Kenapa Harga Tiket Penerbangan Domestik Lebih Mahal Dibanding Internasional?

Walau peminatnya tinggi, harga tiket penerbangan domestik biasanya jauh lebih mahal dibanding internasional. Lantas, apa saja faktor yang melatarbelakanginya?

Kenapa Harga Tiket Penerbangan Domestik Lebih Mahal Dibanding Internasional? Ilustrasi Pesawat dan Tiket | Freepik

Kekayaan dan keindahan alam Indonesia sering kali menjadi tujuan utama para pelancong untuk berwisata. Namun sayangnya, masih ada hambatan besar dalam mengeksplorasi negeri sendiri tatkala tiket pesawat penerbangan domestik malah lebih mahal ketimbang penerbangan internasional.

Tiket Penerbangan Domestik Lebih Mahal Dibanding Internasional

Mengutip CNBC Indonesia, harga tiket pesawat Lion Air dari Jakarta (CGK) ke Medan (KNO) dikenakan tarif sebesar Rp1.350.400, sedangkan dari Jakarta (CGK) ke Singapura hanya seharga Rp550.000 menggunakan maskapai yang sama.

Fenomena harga tiket pesawat domestik yang lebih mahal dibandingkan tiket penerbangan internasional ini kerap menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Jumlah penumpang domestik yang lebih banyak nyatanya tak membuat harga tiketnya menjadi lebih murah.

Penumpang Pesawat Domestik Lebih Banyak, Harga Tiket Masih Mahal

Jumlah penumpang perjalanan domestik lebih banyak dibanding perjalanan internasional di sejumlah bandara tanah air, tapi tiketnya lebih mahal | GoodStats
Jumlah penumpang perjalanan domestik lebih banyak dibanding perjalanan internasional di sejumlah bandara tanah air, tapi tiketnya lebih mahal | GoodStats

Di Bandara Kualanamu, jumlah penumpang domestik mencapai 191.394 orang pada April 2024, sedangkan penumpang internasional hanya 90.322 orang. Bandara ini lebih sering melayani penerbangan domestik, menyebabkan harga tiket lebih tinggi karena kurangnya persaingan di rute-rute ini.

Sementara itu, Bandara Soekarno Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia, melayani penumpang domestik dan internasional dalam jumlah yang sangat besar, dengan penumpang domestik sebanyak 1.560.672 orang dan penumpang internasional sebanyak 652.622 orang. 

Bandara Juanda melayani 498.862 penumpang domestik dan 89.035 penumpang internasional. Jumlah penumpang domestik yang lebih banyak menunjukkan bahwa rute domestik di Juanda lebih diminati, namun hal ini tidak serta merta membuat harga tiket domestik lebih murah. 

Sementara itu, di Bandara Ngurah Rai, jumlah penumpang internasional (605.275 orang) malah lebih tinggi dibandingkan penumpang domestik (413.208 orang). Hal ini wajar mengingat Bali merupakan destinasi wisata populer di kalangan orang luar negeri. 

Baca Juga: 5 Negara dengan Paspor Terbaik di Dunia, Ada Indonesia?

Mengapa Harga Tiket Penerbangan Domestik Lebih Mahal Dibanding Penerbangan Internasional?

Bertambahnya jumlah penumpang domestik di beberapa bandara tidak lantas membuat harga tiket domestik menjadi lebih murah. Peningkatan jumlah penumpang domestik tidak selalu berbanding lurus dengan penurunan harga tiket. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi fluktuasi harga tiket pesawat, di antaranya:

  1. Biaya Operasional yang Tinggi

Salah satu faktor utama yang memengaruhi harga tiket pesawat domestik adalah biaya operasional yang tinggi, seperti biaya bahan bakar, pemeliharaan pesawat, gaji kru, dan lain-lain.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan bahwa harga avtur di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan harga di 10 bandara internasional lain, sehingga berdampak pada mahalnya harga tiket pesawat domestik.

  1. Pajak dan Regulasi Pemerintah

Pajak dan regulasi pemerintah juga berkontribusi besar terhadap harga tiket pesawat. Pajak bandara, pajak bahan bakar, serta berbagai regulasi yang harus dipatuhi oleh maskapai penerbangan dapat meningkatkan biaya yang akhirnya dibebankan kepada penumpang.

Menurut laporan Indonesia National Air Carriers Association, terdapat komponen lainnya selain tarif dasar harga tiket, yang dibayar penumpang seperti PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) atau PSC (passenger service charge) yang nilainya berbeda di setiap bandara, serta pajak dan iuran wajib penerbangan untuk pemerintah.

  1. Skala Ekonomi

Pesawat-pesawat besar yang digunakan untuk penerbangan internasional biasanya memiliki jumlah kursi yang lebih banyak dan frekuensi penerbangan yang lebih tinggi, sehingga maskapai dapat menurunkan harga per tiket.

Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan, menjelaskan bahwa pada penerbangan domestik, diberlakukan tarif batas bawah dan batas atas yang diatur oleh Kementerian Perhubungan. Sementara itu, untuk penerbangan internasional, AirAsia tidak menerapkan aturan batas bawah karena menyesuaikan mekanisme pasar. 

Misalnya, untuk tiket rute Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL), AirAsia bisa membanderol harga Rp600 ribu. Namun sewaktu-waktu, AirAsia bisa menurunkan harga tiket penerbangan ke Malaysia menjadi Rp100 ribu-Rp200 ribu untuk menarik penumpang karena terbebas dari aturan tarif batas bawah.

  1. Kapasitas dan Permintaan

Kapasitas penerbangan dan permintaan juga memainkan peran penting dalam menentukan harga tiket pesawat. Pada beberapa rute domestik yang populer, permintaan mungkin sangat tinggi, tetapi kapasitas penerbangan terbatas, yang menyebabkan harga tiket menjadi mahal. Sebaliknya, rute internasional sering kali menyediakan lebih banyak opsi penerbangan dan kapasitas yang lebih besar.

Mengutip Deutsche Welle, kenaikan harga tiket pesawat domestik dipengaruhi oleh ketidakseimbangan laju permintaan dan penawaran. Hal itulah yang membuat harga tiket akhirnya meningkat secara drastis, terlebih saat musim mudik atau liburan yang mengakibatkan kelangkaan suku cadang.

Berdasarkan penjelasan di atas, mahalnya harga tiket pesawat domestik dibandingkan penerbangan internasional disebabkan oleh berbagai faktor. Meski jumlah penumpang domestik lebih banyak, faktor-faktor ini tetap membuat harga tiket domestik relatif lebih tinggi.

Bandara Ngurah Rai menjadi contoh nyata ketika permintaan internasional yang tinggi dan persaingan yang ketat dapat menyebabkan harga tiket yang lebih kompetitif. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu penumpang lebih menghargai dinamika pasar penerbangan dan mengapa harga tiket bisa sangat bervariasi tergantung pada rute dan tujuan penerbangan.

Baca Juga: 10 Maskapai Penerbangan dengan Wi-Fi Terbaik, Garuda Indonesia Nomor 1

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

Di Ambang Kepunahan, Apa Masih Ada Harapan untuk Badak Jawa dan Sumatera?

Kelahiran anakan badak Jawa dan badak Sumatera menjadi harapan baru bagi upaya konservasi keanekaragamahayati di Indonesia di masa depan.

Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara 2024 Turun, Bagaimana Langkah Kemenparekraf?

Penurunan jumlah perjalanan wisatawan nusantara disebut terjadi sebagai akibat dari daya beli masyarakat yang menurun

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook