Apa Alasan Orang Tidak Mau Lihat Berita?

Meskipun mayoritas masyarakat dunia mengonsumsi berita secara rutin, namun sebagian di antaranya mengaku menghindari atau membatasi konsumsi berita dari media.

Apa Alasan Orang Tidak Mau Lihat Berita? Ilustrasi berita | Tero Vesalainen/Shutterstock

Meskipun mayoritas masyarakat dunia menikmati dan membaca berita secara berkala, beberapa di antaranya memilih untuk membatasi hingga menghindari konsumsi berita dari media. Terlebih, ada tren peningkatan setiap tahunnya terkait jumlah masyarakat yang menghindari berita dari 29 persen pada tahun 2017 menjadi 38 persen pada tahun 2022.

Tren ini hampir merata di seluruh negara, seperti di Amerika Serikat yang semula memiliki persentase sebesar 38 persen pada tahun 2017 meningkat ke angka 42 persen pada tahun 2022. Kemudian, Inggris juga menunjukkan peningkatan yang signfikan dari 24 persen pada tahun 2017 naik hampir 2 kali lipat menjadi 46 persen pada tahun 2022.

Aktivitas ini dapat disebut sebagai selective news avoidance. Mengutip laporan yang dirilis oleh Reuters Institute pada 15 Juni 2022 bertajuk “Digital News Report 2022” terdapat sejumlah alasan di balik orang-orang menghindari konsumsi berita.

Alasan orang tidak mau melihat berita tahun 2022 | GoodStats

Alasan utama beberapa orang di dunia menghindari konsumsi berita yakni karena terlalu banyak menyajikan berita Covid-19 atau politik. Adapun persentasenya mencapai 43 persen pada survei tahun 2022.

Pada posisi ke-2 alasan orang tidak mau melihat berita ialah karena memberikan efek negatif terhadap suasana hati dengan raihan sebesar 36 persen. Sementara itu, di posisi ke-3 terdapat alasan bahwa orang-orang lelah akibat terlalu banyak berita yang beredar di media dengan persentase sebesar 29 persen.

Di sisi lain, sebesar 29 persen responden juga mengungkapkan alasan mereka menghindari berita ialah karena tidak dapat dipercaya atau bias. Berikutnya, 17 persen responden mengatakan bahwa mereka ingin menghindari argumen yang didorong oleh berita.

Terakhir, sebesar 16 persen responden menuturkan alasan tidak mau melihat berita ialah karena tidak dapat memberikan tanggapan terhadap berita.

Survei ini dilakukan dalam kurun waktu Januari hingga awal Februari 2022 dengan melibatkan 64.120 responden yang tersebar di 46 negara. Adapun pelaksanaan survei diadakan secara online dan Indonesia merupakan salah satu negara yang bergabung sebagai partisipan.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor

Artikel Sebelumnya Bahaya Polusi Udara Bisa Kurangi Angka Harapan Hidup Manusia Dua Tahun
Artikel Selanjutnya Selain Sawit, Jelantah Jadi Bahan Baku Biodiesel yang Lebih Rendah Emisi
Konten Terkait

Fantastis, Penobatan King Charles III Jadi yang Termahal dalam 200 Tahun Terakhir

Menurut Statista, seremonial penobatan Charles III menjadi penobatan yang menelan biaya paling mahal dalam 200 tahun terakhir. Kira-kira, berapa biayanya?

Indonesia Masuk Jajaran Negara Penghasil Tembakau Terbesar di Dunia

Tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan di sektor pertanian nasional. Jumlah produksi tembakau nasional mencapai 237 ribu metrik ton di tahun 2021.

Manchester City Raih Gelar Piala FA Ketujuh Setelah Menangkan Derbi Manchester

Manchester City berhasil rebut gelar ketujuh dari total 12 final City di Piala FA sepanjang masa, menyamakan koleksi Aston Villa

Sederet Hewan Kurban dengan Bobot dan Harga yang Fantastis

Sumbang hewan kurban dengan harga mencapai 200 juta, bahkan memiliki bobot terberat di Indonesia

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook