Ada 12% Anak Muda Pengangguran pada 2024

Tingkat pengangguran terbuka di kalangan pemuda Indonesia mencapai 12,24% pada 2024, tertinggi di Sulawesi Utara (17,38%).

Ada 12% Anak Muda Pengangguran pada 2024 Ilustrasi Pencari Kerja | UGM
Ukuran Fon:

Menurut UU Nomor 40 Tahun 2009, pemuda merupakan warga negara Indonesia berusia 16-30 tahun. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pemuda memegang peran penting dalam pembangunan bangsa dan menjadi kekuatan utama revolusi. Generasi muda ini berperan menggerakkan pendidikan, memajukan teknologi, dan melahirkan inovasi baru untuk perkembangan bangsa. Posisi strategis para anak muda ini harus dapat dimanfaatkan dengan cerdas, guna membangun bangsa yang lebih kreatif, inovatif dan produktif.

Indonesia harus bisa memaksimalkan peluang bonus demografi, di mana proporsi anak muda akan mendominasi komposisi masyarakat. Ketika itu, anak-anak muda harus bisa berkarya dan produktif sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing, mendorong kemajuan Indonesia ke depannya. Bonus demografi yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat mengakibatkan kejatuhan bangsa. Sudah banyak contoh nyata dari negara-negara dunia yang gagal memaksimalkan potensi bonus demografinya.

Sayangnya, pemuda Indonesia dihadapkan pada ragam tantangan, mulai dari pemerataan akses pendidikan, tingkat pengangguran, hingga masalah kesehatan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024, terdapat 64,22 juta anak muda di Indonesia, setara dengan seperlima jumlah penduduk kala itu. Rasio jenis kelamin berada di angka 102,44, yang berarti setiap 100 pemuda perempuan, terdapat 102 pemuda laki-laki.

Dari total tersebut, 12,24% pemuda termasuk pengangguran. Ditinjau berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, maka tingkat pengangguran tertinggi di kalangan pemuda berasal dari tamatan SMA/SMK sederajat, mencapai 14,39%, disusul tamatan perguruan tinggi sebanyak 12,01%, tamatan SMP sederajat sebesar 8,89%, tamatan SD sederajat sebesar 7,95% dan terakhir kelompok yang belum sekolah, sebanyak 6,84%.

Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan keterampilan yang sesuai dengan pasar kerja di tingkat SMA dan perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan tidak menjamin kepastian memperoleh pekerjaan. Keterampilan dan keahlian menjadi hal penting yang masih jadi pertimbangan utama para pencari kerja dalam memilih kandidatnya.

Sulawesi Utara Tertinggi

Tingkat pengangguran terbuka pemuda di Sulawesi Utara jadi yang tertinggi pada 2024 | GoodStats
Tingkat pengangguran terbuka pemuda di Sulawesi Utara jadi yang tertinggi pada 2024 | GoodStats

Di Sulawesi Utara, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pemudanya mencapai 17,38%, jadi yang tertinggi pada 2024. Hal ini berarti, 17 dari 100 pemuda di provinsi tersebut termasuk pengangguran. Di posisi kedua ada Banten dengan 17,18%, diikuti Papua Barat Daya dengan 16,44%.

Sebaliknya, TPT pemuda paling rendah ditemukan di Papua Pegunungan, sebesar 2,31%. Bali menyusul dengan 3,77%, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan 5,96%.

Papua Pegunungan juga jadi satu-satunya provinsi dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda di atas 80%, yakni mencapai 82,25% pada 2024. Rata-rata nasional TPAK pemuda ada di angka 64,93%. Hal ini menunjukkan tingginya capaian Papua Pegunungan dalam memastikan partisipasi pemuda dalam angkatan kerjanya.

Pemuda Bekerja Didominasi Lulusan SMA

Kendati tingkat pengangguran terbuka pemuda di lulusan SMA masih yang tertinggi, pemuda bekerja saat ini didominasi lulusan SMA. BPS menyebutkan bahwa 53,88% pemuda yang bekerja merupakan tamatan SMA/SMK sederajat, jauh melebihi tingkat pendidikan lain.

Mayoritas pemuda bekerja berasal dari kelompok lulusan SMA/SMK sederajat | GoodStats
Mayoritas pemuda bekerja berasal dari kelompok lulusan SMA/SMK sederajat | GoodStats

Sementara itu, terdapat 17,78% pemuda bekerja yang merupakan lulusan SMP sederajat, 15,12% lulusan perguruan tinggi, dan 9,99% lulusan SD sederajat.

Dilihat dari lapangan usahanya, mayoritas pemuda bekerja di sektor jasa, jumlahnya mencapai 56,55%, disusul sektor manufaktur dengan 24,54% dan pertanian sebanyak 18,91%. Ada pula 18,09% pemuda bekerja yang termasuk white collar. White collar di sini meliputi pekerjaan berupa tenaga profesional atau teknisi, tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, serta pejabat pelaksana dan tenaga tata usaha.

Baca Juga: Jumlah Pengangguran Indonesia Naik per Maret 2025

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

70% Publik Indonesia Pilih Beli Baju Baru Buat Lebaran, Apa Alasannya?

Survei menunjukkan bahwa 70% responden lebih memilih membeli pakaian baru untuk Hari Raya. Simak alasan di balik tren ini dan alternatif lainnya!

Produk Elektronik Jadi yang Paling Banyak Dicari di Pencarian Belanja Google 2024

Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian konsumen kini semakin dipengaruhi oleh eksposur digital, ulasan online, serta strategi pemasaran digital.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook