Thailand dan Singapura (65%), serta Jerman (61%). Sementara itu, kecemasan atau anxiety dilaporkan oleh 46% responden, dan paling banyak dirasakan oleh Gen Z, dengan persentase mencapai 53%.

Faktor berikutnya adalah tekanan finansial, yang dirasakan oleh 31% responden. Sebanyak 17% responden lainnya menyebut kondisi kesehatan mental sebagai pemicu sulit tidur, dengan angka tertinggi ditemukan di China (24%) dan Jepang (23%). Selain itu, masalah dalam hubungan keluarga atau pasangan juga menjadi penyebab gangguan tidur, yang disebut oleh 15% responden.

Sementara itu, laporan terpisah dari YouGov pada 2024 menyoroti bahwa mayoritas orang dewasa di berbagai negara masih tidur kurang dari waktu ideal. Di Indonesia, sebanyak 51% orang dewasa tidur kurang dari 7 jam per malam. Rinciannya, 24% responden hanya tidur kurang dari 5 jam dan 27% tidur sekitar 6 jam. Temuan ini memperkuat fakta bahwa kurang tidur memang menjadi masalah yang cukup serius, termasuk di tanah air.

Direktur Medis Resmed Dr. Carlos Nunez menerangkan beberapa dampak buruk yang terjadi jika terus-terusan tidur dalam kondisi tidak ideal, baik dari segi waktu dan kualitas, serta tidak segera diatasi.

“Kurang tidur kronis meningkatkan risiko penurunan kognitif, gangguan suasana hati, dan peningkatan risiko kecemasan atau depresi. Bagi individu dengan sleep apnea yang tidak diobati atau tidak tertangani dengan baik, risiko ini mungkin lebih besar, yang menyebabkan peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis dan kondisi yang mengancam jiwa lainnya seperti gagal jantung, diabetes, dan bahkan stroke. Itulah mengapa berbicara dengan dokter Anda tentang pengobatan gangguan tidur sangat penting,” terang Dr. Carlos.

Adapun negara yang terlibat dalam survei Resmed adalah Amerika Serikat (5.000), China (5.000), India (5.000), Inggris (2.000), Jerman (2.004), Prancis (2.001), Australia (1.501), Jepang (1.500), Korea Selatan (1.500), Thailand (1.519), Selandia Baru (1.000), Singapura (1.000), dan Hong Kong (1.001).

Baca Juga: 51% Penduduk Indonesia Tidur Kurang dari 7 Jam, Bagaimana dengan Negara Lain?

Penulis: izzul wafa
Editor: Editor

Konten Terkait

Siapa Bilang Kuliah Mahal? Ini Kampus-Kampus Negeri Paling Aksesibel dengan KIP Kuliah

Strategi pemilihan program studi dan perguruan tinggi menjadi sangat penting bagi calon mahasiswa penerima KIP Kuliah.

Indonesia Darurat Gula, Konsumsi Minuman Manis pada Balita Masih Tinggi

Penting bagi semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan media, untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang bahaya minuman manis bagi anak.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook