Ragam Kekhawatiran Masyarakat Indonesia untuk Bekerja di Luar Negeri, Apa Saja?

Terlepas dari segala kekhawatiran yang ada, banyak dari mereka tetap memilih untuk menjalani pekerjaan di luar negeri dengan tekad yang kuat.

Ragam Kekhawatiran Masyarakat Indonesia untuk Bekerja di Luar Negeri, Apa Saja? Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia | VOVWORLD

Bekerja di luar negeri telah menjadi pilihan bagi banyak masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah pekerja migran Indonesia terus bertambah, tersebar di berbagai negara dengan beragam sektor pekerjaan.

Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari tenaga profesional hingga pekerja di sektor informal. Motivasi mereka pun beragam, ada yang ingin mencari penghasilan lebih tinggi, pengalaman baru, hingga kesempatan untuk mengembangkan karier yang lebih baik dibandingkan di dalam negeri.

Meski menawarkan peluang yang menjanjikan, bekerja di luar negeri juga bukan tanpa tantangan. Para pekerja migran Indonesia kerap dihadapkan pada berbagai kekhawatiran, baik sebelum berangkat maupun saat sudah berada di negara tujuan. Tantangan ini bisa berasal dari faktor pribadi, lingkungan kerja, hingga perbedaan budaya yang harus mereka adaptasi.  

Mayoritas responden mengungkapkan bahwa perbedaan budaya menjadi kekhawatiran utama masyarakat untuk bekerja di luar negeri | GoodStats

Berdasarkan survei Populix, ada berbagai kekhawatiran yang dirasakan masyarakat Indonesia saat bekerja di luar negeri. Kekhawatiran terbesar adalah perbedaan budaya yang dirasakan oleh 53% responden.

Beradaptasi dengan kebiasaan, norma sosial, serta gaya hidup yang berbeda di negara tujuan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Hal ini dapat memengaruhi kenyamanan dan produktivitas dalam bekerja, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan lingkungan asing.

Selain itu, biaya hidup yang tinggi menjadi kekhawatiran bagi 52% pekerja migran. Negara dengan standar hidup lebih mahal menuntut perencanaan keuangan yang matang agar penghasilan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengirim uang ke keluarga di Indonesia.

Kemudian, bahasa asing juga menjadi tantangan utama bagi 50% pekerja. Kesulitan dalam berkomunikasi dapat menghambat pekerjaan dan interaksi sosial, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor yang mengharuskan komunikasi aktif dengan rekan kerja maupun pelanggan.

Izin kerja dan legalitas menjadi aspek lain yang menjadi perhatian bagi 43% responden. Persyaratan administrasi yang berbeda di setiap negara membuat banyak pekerja khawatir akan status legalitas mereka.

Sebanyak 28% responden mengaku ragu apakah mereka bisa beradaptasi di lingkungan baru. Selain perbedaan budaya, mereka juga khawatir apakah bisa menjalani gaya hidup, pola kerja, dan lingkungan sosial yang berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Kurangnya keterampilan juga menjadi faktor yang dikhawatirkan oleh 27% pekerja. Dalam persaingan global, keterampilan yang kurang memadai bisa menghambat peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Selain itu, 25% responden juga menyebutkan pengalaman kerja yang terbatas sebagai salah satu kendala yang mereka khawatirkan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali bekerja di luar negeri atau beralih ke bidang pekerjaan yang baru.

Beberapa pekerja juga khawatir karena usia yang tak lagi muda (22%). Di beberapa negara, ada batasan usia untuk bekerja di sektor tertentu, sehingga mereka merasa memiliki peluang lebih kecil dibandingkan tenaga kerja yang lebih muda.

Sementara itu, kesehatan pribadi menjadi perhatian bagi 12% responden, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit atau merasa kurang yakin dengan fasilitas kesehatan di negara tujuan.

Terakhir, hanya 1% responden yang memiliki kekhawatiran lain di luar faktor-faktor yang telah disebutkan.

Survei ini dilakukan oleh Populix secara daring pada 5-6 Maret 2025 dengan melibatkan 1.000 warga negara Indonesia sebagai responden. Dari total responden, 51% merupakan laki-laki, sementara 49% adalah perempuan.

Sebagian besar peserta survei berasal dari Pulau Jawa (86%), disusul oleh Pulau Sumatra (12%), serta wilayah lain di Indonesia (3%). Responden mayoritas berasal dari rentang usia 25-30 tahun (36%), diikuti oleh kelompok usia 18-24 tahun (24%).

Baca Juga: Gaji Jadi Motivasi Utama Kerja ke Luar Negeri

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Puasa Tahun Ini, Masyarakat Timur Tengah Gemar Cari Konten Ramadan

Mencari konten, self shopping, hingga berkumpul kerabat. Simak tradisi masyarakat Timur Tengah menyambut bulan suci Ramadan 2025

Daftar Negara dengan Antusiasme Tertinggi terhadap Hari Valentine

Hari Valentine menjadi topik pencarian paling populer di berbagai negara dan pemberian hadiah juga menjadi bagian yang istimewa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook