Seiring berkembangnya zaman, cara seorang pemasar dalam mempromosikan produk terus mengalami perubahan. Salah satu cara yang kian ramai digunakan adalah influencer marketing. Singkatnya, influencer marketing adalah bentuk kerja sama antara brand dengan tokoh yang memiliki pengaruh di media sosial, baik pengaruh yang sifatnya besar maupun sedang, guna memasarkan produk atau layanan.
Cara ini dinilai cukup efektif untuk mencapai beberapa tujuan pemasaran seperti meningkatkan kesadaran produk, membangun reputasi, sampai dengan mendorong aktivitas pembelian. Lantas tipe influencer seperti apa yang punya pengaruh paling kuat?
Pakar atau Ahli Mendominasi
Menurut data dari Influencer Marketing Hub, ahli, pakar atau Key Opinion Leader (KOL) mampu memengaruhi lebih banyak audiens daripada influencer lain dengan capaian 44,4%. Mayoritas publik lebih tergerak untuk membeli barang-barang yang dipromosikan oleh ahli di bidang-bidang tertentu seperti kesehatan, otomotif, dan lain-lain.
Sebagai contoh, produk-produk kesehatan kulit seperti pelembap dan sunscreen akan jauh dipercaya kualitasnya jika produk tersebut direkomendasikan langsung oleh dokter kecantikan. Alasannya karena dokter mampu mengetahui secara akurat tingkat keamanan dari bahan-bahan yang digunakan.
Kemudian dengan selisih yang tak jauh berbeda, nano influencer turut dipercaya oleh 40,1% responden. Nano influencer adalah influencer dengan 1.000-10.000 pengikut di media sosial. Beberapa orang meyakini alasan di balik tingginya permintaan ini adalah karena hubungan dengan pengikutnya yang jauh lebih erat dan personal dibandingkan influencer dengan jumlah pengikut lebih besar.
Selanjutnya, pada urutan ketiga ditempati oleh mega influencer sebesar 33,1%. Jumlah pengikut pada kategori ini sudah jauh lebih besar yakni lebih dari satu juta pengikut. Biasanya, pemasar yang menggunakan tipe ini lebih mengutamakan jangkauan daripada tingkat interaksi. Alasannya karena semakin besar jumlah pengikut maka semakin sulit interaksi personal didapatkan. Jadi tujuan utamanya hanya untuk menciptakan kesadaran terhadap produk.
Lebih lanjut, terdapat micro influencer yang memengaruhi 19,8% publik, virtual influencer (15,5%), dan lainnya sebesar 10,1%.
Media Sosial Apa yang Jadi Andalan?
Selama bertahun-tahun Instagram masih tetap menjadi favorit bagi para pemasar untuk menjalankan influencer campaign dengan perolehan 57,1%. Walaupun Tiktok akhir-akhir kian populer di berbagai kalangan, Instagram tetap dianggap efektif dalam mendongkrak kesadaran produk dan meningkatkan aktivitas pembelian.
Bergeser pada urutan kedua, Tiktok meraih 51,6% suara. Tiktok adalah salah satu media sosial yang belakangan ramai digunakan oleh pengguna dari hampir seluruh penjuru dunia. Jumlah penggunanya yang selalu naik kemudian dimanfaatkan oleh pemasar untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Selain kedua aplikasi tersebut, para pemasar juga ramai menggunakan Youtube (36,7%), Facebook (28,4%), dan LinkedIn (11,6%).
Seluruh temuan ini berasal dari hasil survei Influencer Marketing Hub terhadap 315 pemasar dan lebih dari 100 pimpinan industri dengan metode kuantitatif dan kualitatif pada 2025.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara dengan Influencer Terbanyak Ke-5 di Dunia
Sumber:
https://influencermarketinghub.com/influencer-marketing-benchmark-report/
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor