Angka Harapan Hidup (AHH) sejak lahir atau life expectancy masyarakat Indonesia hanya menyentuh usia 73,43 tahun untuk perempuan dan 69,16 tahun untuk laki-laki di 2024. Sementara itu, rata-rata AHH dunia mencapai 73,3 tahun dengan rincian 76 tahun untuk perempuan dan 70,7 untuk laki-laki. Secara keseluruhan untuk kedua gender, AHH Indonesia hanya mencapai 71,29 tahun.
AHH merupakan estimasi atau perkiraan rata-rata banyaknya tahun yang dapat dilalui seseorang sejak lahir. Dengan AHH sebesar 73,3 tahun, maka perkiraan rata-rata usia yang dapat ditempuh seseorang yang lahir di tahun 2024 adalah 73 tahun. Angka ini turut menggambarkan bagaimana tingkat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Pada 2023, Badan Pusat Statistik mencatat, AHH perempuan Indonesia mencapai 70,17 tahun. Sementara itu, AHH laki-laki 69,93 tahun. Baik secara nasional maupun global, AHH perempuan relatif lebih tinggi.
Ditingkat global, AHH saat lahir selalu meningkat setidaknya sejak 1960. Pada 2020 lalu, AHH global mencapai 71,9 tahun. Kemudian, pada 2015 mencapai 71,6 tahun dan pada 2010 mencapai 70,1 tahun.
Hong Kong menempati posisi pertama sebagai negara dengan AHH tertinggi. Secara keseluruhan, AHH Hong Kong mencapai 85,63 tahun.
Dalam data yang menampung 200 negara ini, Nigeria menempati posisi akhir dengan AHH keseluruhan 54,64 tahun. Rincinya, 54,94 tahun untuk perempuan dan 54,33 tahun untuk laki-laki. Dibandingkan negara lainnya, selisih AHH perempuan dan laki-laki di Nigeria cukup tipis.
Lalu, Apa yang Membuat Seseorang Berumur Panjang?
Dalam penelitian berjudul Healthy Aging and Longevity (Halo) Project, diperoleh jawaban mengapa lansia di Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dan Dusun Miduana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki umur panjang bahkan hingga 100 tahun.
Meskipun tinggal di lingkungan geografis yang sangat berbeda, masyarakat di kedua wilayah ini memiliki kebiasaan produktif sejak muda. Masyarakat aktif melakukan kegiatan sehari-hari dan tidak mudah menyerah dengan rasa sakit.
Faktor lainnya adalah lingkungan sosial yang baik dapat memunculkan nilai positif. Selain itu, aktivitas religius juga dinilai berkontribusi.
Kemudian, asupan makanan bergizi juga menjadi aspek penting. Masyarakat di kedua wilayah tersebut gemar mengonsumsi makanan yang bersumber langsung dari alam.
Bersamaan dengan peningkatan kesadaran masyarakat atas gaya hidup yang sehat, pemerintah dapat berperan untuk mendekatkan akses makanan bergizi, layanan kesehatan, serta lingkungan sosial ekonomi yang sehat.
Baca Juga: Masuk Pertengahan Usia, Masyarakat Indonesia Cenderung Pesimis dengan Kualitas Hidup Mereka
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor